1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
24 Januari 2024 11:40

9 Contoh naskah monolog berbagai tema, cocok jadi referensi untuk latihan

Naskah monolog harus memiliki alur, karakter, konflik, serta penyelesaian yang jelas. Sri Jumiyarti Risno
HL: freepik.com

Brilio.net - Monolog adalah salah satu bentuk seni peran yang hanya melibatkan satu orang aktor atau aktris yang berbicara sendiri di atas panggung. Monolog bisa menjadi cara untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, maupun pengalaman seseorang dengan cara yang dramatis, lucu, bahkan menyentuh. Selain itu, monolog juga bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan, kritik, dan saran kepada penonton.

Untuk bisa memerankan monolog dengan baik, tentu diperlukan naskah yang menarik dan sesuai dengan tema yang diinginkan. Perlu diketahui, naskah monolog harus memiliki alur, karakter, konflik, serta penyelesaian yang jelas. Nggak hanya itu, naskah monolog juga harus memiliki gaya bahasa yang sesuai dengan karakter serta situasi yang diceritakan.

BACA JUGA :
Contoh membuat naskah drama sekolah yang mudah dibuat, lengkap dengan pengertiannya


Namun, membuat naskah monolog tidaklah mudah. Banyak orang yang kesulitan untuk menemukan ide, inspirasi, maupun referensi untuk membuat naskah monolog. Oleh karena itu, dalam artikel ini, brilio.net akan membagikan beberapa contoh naskah monolog berbagai tema yang bisa kamu gunakan atau bahkan modifikasi sesuai dengan kebutuhan kamu.

Berikut 9 contoh naskah monolog berbagai tema, cocok jadi referensi untuk latihan dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (23/1)

BACA JUGA :
Curhatan menohok Amanda Manopo & Arya Saloka soal penulis Ikatan Cinta


1. Contoh naskah monolog tema sosial.

foto: freepik.com

Judul: Kesenjangan Sosial

Karakter: Siti (perempuan, berusia 20 tahun)

Naskah monolog:

Siti duduk di sebuah bangku taman, menatap ke arah keramaian kota. Ia termenung sambil memikirkan kesenjangan sosial yang terjadi di sekitarnya.

Siti: (berbicara sendiri)

Aku melihat begitu banyak orang yang hidup dalam kemiskinan. Mereka tinggal di rumah-rumah yang kumuh, makan seadanya, dan tidak memiliki akses pendidikan dan kesehatan yang layak.

Di sisi lain, aku juga melihat begitu banyak orang yang hidup dalam kemewahan. Mereka tinggal di rumah-rumah yang besar, makan makanan yang lezat, dan memiliki akses pendidikan dan kesehatan yang terbaik.

Aku tidak mengerti mengapa kesenjangan sosial ini bisa terjadi. Mengapa ada orang yang harus hidup dalam kemiskinan, sementara ada orang yang bisa hidup dalam kemewahan?

Aku merasa sedih melihat kesenjangan sosial ini. Aku ingin membantu mereka yang hidup dalam kemiskinan, agar mereka bisa hidup dengan lebih layak.

(Siti berdiri dan berjalan menyusuri taman. Ia berhenti di sebuah halte bus.)

Siti: (berbicara sendiri)

Aku tahu bahwa aku tidak bisa mengubah dunia sendirian. Tapi aku ingin melakukan sesuatu untuk membantu.

Aku akan mulai dengan hal-hal kecil. Aku akan membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitarku. Aku akan berbagi dengan mereka apa yang aku miliki.

Aku percaya bahwa setiap orang bisa membuat perbedaan. Jika kita semua saling membantu, kita bisa mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan dunia yang lebih adil.

(Siti tersenyum dan berjalan pergi.)

Siti: (berbicara sendiri)

Aku akan berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih adil. Aku akan berjuang untuk kesetaraan bagi semua orang.

