1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
14 September 2024 03:00

7 Metode mengajar di era kurikulum merdeka untuk memancing kreativitas siswa, guru wajib paham

Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk mengadopsi metode mengajar yang inovatif dan kreatif. Brilio.net

Brilio.net - Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Salah satu fokus utamanya adalah memfasilitasi kreativitas dan kemandirian siswa dalam belajar. Untuk mencapai tujuan ini, guru perlu menguasai metode mengajar yang tepat dan relevan.

Di era Kurikulum Merdeka, peran guru bukan lagi sebagai pengajar tunggal, melainkan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan mandiri. Menguasai berbagai metode mengajar seperti pembelajaran berbasis proyek, inkuiri, dan kolaboratif, serta pemanfaatan teknologi, dapat membantu guru menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mengembangkan kreativitas siswa. Dengan demikian, tujuan Kurikulum Merdeka untuk menciptakan generasi yang kreatif, kritis, dan inovatif dapat terwujud.

BACA JUGA :
Kurikulum merdeka tuntut guru lebih kreatif, ini 7 cara manfaatkan media sosial jadi sarana edukatif


Brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber, Sabtu (14/9), berikut 7 metode mengajar di era kurikulum merdeka yang wajib di pahami guru.

1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Metode pembelajaran berbasis proyek (PBL) adalah pendekatan yang mendorong siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung. Siswa diberi proyek nyata yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, yang memungkinkan mereka untuk menerapkan berbagai keterampilan seperti penelitian, kolaborasi, dan presentasi. Dengan PBL, siswa lebih bebas mengeksplorasi ide-ide kreatif dan menemukan solusi yang inovatif.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Dalam metode ini, siswa dihadapkan pada masalah nyata yang harus dipecahkan. Pembelajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berpikir kritis, menganalisis situasi, dan menemukan solusi kreatif. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan strategi penyelesaian.

BACA JUGA :
10 Contoh penelitian tentang media sosial, bisa jadi inspirasi dalam menyusun skripsi

foto: freepik.com

3. Pembelajaran Diferensiasi (Differentiated Instruction)

Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda. Pembelajaran diferensiasi adalah metode yang menyesuaikan strategi pengajaran berdasarkan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa. Dengan metode ini, guru dapat menggunakan berbagai pendekatan seperti visual, auditori, dan kinestetik, sehingga semua siswa dapat terlibat aktif dan menunjukkan kreativitas mereka dengan cara yang paling sesuai.

4. Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)

Pembelajaran kolaboratif mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil dan belajar dari satu sama lain. Dalam kelompok, siswa didorong untuk saling berbagi ide, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas bersama. Metode ini mengajarkan keterampilan komunikasi, kerjasama, dan toleransi, sekaligus membuka ruang bagi siswa untuk berpikir kreatif dan menghargai perbedaan pendapat.

5. Pembelajaran Inkuiri (Inquiry-Based Learning)

Pembelajaran inkuiri adalah metode yang mendorong siswa untuk bertanya, menyelidiki, dan menemukan jawaban sendiri. Guru mengajukan pertanyaan pemicu dan membiarkan siswa mengeksplorasi topik secara mendalam. Melalui proses ini, siswa terlibat dalam penelitian, pengumpulan data, dan analisis, yang pada akhirnya membangun pemahaman yang lebih mendalam dan kreativitas dalam memecahkan masalah.

6. Pemanfaatan Teknologi dan Media Digital

Di era Kurikulum Merdeka, teknologi dan media digital menjadi alat penting dalam proses belajar mengajar. Guru dapat menggunakan aplikasi pembelajaran interaktif, video edukasi, atau platform media sosial untuk membuat materi pembelajaran lebih menarik dan kreatif. Dengan teknologi, siswa juga dapat membuat proyek digital seperti vlog, podcast, atau infografis yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ide-ide kreatif secara lebih bebas.

7. Pembelajaran Berbasis Seni (Art-Based Learning)

Pembelajaran berbasis seni adalah pendekatan yang mengintegrasikan elemen seni ke dalam mata pelajaran lain. Seni bisa digunakan untuk mengajarkan berbagai konsep seperti matematika, sains, atau bahasa dengan cara yang lebih menyenangkan dan kreatif. Misalnya, siswa dapat diminta membuat lukisan, drama, atau musik yang relevan dengan topik pelajaran. Metode ini tidak hanya memicu kreativitas, tetapi juga membantu siswa memahami materi dengan cara yang lebih kontekstual.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags