Brilio.net - Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat atau sikap penulis terhadap suatu isu atau permasalahan yang aktual dan relevan. Teks editorial biasanya ditulis oleh redaksi media massa, seperti surat kabar, majalah, atau website, untuk memberikan informasi, analisis, kritik, atau saran kepada pembaca.
Teks editorial juga bertujuan untuk memengaruhi opini publik atau mengajak pembaca untuk berpikir kritis dan bertindak sesuai dengan solusi yang ditawarkan. Salah satu kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan dalam menulis teks editorial adalah penggunaan kata populer.
BACA JUGA :
90 Contoh kata konkret dalam puisi lengkap dengan pengertian dan fungsinya
Kata populer adalah kata yang dikenal dan digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata populer digunakan dengan tujuan teks yang ditulis dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain itu, dengan menggunakan kata populer, pembaca lebih santai walaupun membaca teks yang penuh dengan fakta dan argumen kritis mengenai suatu permasalahan.
Nah supaya kamu memahami bagaimana contoh kata populer dalam teks editorial, brilio.net memberikan ulasan lengkap tentang pengertian, ciri, dan 45 contoh kata populer dalam teks editorial. Pada artikel ini juga akan disajikan ciri, contoh teks editorial, dan beberapa contoh kata populer dalam teks editorial. Pastikan disimak baik-baik penjelasannya ya.
Tunggu apa lagi? Yuk sama-sama simak 45 Contoh kata populer dalam teks editorial, yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (27/11).
BACA JUGA :
65 Contoh kata kerja pasif dalam Bahasa Indonesia, lengkap dengan pengertian contoh dan cara pakainya
Apa itu teks editorial?
foto: freepik.com
Teks editorial adalah jenis tulisan yang biasanya ditemukan di surat kabar, majalah, atau situs web berita yang memberikan opini atau pandangan mengenai suatu isu, peristiwa, atau topik tertentu. Teks ini sering ditulis oleh seorang editor atau penulis yang memiliki pengetahuan atau pengalaman khusus dalam bidang tertentu. Teks editorial bertujuan untuk memberikan sudut pandang, analisis, atau komentar terhadap suatu peristiwa atau isu terkini yang memengaruhi opini pembaca.
Ciri khas teks editorial melibatkan penggunaan bahasa yang persuasif, argumen yang mendalam, dan seringkali pendekatan subjektif. Meskipun berfokus pada opini dan pandangan penulis, teks editorial yang baik seharusnya tetap didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, teks editorial juga dapat mencakup saran atau rekomendasi terkait tindakan yang dapat diambil dalam menghadapi suatu masalah atau isu tertentu.
Sementara itu, struktur teks editorial terdiri dari tiga bagian, yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang. Pernyataan pendapat adalah bagian yang menyatakan sudut pandang penulis terhadap isu atau permasalahan yang diangkat. Argumentasi adalah bagian yang memberikan alasan atau bukti yang mendukung pernyataan pendapat. Penegasan ulang adalah bagian yang mengulangi atau memperkuat pernyataan pendapat dengan menggunakan kata-kata yang berbeda atau menambahkan saran atau rekomendasi.
Selanjutnya, untuk memahami apa itu teks editorial, simak contoh teks editorial sebagai berikut:
foto: freepik.com
Mengapa Vaksinasi Penting?
Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kesehatan dan perekonomian dunia. Hingga saat ini, belum ada obat yang pasti untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi salah satu cara yang diharapkan dapat mengendalikan penyebaran dan mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin atau cairan yang mengandung antigen (bagian dari virus atau bakteri) yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi adalah zat yang dapat melawan infeksi atau penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri tersebut. Dengan demikian, vaksinasi dapat memberikan perlindungan atau kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Vaksinasi Covid-19 memiliki manfaat yang sangat besar bagi individu dan masyarakat. Bagi individu, vaksinasi dapat menurunkan risiko terinfeksi, mengalami gejala berat, atau meninggal akibat Covid-19. Bagi masyarakat, vaksinasi dapat menurunkan angka penularan, mengurangi beban sistem kesehatan, dan mempercepat pemulihan ekonomi. Vaksinasi juga dapat membantu mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, yaitu kondisi di mana sebagian besar populasi telah memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit, sehingga penularan menjadi sangat rendah atau bahkan berhenti.
Namun, vaksinasi Covid-19 masih menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, seperti ketersediaan vaksin yang terbatas, distribusi vaksin yang tidak merata, dan penolakan vaksin yang disebabkan oleh ketakutan, kecurigaan, atau kesalahpahaman. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan media massa untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut.
Pemerintah harus bertanggung jawab untuk menyediakan, mendistribusikan, dan mengawasi vaksinasi Covid-19 secara adil, transparan, dan efektif. Pemerintah juga harus memberikan informasi yang akurat, jelas, dan mudah dipahami tentang vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat, serta menindak tegas segala bentuk penyebaran hoaks atau informasi palsu yang dapat merugikan masyarakat.
