Brilio.net - Kasus penipuan online semakin marak terjadi menjelang akhir tahun 2024. Dua tren modus yang paling banyak ditemui yakni penawaran kerja paruh waktu dan investasi dengan iming-iming penghasilan besar dalam waktu singkat. Para pelaku kejahatan memanfaatkan momentum liburan sekaligus kebutuhan finansial yang meningkat untuk menjerat korbannya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan agar masyarakat selalu waspadai kejahatan berkedok kerja part time (paruh waktu) melalui aplikasi dan penipuan investasi dengan tak impersonasi.
BACA JUGA :
Tanggapan Inul Daratista usai sang mantan OB divonis 3 tahun penjara karena kasus pencurian
Penipuan berkedok kerja part ini biasanya ditawarkan pekerjaan sederhana seperti klik video, nonton video dengan imbangan keuntungan tetap. Selain itu, ada modus model member get member atau ada bonus tambahan jika korban berhasil merekrut anggota baru.
Sementara penipuan investasi dengan taktik impersonasi, di mana pelaku mengatasnamakan perusahaan ternama tanpa izin. Biasanya modus ini disertai janji keuntungan besar agar korban mau menanamkan dana. Padahal, skema ini investasi bodong.
Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dalam berinvestasi ataupun mencari pekerjaan sampingan secara online. Nah, supaya kamu nggak mudah tergiur dalam jebakan penipu, yuk simak ulasan lengkap yang brilio.net sadur dari berbagai sumber, Selasa (24/12).
BACA JUGA :
Kisah 7 seleb alami pencurian oleh karyawannya sendiri, HP Iphone 14 Pro Max Nathalie Holscher raib
Cara aman agar tak mudah terjerumus penipuan berkedok kerja part time
foto: pexels.com/Andrea Piacquadio
1. Pastikan lowongan berasal dari sumber terpercaya
Pencarian kerja part time sebaiknya dilakukan melalui platform pencari kerja resmi seperti JobStreet, LinkedIn, atau Glints. Portal kerja resmi biasanya memiliki sistem verifikasi perusahaan yang ketat untuk memastikan keamanan pencari kerja.
Periksa juga website resmi perusahaan maupun akun media sosial resmi untuk memvalidasi kebenaran lowongan yang ditawarkan. Jangan mudah tergiur dengan tawaran kerja yang disebarkan melalui broadcast message/grup WhatsApp yang tidak jelas sumbernya.
2. Waspada tawaran penghasilan tidak masuk akal
Penipuan biasanya menawarkan gaji yang terlalu tinggi dengan usaha minimal. Misalnya, tawaran penghasilan jutaan rupiah hanya dengan mengerjakan tugas simpel seperti like, share, ataupun subscribe konten.
Jangan lupa, bandingkan besaran gaji yang ditawarkan dengan standar upah part time pada umumnya di pasaran. Misalnya, jika rata-rata gaji admin part time berkisar Rp1,5-2 juta per bulan, maka tawaran gaji Rp5 juta untuk pekerjaan serupa patut dicurigai. Jadikan pengalaman orang lain yang bekerja part time sebagai referensi untuk menilai kewajaran tawaran yang diterima.
3. Teliti detail pekerjaan yang ditawarkan
Perusahaan legitimate selalu bisa menjelaskan dengan detail tentang deskripsi pekerjaan, jam kerja, hingga sistem penggajian. Minta penjelasan terperinci tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan lalu pastikan semua tertuang dalam perjanjian kerja.
Hindari tawaran kerja yang job desk-nya tidak jelas atau terlalu umum seperti "mengerjakan tugas ringan" maupun "pekerjaan dari rumah yang mudah". Tanyakan juga tentang proses training dan sistem evaluasi kinerja.
foto: pexels.com/Tim Gouw
4. Hindari biaya administrasi mencurigakan
Waspadai permintaan transfer uang dengan dalih biaya pendaftaran, training, seragam, ataupun perlengkapan kerja sebelum kontrak ditandatangani. Perusahaan resmi biasanya tidak meminta biaya apapun di awal proses rekrutmen. Jangan pernah mengirim uang ke rekening pribadi recruiter.
5. Periksa kredibilitas perusahaan
Lakukan riset mendalam tentang perusahaan yang menawarkan kerja part time. Cari informasi tentang alamat kantor fisik, nomor telepon kantor, hingga izin usaha mereka. Periksa juga review dari mantan maupun current karyawan di platform seperti Jobplanet/ Glassdoor. Waspadai perusahaan yang tidak memiliki kantor tetap ataupun hanya beroperasi melalui chat personal. Coba hubungi nomor kantor yang tercantum untuk memastikan kebenaran informasi.
6. Waspada permintaan data sensitif
Berhati-hati dengan permintaan data pribadi yang terlalu detail di awal proses lamaran. Data seperti nomor rekening, password email, atau scan KTP sebaiknya hanya diberikan setelah ada kepastian kerja dan kontrak resmi.
Waspadai juga permintaan untuk menginstall aplikasi mencurigakan ataupun membuat akun di platform tertentu sebagai syarat kerja. Perusahaan legitimate biasanya meminta data pribadi secara bertahap sesuai kebutuhan.
foto: pexels.com/nappy
7. Pastikan ada proses interview formal
Perusahaan resmi selalu melakukan proses wawancara yang proper sebelum menerima karyawan. Waspada jika langsung diterima kerja tanpa interview maupun hanya melalui chat singkat.
Pastikan interview dilakukan secara profesional, baik tatap muka ataupun virtual meeting dengan platform resmi seperti Zoom/Google Meet. Catat informasi lengkap interviewer seperti nama, jabatan, hingga kontak yang bisa dihubungi.
8. Dokumentasikan semua komunikasi
Simpan semua bukti komunikasi dengan pihak yang menawarkan kerja part time. Screenshot chat, email, sampai dokumen yang diterima sebagai antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Catat juga informasi penting seperti nama recruiter, nomor telepon, sekaligus alamat email yang digunakan. Bukti-bukti ini akan sangat berguna jika ternyata tawaran kerja tersebut jadi penipuan dan perlu dilaporkan ke pihak berwajib.