Brilio.net - Menyapu lantai merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Para orang tua zaman dulu sering mengingatkan anak-anaknya untuk menyapu dengan bersih dan teliti. Namun sayangnya, sebagian anak yang lalai bahkan jarang menyapu dengan bersih. Nggak heran bila berkembang berbagai macam mitos perihal menyapu tak bersih ini.
Mitos tentang menyapu tidak bersih ternyata memiliki beragam versi yang berkembang di masyarakat, salah satunya kepercayaan akan mendapat jodoh yang brewokan. Larangan menyapu tidak bersih ini masih sering disampaikan oleh para orang tua kepada anak-anaknya hingga saat ini.
Pantangan ini biasanya diikuti dengan berbagai ancaman yang membuat orang jadi takut melakukannya. Menariknya, setiap daerah memiliki versi yang berbeda tentang akibat menyapu tidak bersih, mulai dari akan mendapat kesialan hingga masalah jodoh.
Filosofi di balik mitos menyapu tidak bersih ternyata menyimpan makna yang lebih dalam dari sekadar urusan jodoh. Nilai-nilai kehidupan seperti kedisiplinan, ketelitian, dan tanggung jawab ternyata terkandung dalam kepercayaan ini. Oleh sebab itu, penting memahami bahwa mitos ini sebenarnya mengajarkan pentingnya menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas.
Berikut ini 8 arti mitos menyapu tak bersih yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (7/11).
Arti mitos menyapu tak bersih.
BACA JUGA :
Katanya ada yang ngikutin, 11 mitos nengok ke belakang ini bikin merinding
foto: freepik.com/freepik
1. Mendapat jodoh yang brewokan.
Kepercayaan yang paling populer ialah orang yang menyapu tidak bersih akan mendapat jodoh yang brewokan atau berjenggot lebat. Mitos ini biasanya ditujukan kepada anak perempuan untuk mendorong si anak gadis rajin membersihkan rumah. Menariknya, di beberapa daerah justru menyebutkan akan mendapat jodoh yang sudah tua bahkan duda dengan banyak anak.
2. Rezeki tidak lancar.
Masyarakat percaya bahwa kotoran atau sampah yang tersisa dari menyapu tidak bersih bisa menghalangi datangnya rezeki. Filosofinya, sampah yang tertinggal dianggap sebagai simbol kemalasan dan ketidaktelitian yang bisa berdampak pada kehidupan. Banyak orang tua yang mengajarkan bahwa kebersihan serta kerapian rumah berkaitan erat dengan kelancaran rezeki penghuninya.
3. Mengundang energi negatif.
Sampah yang tersisa dari menyapu tidak bersih dipercaya bisa menjadi tempat bersemayamnya energi-energi negatif. Masyarakat meyakini bahwa kotoran yang dibiarkan bisa mengundang makhluk halus atau hal-hal tidak baik ke dalam rumah. Kepercayaan ini sebenarnya mengandung pesan tentang pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan fisik dan spiritual.
BACA JUGA :
8 Arti mitos burung gagak di sekitar rumah, tak cuma dianggap sebagai pembawa kabar kematian
foto: freepik.com/freepik
4. Cerminan kepribadian yang ceroboh.
Cara menyapu seseorang dianggap mencerminkan kepribadiannya. Menyapu tidak bersih dinilai sebagai tanda bahwa orang tersebut ceroboh maupun tidak teliti dalam mengerjakan sesuatu. Para orang tua sering menggunakan mitos ini untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya ketelitian sekaligus tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
5. Membawa kesialan.
Beberapa daerah mempercayai bahwa menyapu tidak bersih bisa mendatangkan kesialan. Sampah yang tersisa dianggap sebagai simbol nasib buruk yang tertinggal di rumah. Mitos ini sebenarnya mengandung pesan moral agar seseorang selalu menuntaskan pekerjaannya dengan baik.
6. Rumah tangga tidak harmonis.
Bagi yang sudah berkeluarga, menyapu tidak bersih dipercaya bisa mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. Filosofinya, ketidaktelitian dalam menjaga kebersihan rumah mencerminkan ketidakseriusan dalam mengelola kehidupan berumah tangga. Mitos ini mengajarkan pentingnya menjaga kerapian dan kebersihan sebagai fondasi keluarga yang harmonis.
foto: freepik.com/freepik
7. Susah dapat kerja.
Mitos lain menyebutkan bahwa orang yang terbiasa menyapu tidak bersih akan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Logikanya, kebiasaan tidak teliti dalam melakukan tugas sederhana seperti menyapu akan terbawa ke dalam sikap kerja. Kepercayaan ini sebenarnya mengajarkan tentang pentingnya membangun etos kerja yang baik sejak dari hal-hal kecil.
8. Makna filosofis tentang kehidupan.
Di balik semua versi mitos menyapu tidak bersih, terdapat makna filosofis yang dalam. Menyapu bersih diibaratkan sebagai cara membersihkan diri dari hal-hal buruk dalam hidup. Sampah yang tertinggal melambangkan masalah yang tidak terselesaikan lalu bisa mengganggu kehidupan di masa depan.
Meskipun beberapa orang mungkin menganggap mitos-mitos ini tidak masuk akal, namun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya masih relevan hingga kini. Kebiasaan menyapu bersih tidak hanya tentang kebersihan fisik, tapi juga mengajarkan tentang kedisiplinan, tanggung jawab, hingga ketelitian dalam menjalani kehidupan. Di era modern ini, kamu bisa mengambil hikmah dari kearifan lokal tersebut sambil tetap berpikir rasional dalam menyikapinya.