2. Contoh naskah monolog tema keluarga.

foto: freepik.com

Judul: Rumah Kita

Seorang anak yang merasa tidak dianggap oleh keluarganya. Ia bercerita tentang betapa ia merindukan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan dan urusan mereka sendiri. Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk memiliki rumah yang hangat dan harmonis.

Ia berdiri di depan rumahnya, memandangnya dengan tatapan penuh kecewa dan sedih.

Rumah ini apa artinya bagi kalian? Apakah ini tempat kalian pulang setelah lelah bekerja? Apakah ini tempat kalian beristirahat dan bercengkrama dengan keluarga? Apakah ini tempat kalian merasa nyaman dan bahagia?

Bagi aku, rumah ini tidak lebih dari sekadar bangunan. Bangunan yang dingin dan sepi. Bangunan yang tidak pernah memberi aku kehangatan dan keceriaan. Bangunan yang tidak pernah menjadi saksi kebersamaan dan keharmonisan kita.

Kalian tahu kenapa? Karena kalian tidak pernah ada di sini. Kalian tidak pernah ada untukku. Kalian tidak pernah peduli padaku.

Ayah, kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu. Kau selalu pulang larut malam, atau bahkan tidak pulang sama sekali. Kau selalu mengutamakan karirmu daripada keluargamu. Kau selalu menganggap aku sebagai beban dan penghalang kesuksesanmu.

Ibu, kau selalu sibuk dengan urusanmu sendiri. Kau selalu pergi ke salon, ke mall, ke pesta, atau ke mana saja yang bisa membuatmu senang. Kau selalu menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang-barang mewah yang tidak perlu. Kau selalu menganggap aku sebagai gangguan dan pengacau hidupmu.

Kalian berdua, kalian selalu bertengkar dan berantem. Kalian selalu saling menyalahkan dan mencaci. Kalian selalu saling menyakiti dan menyiksa. Kalian selalu mengabaikan dan melupakan aku.

Aku merasa sendirian. Aku merasa tidak punya keluarga. Aku merasa tidak punya rumah.

Aku ingin kalian berubah. Aku ingin kalian menyayangi aku. Aku ingin kalian menghargai aku.

Aku ingin kalian pulang lebih awal. Aku ingin kalian menanyakan kabarku. Aku ingin kalian mendengarkan ceritaku.

Aku ingin kalian berhenti bertengkar. Aku ingin kalian berdamai dan bersatu. Aku ingin kalian bahagia dan harmonis.

Aku ingin kalian menjadi keluarga yang baik. Aku ingin kalian menjadi orang tua yang hebat. Aku ingin kalian menjadi rumah yang nyata.

Aku ingin rumah kita menjadi rumah yang sebenarnya. Rumah yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Rumah yang penuh dengan tawa dan senyum. Rumah yang penuh dengan harapan dan impian.

Aku ingin rumah kita menjadi rumah yang kita banggakan. Rumah yang kita jaga dan kita rawat. Rumah yang kita isi dan kita hidupi.

Aku ingin rumah kita menjadi rumah kita.

3. Contoh naskah monolog tema kerusakan lingkungan.

foto: freepik.com

Judul: Hutan yang tergerus

(Seorang individu duduk sendirian di tepi hutan yang sunyi. Ekspresinya penuh kekhawatiran dan kepedihan. Ia memulai monolognya tentang kerusakan lingkungan.)

Hari ini, aku duduk di sini, di tepi hutan yang dulu penuh kehidupan dan keindahan alam. Tapi sekarang, hanya ada sunyi dan kehampaan. Hutan ini adalah saksi bisu dari kerusakan yang telah kita timbulkan. Sudah sejauh mana kita, sebagai manusia, melanggar batas alam?

(penuh rasa bersalah)
Aku merasa bersalah, sungguh bersalah. Kita telah menjadi predator bagi rumah kita sendiri. Kebutuhan akan kemajuan, kekayaan, dan kenyamanan telah membuat kita kehilangan jejak akan pentingnya menjaga alam ini. Hutan-hutan yang dulu lebat dan subur, kini tergeletak lesu karena penebangan liar dan pembakaran hutan.

(bercerita tentang keindahan yang hilang)
Aku masih ingat betul bagaimana hutan ini dulu, hutan yang penuh dengan nyanyian burung, aroma segar dedaunan, dan suara gemercik air sungai yang jernih. Namun, sekarang, hanya sisa-sisa kehancuran yang tersisa. Pohon-pohon yang tua dan gagah telah digantikan oleh pohon-pohon muda yang rapuh.

(rasa kehilangan)
Rasa kehilangan itu begitu dalam. Kita kehilangan banyak hal yang seharusnya menjadi warisan bagi anak cucu kita. Bagaimana kita bisa mewariskan bumi yang subur jika kita sendiri telah menghancurkannya? Kita telah mencuri masa depan dari generasi yang akan datang, tanpa memberikan kesempatan untuk menikmati keajaiban alam ini.

(seruan untuk berubah)
Namun, kita masih punya waktu untuk berubah. Meskipun kerusakan telah terjadi, kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan apa yang tersisa. Ini adalah panggilan bagi kita semua, untuk berhenti menjadi penghancur dan mulai menjadi penjaga bumi ini. Kita harus mengubah pola pikir kita, memprioritaskan keberlanjutan, dan bertanggung jawab atas setiap tindakan yang kita ambil.

(optimisme untuk perubahan)
Saya percaya bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri. Jika setiap individu mengambil langkah kecil untuk mengurangi jejak ekologisnya, kita dapat membangun fondasi untuk perubahan yang lebih besar. Kita bisa mendukung kebijakan yang berpihak pada lingkungan, berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian alam, dan mendidik orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya menjaga bumi ini.

(akhir dengan harapan)
Mari kita bersama-sama menjadi pelindung alam ini. Mari kita pulihkan kehidupan dan keindahan yang telah hilang. Hari ini adalah saatnya untuk berubah, karena kita tidak boleh menjadi generasi yang hanya menyaksikan kehancuran, tetapi juga menjadi generasi yang membangun kembali dan melestarikan kehidupan ini untuk masa depan.

4. Contoh naskah monolog tema persahabatan.

foto: freepik.com

Judul: Sahabat Sejati

Tokoh:

Aku: Seorang gadis remaja yang sedang merenungkan arti persahabatan

Prolog:

Aku duduk di bangku taman, menatap langit yang cerah. Aku memikirkan tentang sahabatku, Rara. Kami sudah berteman sejak kecil, dan kami selalu bersama dalam suka dan duka.

Monolog:

Sahabat...

Apa itu sahabat?

Sahabat adalah orang yang selalu ada untuk kita, dalam keadaan apapun. Sahabat adalah orang yang selalu mendukung kita, baik dalam keberhasilan maupun kegagalan. Sahabat adalah orang yang selalu mendengarkan kita, tanpa menghakimi.

Aku sangat bersyukur memiliki Rara sebagai sahabatku. Dia selalu ada untukku, sejak aku masih kecil. Kami selalu bermain bersama, belajar bersama, dan berbagi cerita bersama.

Aku masih ingat, ketika aku pertama kali pindah ke sekolah baru, aku merasa sangat kesepian. Aku tidak mengenal siapa pun, dan aku merasa seperti orang asing. Namun, Rara selalu ada untukku. Dia memperkenalkanku kepada teman-temannya, dan dia selalu mengajakku bermain bersama.

Ketika aku mengalami kesulitan belajar, Rara selalu membantuku. Dia menjelaskan pelajaran yang aku tidak mengerti, dan dia selalu menyemangatiku untuk terus belajar.

Ketika aku mengalami kegagalan, Rara selalu menghiburku. Dia mengatakan kepadaku bahwa kegagalan adalah hal yang biasa, dan dia selalu mendorongku untuk bangkit kembali.

