Brilio.net - Dalam bahasa Indonesia ada sebuah gaya bahasa yang digunakan untuk menambahkan daya tarik pada sebuah teks atau pidato, yaitu majas. Majas digunakan untuk memperkaya bahasa dan membuatnya lebih berwarna-warni, sehingga dapat menarik perhatian dan membangkitkan emosi serta perasaan pada para pendengar atau pembaca.
Majas sering digunakan dalam sastra, puisi, prosa, dan pidato. Tujuannya adalah untuk membuat teks atau pidato lebih hidup dan menarik perhatian pendengar atau pembaca. Penggunaan majas yang tepat dapat meningkatkan kesan estetika dan kualitas suatu karya sastra atau pidato, sehingga dapat lebih memikat dan menginspirasi audiens. Salah satu majas yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia adalah majas personifikasi.
BACA JUGA :
55 Contoh kata metafora, ketahui ciri-ciri dan jenisnya
Majas personifikasi adalah salah satu jenis majas atau gaya bahasa yang sering digunakan dalam puisi, prosa, dan teks sastra lainnya. Istilah personifikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu "persona" yang berarti "masker" atau "karakter". Majas personifikasi digunakan untuk memberikan sifat manusia atau karakteristik pada benda mati, hewan, atau fenomena alam.
Dalam majas personifikasi, benda mati atau hewan dianggap memiliki sifat-sifat manusia, seperti kemampuan berpikir, merasakan, dan berbicara. Contohnya, dalam puisi "Pohon Tua" karya Chairil Anwar, pohon tua di personifikasikan dengan memberikan sifat-sifat manusia, seperti meratap dan menangis.
Selain itu, masih banyak contoh yang bisa kamu pelajari tentang kata personifikasi, seperti 45 contoh kata personifikasi berikut, yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (2/3).
BACA JUGA :
35 Contoh kata bujukan, lengkap dengan penjelasan, ciri dan jenisnya yang mudah dipahami
Ciri-ciri majas personifikasi.
foto: pixabay.com
1. Memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan: majas personifikasi digunakan untuk memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan, seperti memberikan kemampuan berbicara atau berpikir pada objek tersebut.
2. Membuat objek yang dipersonifikasikan hidup: dengan memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan, majas personifikasi membuat objek yang dipersonifikasikan hidup dan memiliki karakteristik yang unik.
3. Membuat teks lebih menarik: majas personifikasi digunakan untuk membuat teks lebih menarik dan memikat pembaca dengan memberikan pengalaman atau pandangan baru tentang objek yang dipersonifikasikan.
4. Memperdalam makna atau pesan dalam teks: dalam beberapa kasus, majas personifikasi digunakan untuk memperdalam makna atau pesan dalam teks dengan memberikan karakteristik lebih mendalam pada objek yang dipersonifikasikan.
5. Sering digunakan dalam puisi dan teks sastra: majas personifikasi sering digunakan dalam puisi dan teks sastra, karena memberikan efek yang kuat pada pembaca dan menambah dimensi baru dalam pemahaman terhadap objek atau tokoh dalam cerita.
Jenis-jenis majas personifikasi.
foto: pixabay.com
Majas personifikasi adalah penggunaan atribut atau sifat manusia pada benda mati atau hewan. Berikut adalah beberapa jenis majas personifikasi:
1. Animisme: memberikan sifat manusia kepada benda mati seperti pohon, bunga, atau batu.
Contoh: "Pohon itu berkata-kata dengan suara lembut pada angin."
2. Prosopopeia: memberikan suara atau bicara pada benda mati atau hewan.
Contoh: "Hujan turun, meminta maaf atas kehadirannya yang tiba-tiba."
3. Alegori: memberikan makna filosofis atau moral pada benda mati atau hewan.
Contoh: "Kehidupan adalah seperti lautan yang gelombangnya naik dan turun."
4. Metafora personifikasi: menyamakan benda mati atau hewan dengan manusia.
Contoh: "Bulan tersenyum di malam hari."
5. Antropomorfisme: memberikan ciri-ciri fisik manusia pada hewan.
Contoh: "Kucing itu menatapku dengan pandangan tajam."
Contoh kata personifikasi.