Masyarakat harus bersikap proaktif dan responsif dalam mengikuti vaksinasi Covid-19 sesuai dengan jadwal dan protokol yang ditetapkan. Masyarakat juga harus mencari informasi yang valid dan terpercaya tentang vaksinasi Covid-19 dari sumber yang kredibel, seperti Kementerian Kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atau media massa yang berintegritas. Masyarakat juga harus menghindari dan melaporkan segala bentuk hoaks atau informasi palsu yang dapat menyesatkan masyarakat.
Media massa harus berperan aktif dan profesional dalam menyajikan informasi yang objektif, edukatif, dan inspiratif tentang vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Media massa juga harus mengkritisi dan mengawasi kinerja pemerintah dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19, serta memberikan ruang bagi aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam vaksinasi Covid-19. Media massa juga harus menangkal dan mencegah penyebaran hoaks atau informasi palsu yang dapat merusak kepercayaan dan kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 adalah salah satu upaya yang penting dan strategis untuk mengatasi pandemi yang telah berkepanjangan ini. Vaksinasi Covid-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan media massa. Mari kita dukung dan ikuti vaksinasi Covid-19 dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, demi kesehatan dan kesejahteraan kita bersama.
Berdasarkan teks tersebut, terdapat beberapa contoh kata populer, misalnya:
- Pandemi: kata ini digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu penyakit menyebar luas di seluruh dunia dan menginfeksi banyak orang. Contoh: Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kesehatan dan perekonomian dunia.
- Vaksinasi: kata ini digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu proses pemberian vaksin atau cairan yang dapat memberikan perlindungan atau kekebalan terhadap suatu penyakit. Contoh: Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu cara yang diharapkan dapat mengendalikan penyebaran dan mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
Apa itu kata populer?
foto: freepik.com
Kata populer merujuk pada kata atau frasa yang umum digunakan atau dikenal oleh banyak orang dalam suatu bahasa atau budaya tertentu. Kata populer dapat berubah seiring waktu dan dapat bervariasi tergantung pada konteks, tren, atau perkembangan dalam masyarakat.
Dalam beberapa konteks, kata populer juga dapat merujuk pada kata atau frasa yang sedang tren atau sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, dalam konteks media sosial atau internet, kata-kata atau frasa tertentu bisa menjadi populer karena menjadi bagian dari meme, trend, atau bahkan karena penggunaan selebriti.
Jadi intinya, kata populer adalah kata atau frasa yang dikenal atau sering digunakan oleh banyak orang dalam suatu periode waktu tertentu. Contoh kata populer adalah:
- Influencer
Influencer adalah orang yang memiliki pengaruh besar di media sosial. Influencer sering digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk atau layanan mereka.
- Rebahan
Rebahan adalah istilah gaul yang mengacu pada aktivitas berbaring atau bersantai. Kata ini menjadi populer karena sering digunakan di media sosial untuk menggambarkan keinginan untuk bersantai atau tidak melakukan apa-apa.
- Wibu
Wibu adalah istilah yang mengacu pada orang yang menyukai budaya Jepang, terutama anime dan manga.
- Kerja remote
Kerja remote adalah istilah yang mengacu pada bekerja dari jarak jauh, tanpa harus pergi ke kantor. Kata ini menjadi populer karena pandemi COVID-19 yang mengharuskan banyak orang untuk bekerja dari rumah.
Sementara merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata populer adalah:
1. Dikenal dan disukai orang banyak (umum). Contoh: Lagu-lagu populer.
2. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah dipahami orang banyak. Contoh: Ilmu pengetahuan populer.
3. Disukai dan dikagumi orang banyak. Contoh: Pahlawan yang populer.
Ciri-ciri kata populer dalam teks editorial.
foto: freepik.com
Ciri-ciri kata populer dalam teks editorial adalah sebagai berikut:
1. Mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Kata-kata populer dalam teks editorial harus mudah dipahami oleh masyarakat luas, terlepas dari latar belakang pendidikan atau pengetahuan mereka. Hal ini karena teks editorial bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat umum, sehingga penggunaan kata-kata yang terlalu sulit atau khusus akan menghambat pemahaman pembaca.
2. Sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Kata populer dalam teks editorial sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, sehingga pembaca sudah familiar dengan makna dan penggunaannya. Hal ini membuat pembaca lebih mudah memahami pesan yang disampaikan dalam teks editorial.
3. Memiliki makna yang jelas dan tidak berambigu.
Kata populer dalam suatu teks editorial harus mempunyai makna yang jelas dan tidak berambigu, sehingga pembaca tidak akan mengalami kebingungan dalam menginterpretasikan pesan yang disampaikan.