Aku tahu bahwa Rara adalah sahabat sejatiku. Dia selalu ada untukku, tanpa syarat. Aku sangat menyayanginya, dan aku akan selalu menjaga persahabatan kami.

Epilog:

Aku tersenyum, mengingat semua kenangan indah yang aku miliki bersama Rara. Aku tahu bahwa persahabatan kami akan selalu abadi.

Pesan Moral:

Persahabatan adalah salah satu hal yang paling berharga dalam hidup. Sahabat sejati adalah orang yang selalu ada untuk kita, dalam keadaan apapun. Mari kita jaga persahabatan kita dengan baik, agar kita selalu memiliki orang yang bisa kita andalkan dalam suka dan duka.

5. Contoh naskah monolog tema cinta

foto: freepik.com

Judul: Patah Hati

Seorang gadis yang baru saja ditinggalkan oleh kekasihnya. Ia meratapi nasibnya yang tidak beruntung dalam percintaan. Ia mencoba melupakan mantan kekasihnya, tetapi ia masih terluka dan bersedih.

Ia berdiri di depan foto mantan kekasihnya, memandangnya dengan tatapan penuh amarah dan kesedihan.

Aku benci kamu! Aku benci kamu yang telah menghancurkan hatiku! Aku benci kamu yang telah mengkhianati cintaku! Aku benci kamu yang telah meninggalkanku begitu saja!

Aku mencintaimu dengan tulus dan setia. Aku rela berkorban apa saja demi kamu. Aku selalu ada untuk kamu di saat kamu butuh. Aku selalu mendukung kamu dalam segala hal.

Tapi apa yang kamu lakukan padaku? Kamu bermain-main dengan perasaanku. Kamu selingkuh dengan orang lain di belakangku. Kamu mengabaikan semua janji-janji manis yang pernah kamu ucapkan padaku.

Kamu tega memutuskan hubungan kita tanpa alasan yang jelas. Kamu tega mengatakan bahwa kamu sudah tidak mencintaiku lagi. Kamu tega mengatakan bahwa kamu sudah menemukan orang yang lebih baik daripada aku.

Aku tidak percaya kamu bisa berubah menjadi orang yang begitu kejam. Aku tidak percaya kamu bisa melupakan semua kenangan indah yang pernah kita lalui bersama. Aku tidak percaya kamu bisa menghapus semua jejak cinta yang pernah kita ukir bersama.

Aku sakit hati. Aku patah hati. Aku hancur hati.

Aku ingin melupakan kamu. Aku ingin menghapus kamu dari ingatanku. Aku ingin membuang kamu dari hidupku.

Tapi kenapa aku masih merindukan kamu? Kenapa aku masih memikirkan kamu? Kenapa aku masih mencintai kamu?

Aku bingung. Aku lemah. Aku rapuh.

Aku patah hati.

Ia menangis di depan foto mantan kekasihnya, meratapi cintanya yang gagal.

6. Contoh naskah monolog tema sekolah

foto: freepik.com

Judul: Sekolahku, Rumah Keduaku

Tokoh:

Aku: Seorang siswa SMA yang sedang merenungkan arti sekolah
Prolog:

Aku duduk di bangku kelas, menatap papan tulis yang kosong. Aku memikirkan tentang sekolahku, tempat yang telah menjadi rumah keduaku selama enam tahun terakhir.

Monolog:

Sekolah...

Tempat di mana aku belajar, bermain, dan bersosialisasi. Tempat di mana aku bertemu dengan teman-teman baru, dan tempat di mana aku tumbuh dan berkembang.

Aku masih ingat, ketika aku pertama kali masuk sekolah ini, aku merasa sangat gugup. Aku tidak mengenal siapa pun, dan aku merasa seperti orang asing. Namun, lama-kelamaan, aku mulai merasa nyaman di sini. Aku mulai mengenal teman-teman baru, dan aku mulai merasa seperti di rumah.

Di sekolah, aku belajar banyak hal. Aku belajar tentang ilmu pengetahuan, tentang budaya, dan tentang kehidupan. Aku juga belajar tentang pentingnya kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab.

