Brilio.net - Di era media sosial ini setiap orang bebas mengekspresikan dirinya. Di mana kamu bebas mengunggah foto, video, atau kata-kata inspiratif lainnya. Ya, bisa dibilang media sosial tak hanya sebagai saran komunikasi saja tetapi sebagai wadah untuk bertukar pikiran atau menunjukkan eksistensi diri. Termasuk membuat kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA.
Ya, Whatsapp (WA) merupakan salah satu alat komunikasi yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Melalui fitur status di WA kamu bisa berbagi aktivitas sehari-hari layaknya media sosial lainnya. Selain itu, ada juga yang memanfaatkan status WA untuk mempromosikan bisnisnya.
BACA JUGA :
11 Potret rumah mewah Bunga Citra Lestari, fasilitasnya serba ada bikin nggak mau ke mana-mana
Selain itu, kamu juga berbagi kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, melalui kata-kata lucu bahasa Jawa ini bisa menghibur diri sendiri. Nggak hanya itu, kamu juga bisa menghibur orang-orang yang di daftar kontak mu. Ketika orang lain terhibur secara langsung kamu membuat ikatan diantara orang-orang.
Jadi, jangan ragu ya untuk membuat kata-kata lucu buat status WA ini. Berikut ini 65 contoh kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, kocak bikin terhibur dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (17/1).
Kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, auto bikin terhibur.
BACA JUGA :
85 Pantun untuk sahabat, lucu tapi maknanya dalam bikin pertemanan makin akrab
foto: freepik.com
1. "Ora mbayar WIFI, sampeyan sing diro koneksi ati-ati yo." (Tidak membayar WIFI, kamu yang diro koneksi hati-hati ya.)
2. "Mangan sambel pete yo mambu sambel tumpang." (Makan sambal pete itu seperti hidup mambu sambel tumpang.)
3. "Nang mripate mesti ngakoni, nang FB mesti nglewati." (Di dunia nyata harus diakui, di Facebook harus dilewati.)
4. "Pengen diombe, yen mlebu balai jebule, iki balai jebule ngendi?" (Pengen minum, kalau masuk toko selalu diomelin, ini toko omelin ke mana?)
5. "Wis tak tawakal, nang asrama malah dimuntirae." (Sudah tawakal, di asrama malah dipusingkan.)
6. "Ngombe kopi wae mesti ngewangi, biar ora ngantuk nang sare." (Minum kopi saja harus beraroma, supaya tidak mengantuk di pagi hari.)
7. "Wis dadi guru, ngaji malah teko wadon." (Sudah jadi guru, ngaji malah pusing urusan wanita.)
8. "Ulan-ulan mesti nang ati, ora nang kampung halaman." (Hujan-hujanan harus di hati, tidak di kampung halaman.)
9. "Sopo wong'e nggedubake gombale, sing liyane arep mules." (Siapa yang nggedubak (menolak) gombalannya, yang lain langsung mules.)
10. "Rambute loro, ati mung loro." (Rambut bisa dua, hati hanya satu.)
11. "Cangkem nek mikir, nang prawan mikir keras." (Nongkrong kalau mikir, di depan perawan mikir keras.)
12. "Ora ono sing mlebu, lha sing mbokep ra ana sing ono." (Tidak ada yang masuk, tapi yang berbau mbokep tidak ada yang tidak ada.)
13. "Koyo nyolong sepeda, nggak bakal iso mbayar parkir." (Seperti mencuri sepeda, tidak akan bisa membayar parkir.)
14. "Koyo cilik mung ngguyu, koyo gedhe malah malang melintang." (Seperti anak kecil hanya berkutat, seperti orang dewasa malah malang melintang.)
15. "Wis cokot duit, nang warung ra ono sing tak doyan." (Sudah habis uang, di warung tidak ada yang saya sukai.)
16. "Aku iso nglali, aku mung numpak motor C70." (Aku bisa melupakan, aku hanya naik motor C70.)
17. "Sopo sing ngguyu nang banyu, sing leren malah nggebuk kacang." (Siapa yang berkutat di air, yang tidak tahu malah memukul kacang.)
18. "Sopo sing mbangun gedung, seng penting yo wes pintar mbangun ati." (Siapa yang membangun gedung, yang penting sudah pintar membangun hati.)
