Brilio.net - Pantun sudah jadi karya sastra yang begitu lekat dalam budaya masyarakat Indonesia. Nggak hanya suku Betawi, pantun juga begitu lekat dengan tradisi Melayu. Pantun memiliki persamaan dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang berarti pari dan dalam bahasa Melayu disebut paribasa atau peribahasa.
Pantun pertama kali dibukukan oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Dia adalah seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Pantun juga pertama kali muncul dalam sejarah melayu dan hikayat popular yang disisipkan dalam syair-syair seperti Ken Tambunan.
BACA JUGA :
45 Pantun pembuka pidato, menginspirasi sekaligus menghidupkan suasana
Pantun Melayu terdiri dari empat baris dengan rima silang (a-b-a-b) dan biasanya memiliki dua bagian, sampiran (dua baris pertama) dan isi (dua baris terakhir). Pantun Melayu memiliki banyak fungsi sebagai sarana komunikasi, pendidikan dan penyampaian nilai-nilai, hiburan, dan pengikat sosial.
Nah, biar kamu tidak penasaran seperti apa pantun Melayu yang menghibur, berikut brilio.net merangkum dari berbagai sumber pada Senin (20/5), 45 pantun Melayu menarik dan menghibur, sarat akan makna.
Pantun Melayu
BACA JUGA :
75 Pantun berbalas 2 orang, lucu dan menghibur cocok untuk seru-seruan bareng teman
foto: freepik.com
1. Duduk santai di serambi
Melihat pakcik minum berdiri
Bercermin ria sehabis mandi
Terkejut hati lihat diri sendiri.
2. Emak lentik pandai menari
Tanpa letih kayak mak lampir
Nian cantik wajahmu hari ini
Abang nak pinjam uang buat traktir.
3. Anak monyet mencuri bugis
Matanya pedih kena jelatang
Awak tertawa saya menangis
Kekasih pergi dibawa orang.
4. Dari Johor hingga Abung Semuli
Pulangnya membeli pisang muli
Makan yang lahap siapa peduli
Yang penting perut penuh kembali.
5. Pisau tajam ukir nama belati
Tak jadi dilempar karena dehaman
Berhajat megah inginnya hati
Teruna kami menyisir teman.
6. Jalan dari Rokan ke Indragiri
Menenteng tinta ke Kuala Linggi
Bolehlah awak rehatkan diri
Esok akan bersua lagi.
7. Dalam diam abang berkayuh
Takut hati dikejar buaya
Saban malam saya mengeluh
Karena awak sudah berpunya.
8. Listrik padam tak punya lilin
Jadilah rumah gelap gulita
Menari adat menghadap pengantin
Sambil terpesona muka jelita.
9. Pergi ke Bangka membawa ikan
Ikan didapat dari lautan
Penuh berkah bulan Ramadhan
Kata maaf saya haturkan.
10. Ke kota sebelah hadiri rapat
Jalannya sulit sampai sakit kaki
Datang ke orang ada hajat
Ingin ungkapkan hasrat hati.
11. Alangkah elok emas dan intan
Mencarinya setengah mati
Kelompok lanun pergi ke lautan
Tidak tahu apa yang dicari.
12. Ingin hati memakan kari
Kari cendawan batang keladi
Girang hati tidak terperi
Bertemu adik yang baik budi.
13. Bunga dedap di atas para
Anak dusun pasang pelita
Kalau tersilap tutur bicara
Jemari mengait maaf dipinta.
14. Adik abang amatlah kemayu
Padahal dirinya biasa saja
Perut keroncongan bak orkes melayu
Menyanyikan lagu bunga seroja.
15. Pakcik maksim berkedip mata
Bercanda mesra sambil sembunyi
Kelompok lanun memegang senjata
Bukannya merampok malah bernyanyi.
16. Ribut sekali pakcik arisan
Suara ramai macam cambukan cemeti
Kalau hanya bermalasan
Entah jadi apa hidupmu nanti.
17. Orkes Melayu tampil di sini
Banyak orang bersuka ria
Hendak jadi apa awak ini
Sekolah tak tamat salat pun lupa.
18. Alangkah ramah makcik menyapa
Manis senyumnya macam gula
Sudahlah wajah buruk rupa
Tidak tahu adat pula.
19. Beli sepatu buat tertekan
Harga besar dengan nol banyak biji
Dengan bersama lekas berjalan
Menggapai negara baik yang diimpikan.
20. Menanam bunga hingga setaman
Hasilnya dijual demi keuntungan
Kalah sejak tidak bersanding
Janji baiknya segera ditegakkan.
Pantun Melayu menarik
foto: freepik.com
21. Kaki berlari mengejar belalang
Belalang dapat rupanya jantan
Mana yang elok bawalah pulang
Tapi yang buruk tolong tinggalkan.
22. Dapat batu ternyata bertuah
Bapak melihat malah marah
Apa arti Melayu beradat
Hidup berdampingan dengan mufakat.
