Brilio.net - Saat akan melakukan atau melalui wawancara, kamu pasti sudah mempersiapkan jawaban terbaik, penampilan rapi, dan sikap profesional. Tapi, pernah nggak kamu berpikir bahwa ada beberapa hal yang nggak diungkapkan pewawancara saat proses interviewberlangsung? Mereka punya agenda dan pandangan yang nggak semuanya disampaikan secara langsung.
Beberapa fakta penting sebenarnya tersembunyi di balik percakapan formal saat wawancara. Pewawancara bisa saja diam-diam mengamati cara kamu bersikap atau memiliki pertimbangan yang tidak disadari.
BACA JUGA :
5 Contoh teks laporan wawancara, disertai dengan definisi, fungsi, dan cirinya
Kamu perlu tahu fakta-fakta yang nggak kamu dengar dari pewawancara saat interview. Mengetahui fakta-fakta ini bisa bikin kamu lebih percaya diri saat menghadapi interview. Tidak perlu panik atau terlalu tegang, justru informasi ini akan membantumu mempersiapkan diri lebih baik lagi.
Yuk, simak delapan fakta yang tidak akan kamu dengar dari pewawancara saat interview, seperti brilio.net himpun dari berbagai sumber pada Selasa (22/10).
1. Tidak semua pertanyaan memiliki jawaban benar.
BACA JUGA :
Contoh perkenalan bahasa Inggris saat interview, pahami tips ini agar berani promosikan diri
foto: freepik.com/pressfoto
Pewawancara sering kali mengajukan pertanyaan yang terdengar sulit dan menantang. Banyak kandidat merasa tertekan untuk memberikan jawaban yang sempurna, padahal tidak ada jawaban "benar" yang baku. Pewawancara justru lebih fokus pada bagaimana kamu menjawab pertanyaan tersebut dan sikapmu selama menjawab, daripada pada konten spesifik dari jawabanmu.
Jadi, saat kamu dihadapkan pada pertanyaan yang sulit, jangan panik. Sampaikan pandanganmu dengan jujur dan jelaskan proses berpikirmu. Sikap percaya dirimu yang sebenar-benarnya lebih berharga daripada jawaban yang terlihat sempurna.
2. Mereka juga mengalami kecemasan.
Mungkin kamu berpikir bahwa pewawancara selalu tenang dan percaya diri saat melakukan wawancara. Padahal, mereka juga bisa merasakan kecemasan dan tekanan, terutama jika banyak kandidat yang mereka wawancarai. Bahkan, ada kalanya mereka merasa khawatir tentang bagaimana mereka akan menyampaikan informasi kepada kandidat yang mungkin ditolak.
Dengan memahami bahwa pewawancara juga manusia yang mengalami stres, kamu bisa lebih rileks. Ini memberi kesan bahwa kamu memahami situasi mereka, dan menciptakan hubungan yang lebih baik selama wawancara. Jangan lupa, senyum dan sikap positif selalu bisa membantu mengurangi ketegangan di ruang wawancara.
3. Budaya perusahaan mungkin berbeda dengan yang dipromosikan.
foto: freepik.com
Pewawancara sering kali berbicara tentang budaya perusahaan yang terlihat sempurna dan menyenangkan. Namun, kenyataannya, budaya di dalam perusahaan bisa berbeda dari apa yang mereka promosikan. Sebaiknya, lakukan riset sendiri tentang budaya perusahaan melalui ulasan online atau berbicara dengan karyawan yang sudah bekerja di sana.
Mendapatkan pandangan dari orang-orang yang telah berpengalaman bisa memberimu gambaran yang lebih akurat. Jika memungkinkan, tanyakan pada pewawancara tentang pengalaman mereka di perusahaan untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam. Dengan cara ini, kamu bisa membuat keputusan yang lebih baik jika nantinya ditawarkan posisi tersebut.