19. "Mangan bakso nang warung pakde, akhire mangan bakso nang warung tante." (Makan bakso di warung pakde, akhirnya makan bakso di warung tante.)
20. "Rokokmu tambah gede, manganmu tambah lalit." (Rokokmu tambah besar, makanmu tambah kecil.)
Kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, bikin lega dikala galau.
foto: freepik.com
21. "Ora bisa nyekar, wong galau isih duwe karoekan." (Tidak bisa nyekar, orang galau masih punya kekurangan.)
22. "Sakit gigi yo kaya tresna, mesti ditemu ngaji mumpung masih karoekan." (Sakit gigi itu seperti cinta, harus ditemui ngaji selagi masih punya karoekan.)
23. "Jarene maneh mbok yojo mangan, nang dalem ate dadi indah." (Biasanya kalau lagi galau makan, dalam hati jadi indah.)
24. "Lho kok berasa mboten mangan meneh, ate nang dalem uga ora indah?" (Eh, kok rasanya tidak makan lagi, hati di dalam juga tidak indah?)
25. "Lali nganggo kaca mata, mabur ngguyu nang balong." (Lupa pakai kacamata, malah pergi ke sumur.)
26. "Mleset ae wis ngombe susu, ternyata sing mbrojol gula bukan kereta api." (Mleset saja setelah minum susu, ternyata yang muncul gula, bukan kereta api.)
27. "Rumus galau: jarene mangan entek sambel, koyo nyekar entek bunga." (Rumus galau: biasanya makan pedas-pedas, seperti nyekar entek bunga.)
28. "Nang dalam ati bosen, mesti ditonton 'stand up comedy' buat nyenengno." (Di dalam hati bosan, harus ditonton 'stand up comedy' biar ketawa.)
29. "Wes dipindah nggon kaca mata, mabur turu nang kamar mandi." (Sudah dipindah pakai kacamata, malah tertidur di kamar mandi.)
30. "Galau iki mesti dihadepi, koyo lagi mati lampu, 'mbah googel' tak coba." (Galau ini harus dihadapi, seperti lagi mati lampu, 'mbah Google' aku coba.)
31. "Ora tahan nang ono bae-bae, mestine iso melu 'pempek' biar adem." (Tidak tahan di mana-mana, harus bisa melu 'pempek' biar adem.)
32. "Pernah dengar kabar gembira? Aku 'takutnya' itu hanyalah legenda." (Pernah dengar kabar gembira? Aku 'takutnya' itu hanya legenda.)
33. "Mung sambat ora iso ngajak mangan, kelepasan akal nang endi kui?" (Hanya bingung tidak bisa mengajak makan, kelepasan pikiran di mana ini?)
34. "Mangan ning wong sugih, ngene jarene endok mangan ning wong bungkem." (Makan di tempat orang kaya, begini rasanya makan di tempat orang miskin.)
35. "Cukup mikir, ora usah nang miro, nang atimu wae risikonya." (Cukup mikir, tidak perlu ke kuburan, risikonya hanya di hatimu.)
36. "Wong tuwo ora bisa mlaku, aku kok iso mlarat nang lucu." (Orang tua tidak bisa lari, aku kok bisa lari ke lucu.)
37. "Lali ngombe kopi, rokok nyala-nyala, terus nyari kabeh sing jenenge 'bahagia'." (Lupa minum kopi, rokok menyala-nyala, terus mencari semua yang namanya 'bahagia'.)
38. "Ngopi nang warung, ora ono sing mbayar, wong galau wae mangan ngene gratis." (Ngopi di warung, tidak ada yang bayar, orang galau saja makan gratis seperti ini.)
39. "Wes diguyur enem, koyo galauku makin edan, iki enem ya 'konco' enem." (Sudah diguyur hujan, seperti galauku makin kumat, ini hujan ya 'sahabat' hujan.)
40. "Nang kantor nangis, nang rumah ketawa, yekan iso yo dicampurane." (Di kantor menangis, di rumah tertawa, begitu bisa dicampurkan.)
41. "Ora mangan sing sederhana, tak golek sing ndedelok kowe." (Tidak makan yang sederhana, aku mencari yang bisa menyenangkan dirimu.)
42. "Galau iki koyo sambel, ra ono sing iso mbukakno, njaluk ae ning wong sing sudi." (Galau ini seperti sambal, tidak ada yang bisa membukanya, minta saja pada orang yang mau.)
