Brilio.net - Menjadi mahasiswa jurusan Pendidikan bukanlah perjalanan yang mudah. Tugas-tugas akademis yang menumpuk, beban praktik mengajar, serta tekanan untuk menjadi teladan bagi siswa di masa depan dapat memberikan stres yang luar biasa. Belum lagi ekspektasi dari dosen, teman, dan diri sendiri yang kadang terasa membebani. Untuk menjaga keseimbangan antara tuntutan akademis dan kesehatan mental, menemukan cara yang sehat untuk melepaskan stres sangatlah penting.
Salah satu cara yang terbukti efektif adalah dengan terlibat dalam kegiatan volunteer. Aktivitas sukarela ini bukan hanya memberikan pengalaman berharga dan menambah soft skills, tetapi juga mampu meredakan tekanan yang sering kali dirasakan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan. Lewat volunteer, mahasiswa dapat menemukan arti lebih dari sekadar mengejar nilai atau memenuhi syarat kelulusan. Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk berbagi dengan sesama, merasakan kebahagiaan lewat aksi kecil yang bermakna, serta memperkuat rasa empati.
BACA JUGA :
5 Pekerjaan sampingan untuk mahasiswa keguruan, bisa jadi pengajar privat gaji berlipat
Mengikuti kegiatan volunteer tak hanya berdampak positif pada orang lain, tetapi juga memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan mental mahasiswa. Berikut ini adalah tujuh alasan mengapa mahasiswa jurusan Pendidikan sebaiknya melibatkan diri dalam kegiatan volunteer untuk menjaga keseimbangan emosi dan mental mereka.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Ulasan Buku Becoming oleh Michelle Obama: Perjalanan inspiratif mantan ibu negara
1. Meningkatkan rasa percaya diri
Saat mahasiswa jurusan Pendidikan terjun dalam kegiatan volunteer, mereka akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Menghadapi berbagai situasi yang berbeda dalam dunia sukarelawan dapat membantu mereka keluar dari zona nyaman. Pengalaman berinteraksi, bekerja sama, dan memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan orang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri. Bukan hanya di bidang akademis, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan personal. Melalui volunteer, mereka akan menyadari bahwa kontribusi kecil yang dilakukan memiliki dampak besar, yang pada akhirnya meningkatkan self-worth.
2. Mengurangi stres dan kecemasan
Tekanan akademis sering kali membuat mahasiswa merasa cemas dan kewalahan. Namun, dengan mengikuti kegiatan volunteer, mereka dapat meredakan stres melalui aktivitas yang bermanfaat. Ketika membantu orang lain, otak melepaskan hormon dopamin yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Rasa bahagia ini membantu mengurangi perasaan cemas dan membuat mahasiswa merasa lebih ringan. Melalui volunteer, mereka dapat melupakan sejenak beban tugas dan mendapatkan perspektif baru tentang kehidupan, yang secara alami meredakan tekanan mental.
3. Memperkuat empati dan keterhubungan sosial
foto: freepik.com
Empati adalah kemampuan penting bagi seorang calon guru. Melalui volunteer, mahasiswa jurusan Pendidikan dapat memperkuat kemampuan ini dengan melihat dan memahami tantangan yang dihadapi oleh orang lain. Kegiatan sukarelawan sering kali mempertemukan mahasiswa dengan komunitas yang kurang beruntung atau membutuhkan bantuan. Dengan langsung terlibat dalam membantu mereka, mahasiswa dapat lebih memahami kondisi sosial yang ada di sekitarnya, sekaligus membangun hubungan sosial yang lebih kuat dan penuh makna. Rasa terhubung dengan orang lain ini memberikan rasa kepuasan emosional yang positif.
4. Memberikan rasa tujuan yang lebih besar
Sering kali mahasiswa merasa terjebak dalam rutinitas harian yang monoton dan kehilangan motivasi. Namun, terlibat dalam kegiatan volunteer memberikan rasa tujuan yang lebih besar. Mereka akan merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kebaikan orang lain. Rasa ini akan memberikan semangat baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta menambah makna dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
5. Mengembangkan soft skills yang berguna dalam dunia kerja
Selain manfaat emosional, volunteer juga membantu mengasah soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen waktu. Soft skills ini sangat penting bagi mahasiswa jurusan Pendidikan, karena kelak mereka akan menjadi pengajar yang harus mampu memimpin kelas dan berkomunikasi dengan baik. Keterampilan ini juga bisa menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan, karena menunjukkan bahwa mereka mampu bekerja dalam tim dan memiliki inisiatif.
6. Memberikan pengalaman dunia nyata
foto: freepik.com
Melalui volunteer, mahasiswa akan terpapar dengan berbagai realitas kehidupan yang mungkin tidak mereka temui di lingkungan kampus. Hal ini memberikan pengalaman dunia nyata yang berharga, di mana mereka dapat melihat langsung permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Pengalaman ini akan menjadi bekal penting bagi calon guru dalam memahami kondisi sosial yang beragam dan kompleks, yang nantinya akan berguna saat mengajar di sekolah. Volunteer juga mengajarkan mahasiswa untuk lebih peka terhadap permasalahan sosial dan mencari solusi nyata bagi masyarakat.
7. Menemukan komunitas pendukung
Ketika terlibat dalam kegiatan volunteer, mahasiswa akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan nilai yang sama. Komunitas ini bisa menjadi sumber dukungan emosional, di mana mahasiswa bisa berbagi cerita, pengalaman, dan perasaan. Terlibat dalam komunitas seperti ini memberikan rasa memiliki dan keamanan emosional, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Mereka akan merasa bahwa ada orang-orang di sekitarnya yang siap mendukung, baik dalam hal akademis maupun non-akademis.
Menjaga kesehatan mental selama masa kuliah adalah prioritas yang sering kali terlupakan. Padahal, dengan terlibat dalam kegiatan volunteer, mahasiswa jurusan Pendidikan dapat memperoleh manfaat yang tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi mereka, tetapi juga pada karier mereka di masa depan. Volunteer bukan hanya tentang membantu orang lain, tetapi juga cara efektif untuk menemukan kembali kebahagiaan, kedamaian, dan keseimbangan dalam hidup.
Volunteer memberikan kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan berkembangbaik sebagai individu maupun calon guru. Di tengah rutinitas akademis yang padat, menemukan waktu untuk volunteer mungkin terasa sulit. Namun, manfaat jangka panjang yang diberikan jauh lebih berharga bagi kesehatan mental dan kesejahteraan mahasiswa jurusan Pendidikan.