foto: pixabay.com
1. Matahari terbenam dengan senyuman: memberikan sifat manusia (senyuman) pada benda mati (matahari).
2. Angin menderu memanggilku: memberikan sifat manusia (memanggil) pada fenomena alam (angin).
3. Hujan turun dengan lembut: memberikan sifat manusia (lembut) pada fenomena alam (hujan).
4. Langit meradang: memberikan sifat manusia (meradang) pada fenomena alam (langit).
5. Bunga tersenyum pada sinar matahari: memberikan sifat manusia (tersenyum) pada benda mati (bunga).
6. Duri meronta-ronta: memberikan sifat manusia (meronta-ronta) pada objek tajam (duri).
7. Es menari-nari di atas air: memberikan sifat manusia (menari-nari) pada benda mati (es).
8. Pohon-pohon bergoyang dalam angin: memberikan sifat manusia (bergoyang) pada benda mati (pohon).
9. Sungai mengalir menyejukkan hati: memberikan sifat manusia (menyejukkan hati) pada fenomena alam (sungai).
10. Api membakar dengan penuh semangat: memberikan sifat manusia (penuh semangat) pada benda mati (api).
11. Bumi menangis saat malam tiba: memberikan sifat manusia (menangis) pada benda mati (bumi).
12. Pelangi melengkapi suasana sore: memberikan sifat manusia (melengkapi) pada fenomena alam (pelangi).
13. Daun-daun berbisik di angin: memberikan sifat manusia (berbisik) pada benda mati (daun).
14. Malam tiba dengan hati yang tenang: memberikan sifat manusia (hati yang tenang) pada fenomena alam (malam).
15. Ombak mengamuk di laut: memberikan sifat manusia (mengamuk) pada fenomena alam (ombak).
16. Perahu berlomba-lomba mengejar pantai: memberikan sifat manusia (berlomba-lomba) pada benda mati (perahu).
17. Kupu-kupu menari di udara: memberikan sifat manusia (menari) pada serangga (kupu-kupu).
18. Petir menyambar dengan marah: memberikan sifat manusia (marah) pada fenomena alam (petir).
19. Batu-batu di pinggir sungai berbicara: memberikan sifat manusia (berbicara) pada benda mati (batu).
20. Bulan menyinari jalan setapak: memberikan sifat manusia (menyinari) pada benda mati (bulan).
21. Serangga-serangga bertebaran di taman: memberikan sifat manusia (bertebaran) pada serangga (serangga).
22. Bunga-bunga di taman melepaskan wangi yang menari-nari di udara: memberikan sifat manusia (menari-nari) pada wangi yang dihasilkan oleh bunga.
23. Air mata bumi mengalir: memberikan sifat manusia (mengalir) pada fenomena alam (air mata bumi).
foto: pixabay.com
24. Langit gelap meresapi hati: memberikan sifat manusia (meresapi hati) pada fenomena alam (langit).
25. Daun-daun terjatuh dengan sedih: memberikan sifat manusia (sedih) pada benda mati (daun).
26. Kicauan burung membuat hati tenang: memberikan sifat manusia (membuat hati tenang) pada hewan (burung).
27. Rumput bergoyang di angin malam: memberikan sifat manusia (bergoyang) pada benda mati (rumput).
28. Mentari terbit dengan semangat: memberikan sifat manusia (semangat) pada benda mati (mentari).
29. Jeram-jeram di sungai berteriak riang: memberikan sifat manusia (berteriak riang) pada fenomena alam (jeram-jeram).
30. Hutan memeluk kita dengan lembut: memberikan sifat manusia (memeluk) pada benda mati (hutan).
31. Awan mengelilingi gunung dengan penuh cinta: memberikan sifat manusia (penuh cinta) pada fenomena alam (awan).
32. Langit biru menyambut pagi dengan suka cita: memberikan sifat manusia (suka cita) pada fenomena alam (langit biru).
33. Ombak tenang membelai pantai: memberikan sifat manusia (membelai) pada fenomena alam (ombak).
34. Kupu-kupu mengejar impian di taman: memberikan sifat manusia (mengejar impian) pada serangga (kupu-kupu).
35. Bunga-bunga di taman tersenyum manis: memberikan sifat manusia (tersenyum manis) pada benda mati (bunga).
36. Awan-awan berjalan pelan di langit biru: memberikan sifat manusia (berjalan pelan) pada fenomena alam (awan-awan).
37. Hujan lebat membasahi bumi dengan riang: memberikan sifat manusia (dengan riang) pada fenomena alam (hujan lebat).
38. Petir membelah malam dengan garang: memberikan sifat manusia (garang) pada fenomena alam (petir).
39. Rumput hijau melambai-lambaikan daunnya: memberikan sifat manusia (melambai-lambaikan) pada benda mati (rumput).
40. Kucing menatap dengan pandangan tajam: memberikan sifat manusia (pandangan tajam) pada hewan (kucing).
41. Taman menggenggam cinta dalam tiap-tiap bunga: memberikan sifat manusia (menggenggam cinta) pada benda mati (taman).
42. Embun pagi menyapa dengan ramah: memberikan sifat manusia (menyapa dengan ramah) pada fenomena alam (embun pagi).
43. Hujan deras mencuci kotoran di jalanan: memberikan sifat manusia (mencuci) pada fenomena alam (hujan deras).
44. Cahaya bulan menyinari jalan setapak: memberikan sifat manusia (menyinari) pada fenomena alam (cahaya bulan).
45. Angin sepoi-sepoi menyampaikan kabar dari jauh: memberikan sifat manusia (menyampaikan kabar) pada fenomena alam (angin).