Di sekolah, aku juga bermain dan bersosialisasi. Aku bermain bersama teman-teman, aku mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan aku ikut serta dalam berbagai lomba.

Aku sangat bersyukur memiliki sekolah ini. Sekolah ini telah menjadi tempat yang sangat berharga bagiku. Sekolah ini telah mengajarkanku banyak hal, dan sekolah ini telah membuatku menjadi pribadi yang lebih baik.

Epilog:

Aku tersenyum, mengingat semua kenangan indah yang aku miliki di sekolah ini. Aku tahu bahwa sekolah ini akan selalu ada di dalam hatiku.

Pesan Moral:

Sekolah adalah tempat yang sangat penting bagi kita. Sekolah adalah tempat di mana kita belajar, bermain, dan bersosialisasi. Sekolah juga adalah tempat di mana kita tumbuh dan berkembang. Mari kita jaga sekolah kita dengan baik, agar sekolah kita selalu menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan.

7. Contoh naskah monolog tema perjuangan hidup

foto: freepik.com

Judul: Perjuangan Hidup

Tokoh:

Aku: Seorang pemuda yang sedang berjuang untuk meraih cita-citanya
Prolog:

Aku duduk di bangku panjang di taman, menatap air mancur yang menari-nari. Aku memikirkan tentang hidupku, tentang perjuangan yang telah aku lalui, dan tentang masa depan yang masih menanti.

Monolog:

Hidup...

Sungguh perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku. Ada suka dan duka, ada kebahagiaan dan kesedihan, ada keberhasilan dan kegagalan.

Aku telah melalui banyak hal dalam hidupku. Aku telah mengalami suka dan duka, kebahagiaan dan kesedihan, keberhasilan dan kegagalan. Aku telah belajar banyak hal dari semua pengalaman itu.

Aku pernah mengalami kegagalan. Aku pernah gagal dalam ujian, gagal dalam kompetisi, dan gagal dalam meraih cita-citaku. Namun, aku tidak pernah menyerah. Aku selalu bangkit dari kegagalan dan terus berjuang untuk meraih cita-citaku.

Aku tahu bahwa hidup ini tidak mudah. Ada banyak tantangan yang harus kita hadapi. Namun, kita harus tetap berjuang, tidak boleh menyerah. Kita harus terus bermimpi dan mengejar cita-cita kita.

Aku percaya bahwa kita semua bisa meraih cita-cita kita, jika kita mau berjuang dan tidak pernah menyerah.

Epilog:

Aku berdiri dan berjalan menuju air mancur. Aku menatap air mancur yang menari-nari, dan aku tersenyum. Aku tahu bahwa aku masih memiliki banyak perjuangan yang harus aku lalui. Namun, aku tidak takut. Aku akan terus berjuang, sampai aku meraih cita-citaku.

Pesan Moral:

Hidup adalah perjuangan. Kita harus selalu berjuang untuk meraih cita-cita kita. Kita tidak boleh menyerah, apa pun tantangan yang kita hadapi.

8. Contoh naskah monolog tema pekerjaan impian

foto: freepik.com

Judul: Pemuda

Aku masih duduk di bangku SMA. Aku tidak tahu apa yang ingin aku lakukan di masa depan. Aku hanya tahu bahwa aku ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Aku sering mendengar orang-orang berbicara tentang pekerjaan impian mereka. Ada yang ingin menjadi dokter, guru, polisi, atau bahkan presiden. Aku pun mulai berpikir tentang pekerjaan impianku.

Aku ingin menjadi seorang guru. Aku ingin mengajar anak-anak untuk menjadi orang yang baik dan berguna bagi masyarakat. Aku ingin membantu mereka untuk meraih cita-cita mereka.

Aku tahu bahwa menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Aku harus belajar dengan keras dan bekerja dengan tekun. Namun, aku tidak takut untuk menghadapi tantangan.