23. Mata ikan jelalatan
Sungguh nyata terpampang
Abang tetap jadi panutan
Meski hanya buaya belang.
24. Pergi ke kota mengasah pedang
Hujan mengguyur jalan pun licin
Rupa dan harta memanglah kurang
Gunakan ilmu jadi penyempurna diri.
25. Makan buah terasa sepat
Jika masa rasanya enak serunding
Cinta ada untuk mengikat
Sampai pelaminan terus bersanding.
26. Pakcik dan makcik saling berkedip mata
Bercanda mesra sambil makan kue serabi
Sekelompok Lanun memegang senjata
Dikira hendak merampok malah bernyanyi.
27. Alangkah elok emas dan intan
Mencari logam itu setengah mati
Kelompok lanun berlayar ke lautan
Tak tau apa yang ia cari.
28. Saling tegur sapa saat berpapasan
Senyum mengembang diantara mereka
Sudahlah tak tampan rupawan
Kelakuan macam setan pula.
29. Ingin hati memakan kari
Kari cendawan batang keladi
Girang hati tidak terperi
Bertemu adik yang baik budi.
30. Bunga dedap di atas para
Anak dusun pasang pelita
Kalau tersilap tutur bicara
Jemari mengait maaf dipinta.
31. Para berandal pembuat rusuh
Kemana polisi yang harusnya menangkapnya
Mengenakan safari kebesaran dan lusuh
Ternyata dari datuk juga.
32. Telah pulang ke tanah melayu sang Haji
Bawa kopiah putih dan buah tangannya
Sudahlah tak pandai mengaji
Dengan orang tua melawan pula.
33. Alangkah ramah Cik Gu menyapa
Manis senyumnya macam gula
Sudahlah buruk rupa
Tak tahu adat pula.
34. Berjalan kaki menuju Jimbaran
Cuaca hujan segera muncul pelangi
Alangkah senangnya menyambut lebaran
Keluarga besar datang mengunjungi.
35. Mengait benang dengan peniti
Hati-hati terkena jemari
Gembiranya perasaan hati
Melihat anak cucu datang kemari.
Pantun Melayu menghibur
foto: freepik.com
36. Ribut sekali makcik arisan
Suara liar macam cambukan cemeti
Jika hanya bermalasan
Entah bagaimana hidupmu nanti.
37. Nenek sudah sangat tua
Merajut kain sambil batuk-batuk
Lalu apa yang kau punya
Semua yang kau pakau milik datuk.
38. Bangsawan Jawa bernama priyayi
Bangsawan melayu entah apa namanya
Sekelompok lanun bernyanyi-nyanyi
Alangkah gembiranya hati mereka.
39. Penyayi orkes melayu jatuh terpelanting
Benar-benar jatuh bukan gurauan
Kukatakan satu hal yang penting
Kau pun tak tampan kawan.
40. Hendak ke Johor begitu kutanya
Seorang musafir pergi seorang diri
Kuajukan cermin ke depan wajahnya
Dia pun ngeri melihat rupa sendiri.
41. Membawa gandum dan padi sekarung
Sang datuk malang membawa sambil batuk-batuk
Pergi ke surau memakai sarung
Sarung kebesaran warisan datuk.
42. Bangsawan Jawa bernama priyayi
Bangsawan melayu entah apa namanya
Sekelompok lanun bernyanyi-nyanyi
Alangkah gembiranya hati mereka.
43. Orkes melayu gambus tampil disini
Banyak orang bersuka cita
Hendak jadi apa kau ini
Sekolah tak tamat shalat pun kau lupa.
44. Anggota laskar pelangi bernama Harun
Meski ia begitu namun elok hatinya
Sekelompok lanun mencari harta karun
Tak tahu pasti dimana berada.
45. Duduk-duduk santai di serambi
Minum teh tak baik sambil berdiri
Bercermin ria sehabis mandi
Tergaget ngeri melihat rupa sendiri.
Tips berpantun ala Melayu
Berpantun ala Melayu adalah seni lisan yang kaya akan tradisi dan keindahan kata-kata. Dalam budaya Melayu, berpantun bukan sekadar hiburan, tetapi juga cara untuk menyampaikan pesan, nasihat, atau perasaan dengan indah dan halus. Pantun Melayu memiliki struktur empat baris dengan rima silang yang mengandung makna mendalam dan irama yang memikat.
Untuk menguasai seni berpantun ala Melayu, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang bahasa, kosakata, dan budaya, serta kreativitas dalam menyusun kata-kata yang mengalir secara harmonis. Dengan menghargai nilai-nilai tradisional dan mengekspresikan kreativitas dalam berpantun, seseorang dapat memperkaya dan memperindah warisan budaya Melayu yang kaya dan unik.
Adapun cara berpantun ala Melayu bisa dengan memahami struktur pantun, pelajari kosakata bahasa Melayu, kreativitas dalam pengungkapan, lengkapi dengan iringan musik atau latar belakang budaya, latihan rutin berinteraksi, pertahankan nilai-nilai budaya adat Melayu, dan teruslah belajar dan berkembang.