4. Memiliki konotasi yang positif atau netral.
Selain beberapa poin di atas, kata populer pada teks editorial biasanya bersifat konotasi yang positif atau netral, sehingga tidak menimbulkan kesan negatif atau menyinggung pembaca. Hal ini penting untuk menjaga objektivitas dan kredibilitas teks editorial.
5. Efektif dalam menyampaikan pesan.
Kata-kata yang efektif juga penting dalam sebuah teks dalam bahasa Indonesia, terutama ketika membahas suatu topik atau isu. Begitu pula dengan kata populer dalam teks editorial yang harus efektif dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Hal ini berarti kata-kata yang dipilih harus mampu membangkitkan emosi dan mendorong pembaca untuk berpikir kritis tentang isu yang dibahas.
Contoh kata populer dalam teks editorial.
foto: freepik.com
1. Penting - Memprioritaskan sesuatu yang memiliki dampak atau nilai yang signifikan.
2. Kontroversial - Menciptakan perdebatan atau pertentangan, seringkali terkait dengan opini yang berbeda.
3. Relevan - Berkaitan erat atau sesuai dengan situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung.
4. Inovatif - Mengacu pada sesuatu yang baru, kreatif, atau menciptakan solusi baru.
5. Kritis - Melibatkan evaluasi mendalam atau analisis yang serius terhadap suatu isu.
6. Perluasan - Membahas pengembangan atau pertumbuhan suatu konsep atau isu.
7. Kolaboratif - Menekankan pada kerjasama dan interaksi bersama untuk mencapai tujuan.
8. Progresif - Berkaitan dengan kemajuan, perkembangan, atau perubahan positif.
9. Eksklusif - Memiliki karakteristik atau informasi yang tidak umum atau tidak mudah diakses.
10. Transformatif - Menciptakan perubahan besar atau transformasi dalam suatu situasi.
11. Risiko - Mengacu pada kemungkinan konsekuensi buruk atau tantangan yang harus dihadapi.
12. Fenomenal - Luar biasa atau menakjubkan dalam skala atau dampaknya.
13. Menantang - Mendorong pemikiran kritis atau tindakan yang tidak biasa.
14. Dampak - Merujuk pada efek atau pengaruh yang dimiliki oleh suatu tindakan atau kebijakan.
15. Paradoks - Situasi yang bertentangan atau tampaknya tidak masuk akal.
16. Mandiri - Mendorong kemandirian atau otonomi dalam suatu konteks.
17. Rasional - Didasarkan pada pemikiran logis dan masuk akal.
18. Reflektif - Mengajak untuk merenung atau memikirkan kembali suatu topik atau pengalaman.
19. Holistik - Memahami atau mempertimbangkan sesuatu secara menyeluruh, melibatkan semua aspek.
20. Resilien - Berkaitan dengan kemampuan untuk pulih atau bertahan dari kesulitan.
21. Transformasional - Terkait dengan perubahan yang mendalam atau fundamental.
22. Terobosan - Pencapaian atau penemuan baru yang signifikan.
23. Konsisten - Mempertahankan atau mengikuti pola yang stabil dan dapat diandalkan.
24. Eksploratif - Mendorong untuk menjelajahi atau menyelidiki lebih dalam.
25. Multifaset - Memiliki banyak aspek atau dimensi.
26. Optimis - Mempunyai sikap yang positif atau harapan yang baik terhadap sesuatu.
27. Dinamis - Berkaitan dengan perubahan, gerakan, atau aktivitas yang terus-menerus.
28. Interaktif - Melibatkan partisipasi dan keterlibatan dua arah.
29. Interkoneksi - Berkaitan atau saling terhubung satu sama lain.
30. Adaptif - Mampu beradaptasi dengan perubahan atau situasi baru.
31. Pemberdayaan - Meningkatkan kekuatan atau otonomi individu atau kelompok.
32. Integratif - Menggabungkan atau menyatukan dalam suatu kesatuan.
33. Efektif - Mencapai hasil yang diinginkan atau mencapai tujuan dengan baik.
34. Sustainable - Berkelanjutan atau dapat bertahan dalam jangka panjang.
35. Eksponensial - Meningkat secara signifikan atau berlipat ganda.
36. Proaktif - Bertindak di muka atau sebelum timbulnya suatu peristiwa.
37. Kreatif - Menciptakan sesuatu yang baru atau orisinal.
38. Revolusioner - Melibatkan perubahan besar atau revolusi.
39. Strategis - Berencana dengan cermat atau berorientasi pada strategi.
40. Holokratis - Terkait dengan model manajemen yang mendistribusikan keputusan secara merata.
41. Kolosal - Sangat besar atau monumental dalam ukuran atau dampaknya.
42. Fleksibel - Dapat beradaptasi atau berubah sesuai kebutuhan.
43. Evolutif - Mengalami perubahan atau perkembangan seiring waktu.
44. Inspiratif - Memberikan inspirasi atau dorongan positif.
45. Antisipatif - Mampu meramalkan atau bersiap menghadapi kemungkinan masa depan.