Brilio.net - Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober seringkali diasosiasikan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Pertanyaan yang muncul berkaitan dengan hal itu apakah benar Hari Santri hanya milik NU?
Pertanyaan ini kerap muncul di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang makna dan cakupan peringatan ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menyimak penjelasannya berikut ini.
BACA JUGA :
50 Perlombaan seru yang bisa diadakan di pesantren untuk Hari Santri Nasional 2024
Hari Santri seharusnya dipandang sebagai perayaan nasional yang inklusif, mencakup semua elemen masyarakat yang memiliki semangat dan nilai-nilai santri. Penjelasan ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa peringatan Hari Santri dapat dirayakan oleh semua orang, tanpa memandang afiliasi organisasi.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (17/10), mari kita lihat lebih dalam bagaimana tokoh-tokoh penting menjelaskan makna Hari Santri ini.
Hari Santri milik seluruh bangsa Indonesia
BACA JUGA :
Apa perbedaan pesantren salaf dan modern? Ini 5 bedanya
foto: Instagram/@yahyacholilstaquf
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan bahwa Hari Santri adalah milik seluruh bangsa Indonesia, bukan hanya milik NU. Dalam pernyataannya yang dilansir dari NU Online, beliau menekankan bahwa santri memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, peringatan Hari Santri harus dilihat sebagai penghargaan terhadap kontribusi santri dari berbagai latar belakang.
Gus Yahya juga mengingatkan bahwa santri tidak hanya berasal dari pesantren yang berafiliasi dengan NU, tetapi juga dari berbagai lembaga pendidikan Islam lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Hari Santri adalah perayaan yang inklusif dan mencakup semua santri yang berkomitmen pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Dengan demikian, Hari Santri menjadi simbol persatuan dan kebersamaan bagi seluruh umat Islam di Indonesia.
Lebih lanjut, Gus Yahya menyoroti pentingnya menjaga semangat kebangsaan dan keagamaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Santri, dengan segala kontribusinya, telah membuktikan bahwa mereka adalah bagian integral dari perjalanan bangsa ini. Oleh karena itu, Hari Santri harus menjadi momentum untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai tersebut.
Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Kemenag yang menekankan bahwa Hari Santri adalah milik semua orang yang memiliki semangat dan nilai-nilai santri, tanpa memandang afiliasi organisasi. Dengan demikian, peringatan Hari Santri ini dapat menjadi ajang untuk mempererat persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam di Indonesia.
Hari Santri bukan hanya milik NU dan Muhammadiyah
foto: Instagram/@komplek_el
Sementara itu dalam kesempatan lainnya, Yahya Cholil Staquf, juga menegaskan bahwa Hari Santri bukan hanya milik NU dan Muhammadiyah. Menurutnya, Hari Santri adalah perayaan yang mencakup semua santri di Indonesia, terlepas dari afiliasi organisasi mereka. Hal ini penting untuk memastikan bahwa peringatan Hari Santri dapat dirayakan oleh semua orang yang memiliki semangat santri.
Dilansir dari Antara News, Gus Yahya juga menjelaskan bahwa santri memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah bangsa, terutama dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan negara. Oleh karena itu, Hari Santri harus dilihat sebagai penghargaan terhadap semua santri yang telah berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, bukan hanya mereka yang berafiliasi dengan organisasi tertentu.
Lebih lanjut, Yahya Cholil menekankan pentingnya menjaga semangat persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam di Indonesia. Hari Santri, menurutnya, adalah momen yang tepat untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Dengan demikian, peringatan Hari Santri ini dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan di antara berbagai elemen masyarakat.
Pernyataan Yahya Cholil ini menegaskan bahwa Hari Santri adalah perayaan yang inklusif dan mencakup semua santri di Indonesia. Dengan demikian, peringatan Hari Santri ini dapat menjadi simbol persatuan dan kebersamaan bagi seluruh umat Islam di Indonesia, tanpa memandang afiliasi organisasi.