Aku yakin bahwa aku bisa menjadi seorang guru yang baik. Aku memiliki kasih sayang dan empati kepada anak-anak. Aku juga memiliki keinginan untuk terus belajar dan berkembang.

Aku bermimpi untuk menjadi seorang guru yang dapat menginspirasi anak-anak untuk menjadi orang yang sukses dan bahagia. Aku ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, berbudi luhur, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

(Diangkat kepalanya dan menatap ke langit)

Aku tahu bahwa cita-citaku tidak mudah untuk diraih. Namun, aku akan berusaha dengan keras untuk mewujudkannya. Aku akan belajar dengan giat dan bekerja dengan tekun.

Aku yakin bahwa jika aku memiliki tekad yang kuat, aku bisa meraih cita-citaku. Aku akan menjadi seorang guru yang dapat mengubah dunia.

(Dia tersenyum)

Aku yakin bahwa masa depanku cerah. Aku akan menjadi orang yang sukses dan bahagia.

9. Contoh naskah monolog tema kehidupan mahasiswa di luar negeri

foto: freepik.com

Judul: Langkahku di Tanah Asing

Halo, semuanya. Saya ingin bercerita tentang pengalaman hidup saya sebagai mahasiswa di luar negeri. Mungkin terdengar klise, tetapi percayalah, setiap langkah di tanah asing ini adalah petualangan baru.

Awalnya, saya penuh semangat dan rasa ingin tahu. Menyusuri jalan-jalan kota yang penuh dengan bangunan tinggi dan orang-orang yang berbicara dalam bahasa yang awalnya terasa begitu asing. Namun, saya belajar untuk menyukainya. Setiap kata yang saya pelajari, setiap sudut kota yang saya jelajahi, semuanya mengajarkan saya sesuatu yang baru.

Tetapi, tentu saja, ada juga tantangan besar yang harus dihadapi. Belajar di luar negeri bukanlah sekadar menyenangkan. Terkadang, saya merasa kesepian di tengah keramaian kota yang begitu sibuk. Teman-teman baru, meskipun penuh dengan warna-warni budaya, tak selalu mudah ditemui. Saya belajar bahwa membangun hubungan memerlukan waktu dan usaha.

Saya juga harus beradaptasi dengan sistem pendidikan yang berbeda. Materi kuliah yang lebih kompleks, bahasa pengantar yang bukan bahasa ibu, semuanya merupakan ujian kesabaran dan ketekunan. Namun, saya belajar untuk tidak menyerah. Saya belajar untuk meminta bantuan saat saya kesulitan dan untuk tetap fokus pada tujuan akhir saya.

Setiap hari adalah pelajaran baru. Bukan hanya di kelas, tetapi di luar sana, di dunia nyata. Saya belajar tentang keberanian ketika harus menghadapi tantangan, tentang kesabaran ketika segalanya terasa sulit, dan tentang kerja keras untuk meraih impian. Tanah asing ini adalah guru terbaik saya.

Tak hanya soal akademis, kehidupan di luar negeri mengajarkan saya tentang toleransi. Saya belajar untuk menghargai perbedaan budaya dan pandangan. Saya merasakan betapa pentingnya saling memahami untuk hidup berdampingan dengan damai.

Hari ini, saat saya berbicara dengan kalian semua, saya ingin berbagi bahwa hidup di luar negeri adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saya bukan hanya belajar tentang mata pelajaran di buku teks, tetapi juga tentang kehidupan, tentang diri saya sendiri, dan tentang bagaimana menjalani hidup dengan berani.

Jadi, bagi teman-teman yang sedang berpikir untuk mencoba tantangan baru, keluar dari zona nyaman, saya hanya bisa mengatakan satu hal: jangan takut. Terkadang, langkah keluar dari zona nyaman adalah kunci untuk menemukan potensi terbesar kita. Saya percaya, seperti saya, kalian juga akan menemukan keindahan dan keberanian di setiap langkah di tanah asing ini. Terima kasih.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags