Brilio.net - Fenomena ghosting di dunia kerja semakin meresahkan para manajer maupun tim leader belakangan ini. Ada lho, karyawan yang super aktif di media sosial tapi mendadak susah banget diajak meeting, bikin rekan kerja dan bos jadi kebingungan. Sikap kayak gini nggak cuma bikin kerjaan jadi keteteran, tapi juga bikin suasana kerja jadi agak canggung.
Biasanya, karyawan yang ghosting ini tetap sibuk banget di medsos, bahkan kelihatan sering upload atau balas komentar. Tapi, giliran ada meeting penting, tiba-tiba aja hilang tanpa kabar. Sebenarnya, perilaku ghosting ini bisa jadi tanda kurangnya komitmen si pekerja yang ujungnya bikin kerjaan tim jadi berantakan.
BACA JUGA :
Agar komunikasi tetap nyambung, pahami 13 bahasa unik Gen Z yang sering digunakan di tempat kerja
Akibatnya, tim jadi kesulitan buat mencapai target karena salah satu anggotanya nggak bisa diandalkan. Lantas gimana sih ciri karyawan yang suka ghosting ini? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini brilio.net lansir dari berbagai sumber, Kamis (31/10)
Ciri karyawan ghosting
foto: freepik.com/DC Studio
BACA JUGA :
Bukan cuma work-life balance, 9 company culture yang ditawarin perusahaan untuk gaet gen Z
1. Sering mengabaikan chat terkait pekerjaan
Karyawan yang suka ghosting punya kebiasaan mengabaikan pesan-pesan penting di grup kerja atau chat pribadi dari atasan maupun rekan kerja. Meski status WhatsApp menunjukkan online lalu chat sudah dibaca, mereka tak kunjung memberikan respons.
Perilaku ini sangat menghambat koordinasi tim, terutama saat ada hal mendesak yang membutuhkan konfirmasi cepat. Kebiasaan mengabaikan chat kerja ini biasanya diikuti dengan alasan-alasan klasik seperti "Maaf baru liat", "HP ketinggalan", maupun "Sinyalnya lagi jelek".
2. Aktif update sosial media saat jam kerja
Instagram Story, Twitter, dan TikTok terus diperbarui dengan konten-konten pribadi selama jam kerja berlangsung. Karyawan tipe ini bahkan sempat-sempatnya membuat konten kreatif lalu memberikan komentar panjang di postingan orang lain, namun sangat lambat merespons urusan pekerjaan.
Status WhatsApp-nya juga kerap berganti dengan kutipan motivasi maupun foto aktivitas di luar kantor. Ironisnya, ketika diminta update progress kerja, mereka mengaku sedang sangat sibuk bahkan nggak sempat membuka HP.
3. Nggak muncul saat meeting online
Meeting virtual yang sudah dijadwalkan jauh hari sering kali dilewatkan begitu saja tanpa pemberitahuan. Saat meeting berlangsung, kamera selalu dalam kondisi mati dengan berbagai alasan teknis.
Suara pun jarang terdengar saat diskusi, bahkan ketika ditanya langsung oleh atasan. Setelah meeting selesai, baru muncul pesan minta maaf karena "koneksi internet buruk" atau "ada urusan mendadak yang nggak bisa ditinggalkan".
4. Deadline selalu molor tanpa update progress
Pekerjaan yang seharusnya selesai tepat waktu selalu mengalami penundaan. Karyawan ghosting jarang memberikan laporan kemajuan secara proaktif kepada tim atau atasan.
Ketika ditanya soal progress, jawaban yang diberikan sangat singkat dan nggak jelas seperti "Masih in progress" "Sedang dikerjakan". Padahal setelah diperiksa lebih lanjut, pekerjaan tersebut belum dimulai sama sekali bahkan masih jauh dari target penyelesaian.
5. Sulit dihubungi saat jam kerja
Telepon nggak diangkat lalu chat nggak dibalas selama berjam-jam di waktu kerja. Padahal sebelumnya terlihat aktif di berbagai platform media sosial.
Seringkali mereka baru muncul serta merespons di luar jam kerja, bahkan tengah malam, dengan berbagai pembenaran. Perilaku ini membuat koordinasi tim menjadi terhambat sekaligus mengganggu ritme kerja rekan-rekan yang lain.
6. Sering izin dengan alasan nggak jelas
Izin mendadak sering diajukan dengan alasan yang terkesan dibuat-buat maupun terlalu umum seperti "ada keperluan keluarga" atau "nggak enak badan". Namun di hari yang sama, media sosial mereka justru menampilkan aktivitas hangout. Pola izin juga cenderung berulang di hari-hari tertentu, misalnya setiap hari Jumat maupun Senin, yang menunjukkan adanya ketidakseriusan dalam bekerja.
7. Menghindari tanggung jawab saat ada masalah
Ketika terjadi masalah dalam pekerjaan, karyawan ghosting cenderung menghilang maupun sulit dimintai pertanggungjawaban. Mereka sering melempar kesalahan kepada rekan kerja lain, ataupun kadang nyalahin sistem yang bermasalah. Saat diminta penjelasan detail, mereka menghindar dengan berbagai alasan yang nggak relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
8. Minim kontribusi dalam diskusi tim
Saat rapat tim berlangsung, tipe karyawan ghosting ini jarang memberikan ide. Partisipasi dalam diskusi grup sangat pasif bahkan hanya memberikan respons minimal seperti "Ok" atau emoji thumbs up. Padahal di media sosial, mereka terlihat sangat aktif berdiskusi lalu memberikan opini tentang berbagai hal di luar pekerjaan.
9. Mengabaikan protokol komunikasi tim
Standar komunikasi yang telah disepakati tim seperti check-in pagi, laporan harian, atau update regular sering diabaikan. Mereka jarang mengisi form absensi tepat waktu bahkan sering melewatkan jadwal report mingguan. Ketika ditegur, lagi-lagi hanya berjanji akan memperbaiki namun perilaku yang sama terus berulang di kemudian hari.