Kata-kata lucu bahasa Jawa buat status WA, menghibur teman yang sedang patah hati.
foto: freepik.com
43. "Ngene wae sing males-males nang dino minggu. Ra usah mikir, yo nyebongae to dino Senin." (Begini saja yang malas-malasan di hari Minggu. Tak usah mikir, ya dibahas nanti di hari Senin.)
44. "Wes nyebut pacar nang mburi, lelembut atimu tansah seneng kok." (Sudah menyebut pacar di belakang, kelembutan hatimu tetap senang kok.)
45. "Lha, kalo diwoco wong liyo, mending nangis ndak keno salah banget to?" (Eh, kalau dipilih orang lain, mending nangis nggak kena salah banget kan?)
46. "Mlaku nang pasar ngombe kopi, mesti nangis, bae." (Berjalan ke pasar minum kopi, harus nangis saja, biar enak.)
47. "Kangenmu kaya gula, kadang manis, kadang ningali, kadang kesinggung." (Kangenmu seperti gula, kadang manis, kadang nyeleneh, kadang bikin kesinggung.)
48. "Yen bener 'mbah googel', yo onok pancenane. Kok malah mbayar utang piye iki?" (Kalau bener 'mbah Google', ya pasti ada caranya. Eh, kok malah membayar utang bagaimana ini?)
49. "Pacarmu kaya panci, ra bisa disek bekno kok yo." (Pacarmu seperti panci, tidak bisa dicuci bersih gitu.)
50. "Wong mlayu, iso milih kue, wong kesel, iso milih carane nangis." (Orang pilih-pilih kue, orang kesal, pilihannya cuma cara nangis.)
51. "Ora mangan nasi kariyo meneh, koyo mlebu warung ra ono sing gendeng." (Tidak makan nasi malah gendeng, seperti masuk warung tidak ada yang menarik.)
52. "Koyo pisang, isih enak, wes kalah, iso dibawa-bawa." (Seperti pisang, masih enak, sudah kalah, bisa dibawa-bawa.)
53. "Mangan tempe gembul, rasa cinta iki mesti gede-gede turu." (Makan tempe gembul, rasa cinta ini harus besar-besar turun.)
54. "Lha, meneh galau karo tempe, iyo iku takono si mbah Google jarene." (Eh, lagi galau sama tempe, iya itu dikasih tahu si mbah Google.)
55. "Kangenmu kaya ketan, susah diurai, kerasa sampai ke hati." (Kangenmu seperti ketan, sulit diurai, terasa sampai ke hati.)
56. "Sugeng ndalu, piye kabare? Wes entek kabeh, nangis terus to? (Selamat sore, gimana kabar? Udah nangis terus ya?)
57. "Galonmu sering mampet? Yo wis, jan kowe yang koyok panci wong tansah cerewet." (Galonmu sering macet? Ya sudah, jangan kayak panci orang selalu cerewet.)
58. "Mangan coklat, nggak takono sing kerasa, sing kerasa ngene to kowe." (Makan coklat, tidak tahu yang enak, yang enak seperti ini kamu.)
59. "Pacaran karo wong seng nyebelin koyo lalat nang kue gandos." (Pacaran dengan orang yang menyebalkan seperti lalat di kue gandos.)
60. "Yen lagi galau, wis beneran iso nangis, mesti nangis ae, ra usah nangis-nangis." (Kalau lagi galau, sudah benar-benar bisa nangis, harus nangis saja, tidak usah nangis-nangis.)
61. "Koyo pecel, pait-pait, tapi nduweni gula." (Seperti pecel, pahit-pahit, tapi punya gula.)
62. "Aku yo ra ngerti, ngerti wes ngerti ra ono, piye to iki." (Aku juga tidak tahu, tahu sudah tahu tidak ada, bagaimana ini.)
63. "Nangis-nangis mbiyen malah enak, yo gur mbiyen koyok pecel sing enak." (Nangis-nangis kemarin malah enak, ya sudahlah kemarin seperti pecel yang enak.)
64. "Kadang milih-milih pacar, mungkin lebih enak jajanan di pasar." (Kadang memilih-milih pacar, mungkin lebih enak jajanan di pasar.)
65. "Mangan coklat koyok mangan ati, ra takoni sing beneran." (Makan coklat seperti makan hati, tidak tahu yang asli.)