Brilio.net - Hidup di zaman modern, banyak membuat orang terdistraksi dengan berbagai hal yang kemudian bisa membuat stres. Persoalan demi persoalan seperti menjadi makanan sehari-hari yang tidak dapat terhindarkan. Oleh karenanya, seseorang perlu sekali untuk mengatur diri saat dengan dirinya sendiri ataupun saat berhadapan dengan orang lain.
Buku self improvement atau buku pengembangan diri merupakan buku yang banyak dicari orang karena menyediakan langkah-langkah praktis saat menghadapi persoalan. Salah satu buku pengembaran diri yang cukup laris sampai saat ini adalah Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson. Buku ini memberikan gambaran bahwa kemampuan manusia terbatas dan hanya mampu melakukan dengan batas-batas yang telah ditentukan.
BACA JUGA :
Selain jadi aktivis lingkungan, Sherina Munaf juga “kutu buku" lho
Oleh karena itu, buku self improvement ini hadir dengan beragam keperluan yang dibutuhkan banyak orang, terutama tentang mengendalikan emosi, perasaan, dan tidak bergantung dengan ekspektasi banyak orang. Hal inilah yang kemudian dapat membuat hidup bermakna untuk diri sendiri dan kemudian bermakna untuk orang lain.
Dilansir brilio.net dari situs Gramedia dan berbagai sumber Senin (2/8), berikut 7 buku laris tentang self improvement laris yang dapat membuat hidup kita penuh makna.
1. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, Mark Manson
BACA JUGA :
Cuma lulusan SD, pengusaha kuliner Indonesia di AS akan luncurkan buku
foto: goodreads.com
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson ini merupakan tulisan yang disaring dari blog pribadinya yang lebih dulu dikenal di New York. Buku ini merupakan buku pengembangan diri yang mengoreksi hampir semua harapan yang penuh ilusi.
Dengan humor yang segar, Manson mencoba menghadirkan perbincangan mendalam , menghibur untuk menjalani hidup yang waras. Edisi Indonesia buku diterbitkan oleh Grasindo sejak 2018 dan kini sudah lebih dari 24 kali dicetak.
2. The Life Changing Magic Of Tidying Up, Marie Kondo
foto: goodreads.com
Marie Kondo mempunyai metode Konmari untuk membereskan ruangan dan barang-barang yang sebenarnya tidak penting dibeli. The Life Changing Magic Of Tidying Up merupakan buku pengembangan diri tentang seni berberes saat kita semua dihadapkan pada konsumerisme akut dengan beragam dalih.
Buku ini memberikan jala untuk menyeleksi barang apa saja yang kita perlukan dan apa saja yang kita inginkan. Jika masuk dalam daftar keperluan, maka barang itu penting. Namun, jika masuk dalam daftar keinginan, maka sebenarnya kita tidak membutuhkan barang tersebut.
3. Bicara Itu Ada Seninya, Oh Su Hyang
foto: goodreads.com
Bicara Itu Ada Seninya merupakan buku yang diterjemahkan dari bahasa Korea Selatan dengen judul The Secret Habits To Master Your Art Of Speaking. Buku ini merupakan karya Oh Su Hyang, seorang dosen dan pakar ilmu komunikasi.
Buku ini memberikan gambaran bahwa untuk bisa bicara di depan publik dengan baik, ada cara yang mesti ditempuh. Selain itu, bagi Su Hyang, mengubah kemampuan berbicara merupakan salah satu yang dapat mengubah hidup di masa depan. Buku dapat menjadi pedoman untuk melatih kecakapan retorika dan logika berbicara yang runut.
Tidak hanya itu, buku ini juga berisi bagaimana seseorang harus menjadi pendengar yang baik untuk mencari pembicara yang baik. Oleh karena itu, ada empat hal yang disampaikan oleh Su Hyang untuk menjadi pendengar yang baik. Pertama, respons pembicaraan dengan anggukan kepala ringan.
Kedua, jangan memotong pembicaraan hingga lawan bicara menyelesaikan pembicaraannya. Ketiga, ringkas dan simpulkan apa yang dibicarakan oleh lawan bicara. Keempat, ulangi beberapa bagian dari apa yang disampaikan lawan bicara, dengan begitu ia akan merasa didengar apa yang telah ia bicarakan.
4. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, Marchella Fp
foto: goodreads.com
Marchella Fp merupakan penulis yang sebelumnya dikenal dengan Generasi 90-an. Buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini merupakan buku yang tidak lagi membicarakan tentang masa lalu, melainkan menghadirkan percakapan tentang masa depan dengan percakapan pendek tiap lembarnya.
Buku digambarkan sebagai petuah sekaligus harapan seorang ibu 27 tahunan kepada Awan, anaknya. Buku ini pernah langsung habis sebanyak dua ribu eksemplar pada saat pre-ordenya dan terjual lima ribu eksemplar pada pertengahan 2018.
5. Filosofi Teras, Henry Manampiring
foto: goodreads.com
Filosofi Teras merupakan buku yang mencoba untuk menjawab persoalan keruwetan hidup saat ini dengan filosofi stoa atau kebijaksanaan para filsuf terdahulu. Henry Manampiring menulis buku ini setelah ia mendatangi psikiater dan didiagnosis Major Depressive Disorder. Hal tersebut lalu membawanya untuk membaca How to Be a Stoic yang ditulis Massimo Pigliucci.
Buku ini merupakan buku yang mengulas bagaimana menerapkan filsafat stoa atau stoisisme dalam hidup. Dari buku tersebut, Henry percaya bahwa untuk lepas dari kecemasan ada terapi tanpa harus bergantung dengan obat yang dapat dipraktikkan seumur hidup.
Baginya, stoisisme membuatnya lebih tenang, damai, dan bisa mengendalikan emosi negatif. Buku Filosofi Teras menjadi salah satu buku terlaris sampai saat ini dan masuk dalam 10 besar penjualan terlari di situs resmi Gramedia.
6. Rahasia Magnet Rezeki (EDISI REVISI), Nasrullah
foto: goodreads.com
Buku Rahasia Magnet Rezeki yang ditulis oleh Nasrullah ini merupakan buku pengembangan diri islami yang memberikan cara untuk mendatangkan rejeki. Baginya, ada tiga hal pokok yang menentukan magnet rejeki: pikiran, perasaan, dan spiritual. Selain itu, pangkalnya adalah karakter seseorang yang akan menentukan nasibnya.
Ia juga menganjurkan untuk rajin beribadah dan menjauhi perbuatan dosa. Serta terus memiliki pikiran positif tentang segala hal dan sejauh mungkin menghindari pikiran negatif. Buku ini menjadi salah satu buku terlaris dalam daftar Gramedia.
7. How to Win Friends And Influence People In The Digital Age (Edisi Revisi), Dale Carnegie & Associates
foto: goodreads.com
Buku How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie ini merupakan buku klasik yang memberikan gambaran bagaimana seseorang menjalani relasi antarindividu. Dalam edisi aslinya, buku ini sudah terbit sejak tahun 1936 dan sampai saat ini masih dicari banyak orang.
Buku ini memberikan tips atau anjuran-anjuran dasar bagaimana membangun hidup antarpribadi dengan baik. Terdiri dari empat bagian utama, buku ini dengan ringan memberikan penjelasan dengan beragam cerita dari penulis.