4. Mereka sudah memiliki preferensi sebelum wawancara.
Sebelum melakukan wawancara, pewawancara biasanya sudah memiliki gambaran kandidat yang mereka cari. Mereka mungkin sudah melakukan penyaringan awal dari CV atau aplikasi yang masuk, sehingga sudah ada preferensi sebelum kamu hadir. Hal ini bisa membuatmu merasa bahwa kamu harus berjuang lebih keras untuk membuktikan diri, tetapi itu juga memberikan peluang jika kamu mampu menunjukkan keunikanmu.
Jadi, saat berhadapan dengan pewawancara, tunjukkan nilai tambah yang kamu miliki. Jangan hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga sampaikan pengalaman dan keterampilan yang bisa membuatmu menonjol dari kandidat lain. Keberanian untuk menunjukkan dirimu yang sesungguhnya sering kali menjadi faktor penentu.
5. Pewawancara tidak selalu mengetahui detail posisi.
foto: freepik.com
Meskipun pewawancara adalah perwakilan dari perusahaan, mereka mungkin tidak selalu mengetahui semua detail tentang posisi yang mereka tawarkan. Beberapa pertanyaan teknis atau spesifik tentang tugas sehari-hari bisa saja tidak mereka ketahui sepenuhnya. Ini bisa terjadi terutama jika pewawancara berasal dari divisi yang berbeda atau baru dalam tim.
Jika kamu menghadapi pertanyaan yang kurang jelas atau mendetail, jangan ragu untuk bertanya kembali. Menunjukkan ketertarikanmu pada detail posisi dan tugas menunjukkan bahwa kamu benar-benar mempertimbangkan apakah ini adalah langkah yang tepat untuk kariermu. Hal ini juga dapat menciptakan kesan bahwa kamu proaktif dan berkomunikasi dengan baik.
6. Keputusan akhir tidak selalu ada di tangan pewawancara.
Setelah interview selesai, banyak kandidat berpikir bahwa pewawancara memiliki semua kekuasaan untuk membuat keputusan akhir. Nyatanya, keputusan tentang siapa yang diterima sering kali melibatkan banyak pihak, termasuk manajer, HRD, dan bahkan tim lain di perusahaan. Proses ini bisa melibatkan banyak pertimbangan dan diskusi sebelum akhirnya mengumumkan siapa yang diterima.
Dengan memahami bahwa pewawancara hanya salah satu bagian dari proses seleksi, kamu bisa lebih realistis dalam menilai peluangmu. Jika tidak diterima, ingatlah bahwa itu bukan hanya keputusan mereka, tetapi melibatkan banyak faktor yang di luar kendalimu. Teruslah melamar dan jangan menyerah, karena setiap pengalaman wawancara adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.
7. Feedback jarang diberikan.
foto: freepik.com/yanalya
Setelah wawancara, banyak kandidat berharap untuk mendapatkan feedback mengenai performa mereka. Sayangnya, banyak perusahaan tidak memberikan umpan balik kepada kandidat yang tidak diterima. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk keterbatasan waktu dan kebijakan perusahaan yang lebih memilih untuk tidak memberikan penjelasan.
Meskipun feedback bisa sangat membantu, kamu harus siap untuk menerima kenyataan bahwa hal tersebut jarang terjadi. Jika kamu memang ingin mendapatkan umpan balik, kamu bisa mengirim email dengan sopan kepada pewawancara setelah wawancara selesai. Tanyakan apakah mereka bersedia memberikan sedikit masukan tentang penampilanmu, meski kamu tahu kemungkinan besar itu tidak akan selalu terjawab.
8. Mereka mengamati bahasa tubuhmu.
Saat melakukan wawancara, tidak hanya kata-kata yang menjadi perhatian. Pewawancara juga mengamati bahasa tubuhmu, seperti cara kamu duduk, kontak mata, dan ekspresi wajah. Hal ini bisa memberikan mereka gambaran tentang kepercayaan dirimu dan apakah kamu benar-benar tertarik dengan posisi yang ditawarkan.
Berusahalah untuk menjaga postur yang baik dan menunjukkan sikap positif selama wawancara. Berikan senyuman dan tunjukkan antusiasme saat menjawab pertanyaan. Ingat, bahasa tubuh yang baik dapat memberikan kesan yang kuat dan meninggalkan jejak positif di benak pewawancara.