1. Home
  2. »
  3. Ragam
10 Oktober 2024 07:10

Apa itu stroke iskemik? Kenali gejala, penyebab, dan strategi pencegahannya

Jika tidak ditangani dengan cepat, stroke iskemik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Dwiyana Pangesthi
freepik.com/brgfx

Brilio.net - Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu karena penyumbatan. Kondisi ini menyebabkan jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang sangat dibutuhkan. Jika tidak ditangani dengan cepat, stroke iskemik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Gejala stroke iskemik sering kali muncul tiba-tiba dan dapat berdampak serius. Penderita mungkin mengalami kesulitan berbicara, kehilangan keseimbangan, atau kelemahan pada satu sisi tubuh. Tindakan medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif dari stroke ini.

BACA JUGA :
9 Cara mencegah stroke sejak dini, nomor 6 sering diabaikan


Mencegah stroke iskemik sebenarnya bisa dilakukan dengan menjaga gaya hidup sehat dan mengelola faktor risiko. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa pola makan, aktivitas fisik, dan mengontrol tekanan darah dapat berperan besar mencegah stroke. Mengubah kebiasaan sehari-hari bisa membuat perbedaan besar dalam menjaga kesehatan otak. Untuk lebih paham mengenai stroke iskemik, langsung saja simak ulasannya seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (9/10).

Apa itu stroke iskemik?

foto: freepik.com/brgfx

BACA JUGA :
Tiga kali alami stroke sekarang bobotnya makin kurus, 5 potret kondisi Mat Solar ini memprihatinkan

Stroke iskemik merupakan salah satu dari dua jenis utama stroke, yang lainnya adalah stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, biasanya karena pembekuan darah atau penyempitan pembuluh darah. Tanpa aliran darah yang cukup, sel-sel otak akan mulai mati dalam hitungan menit. Jenis stroke ini lebih umum terjadi bisa mencakup sekitar 87% dari semua kasus stroke, daripada stroke hemoragik.

Aliran darah yang terganggu dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu trombosis dan embolisme. Trombosis terjadi ketika bekuan darah terbentuk di pembuluh darah yang mengalir ke otak, sedangkan embolisme bisa karena bekuan darah terbentuk di tempat lain dalam tubuh (misalnya jantung) dan kemudian bergerak ke otak, menyebabkan penyumbatan.

Penting untuk memahami bahwa stroke iskemik adalah keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan cepat. Semakin cepat tindakan diambil, semakin besar peluang pasien untuk pulih dengan minim kerusakan.

Gejala stroke iskemik yang perlu diwaspadai.

foto: freepik.com/brgfx

Gejala stroke iskemik bisa muncul tiba-tiba dan bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena. Salah satu tanda yang paling umum adalah kelemahan atau kelumpuhan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh. Penderita mungkin merasa sulit menggerakkan bagian tubuh tersebut atau bahkan tidak bisa menggerakkannya sama sekali.

Kesulitan berbicara juga merupakan gejala yang sering muncul. Seseorang yang mengalami stroke mungkin mengalami kesulitan untuk berbicara dengan jelas atau memahami pembicaraan orang lain. Tanda lain yang sering muncul adalah gangguan penglihatan, baik pada satu atau kedua mata, serta pusing mendadak dan kehilangan keseimbangan.

Gejala lain yang mungkin muncul adalah sakit kepala mendadak tanpa sebab yang jelas, yang sering kali disertai muntah atau pingsan. Meskipun beberapa gejala ini mungkin terasa ringan pada awalnya, jangan pernah menyepelekan gejala-gejala tersebut, karena penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Penyebab stroke iskemik.

foto: freepik.com/brgfx

Penyebab utama stroke iskemik adalah penyumbatan di pembuluh darah yang biasa memasok darah ke otak. Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dinding arteri. Plak ini dapat mempersempit atau bahkan menyumbat pembuluh darah, sehingga menghambat aliran darah. Plak yang menumpuk ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti pola makan tinggi lemak jenuh, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.

Faktor risiko lain termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Orang dengan hipertensi memiliki risiko lebih besar mengalami stroke karena tekanan darah yang tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah dari waktu ke waktu. Selain itu, diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stroke.

Aritmia jantung, terutama fibrilasi atrium, juga bisa menyebabkan stroke iskemik. Kondisi ini memungkinkan darah menggenang dan membentuk bekuan darah di jantung, yang kemudian dapat berpindah ke otak. Karena itu, penting untuk menjaga jantung tetap sehat dan memantau tanda-tanda masalah jantung.

Strategi pencegahan stroke iskemik.

foto: freepik.com/brgfx

Pencegahan stroke iskemik terutama difokuskan pada pengelolaan faktor risiko. Mempertahankan tekanan darah normal adalah salah satu langkah terpenting dalam mencegah stroke. Menurunkan tekanan darah melalui diet sehat, olahraga teratur, dan pengobatan jika diperlukan dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan.

Mengendalikan kadar kolesterol juga merupakan strategi penting. Mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan trans, serta rutin berolahraga, dapat membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) yang dapat menyebabkan aterosklerosis. Penderita diabetes harus mengontrol kadar gula darah mereka dengan baik, karena diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko stroke.

Berhenti merokok adalah langkah lain yang sangat penting dalam mencegah stroke. Merokok mempercepat proses aterosklerosis dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Selain itu, bagi yang memiliki kondisi jantung seperti fibrilasi atrium, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah.

Peran gaya hidup dalam mencegah stroke

Gaya hidup sehat memainkan peran besar dalam mengurangi risiko stroke iskemik. Mengadopsi pola makan yang kaya sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan ikan dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah. Diet Mediterania, misalnya, telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko stroke karena kaya akan lemak sehat dan antioksidan.

Olahraga juga sangat penting. Aktivitas fisik yang teratur, seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang, tidak hanya membantu menurunkan tekanan darah tetapi juga memperbaiki kesehatan jantung secara keseluruhan. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari selama beberapa kali dalam seminggu untuk mendapatkan manfaat yang optimal.

Mengelola stres juga tidak boleh diabaikan. Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu kebiasaan tidak sehat seperti makan berlebihan atau merokok. Meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam bisa menjadi cara yang efektif untuk mengelola stres dan menjaga keseimbangan emosional.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags