Brilio.net - Polio merupakan penyakit yang berbahaya. Polio, atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan permanen. Polio paling sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, meskipun dapat memengaruhi orang dari segala usia.
Dilansir dari brilio.net dari kemkes.go.id ditemukan kasus penyakit lumpuh layu akut yang disebabkan oleh virus polio tipe dua. Kasus tersebut ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember dan 4 Januari 2024.
BACA JUGA :
Waspada penyakit lupus, kenali penyebab, gejala dan cara mengatasinya
Pada bulan Desember 2023 telah ditemukan dua kasus lumpuh layu akut yang disebabkan oleh virus polio dengan kronologis kasus yang berbeda. Satu kasus imunisasi polionya tidak lengkap, satu lagi status imunisasinya lengkap tapi mengalami malnutrisi, ujar dr. Maxi Rein Rondonuwu Direktur Jenderal Pencengahan dan Pengendalian Penyakit.
Maka dari itu, para orang tua harus memahami gejala, penyebab, dan cara mengatasi penyakit polio.
BACA JUGA :
Ramai banyak anak sekolah terindikasi Thalasemia, kenali pengertian, gejala, serta cara mengobatinya
Gejala penyakit polio.
foto: freepik.com
Polio atau poliomyelitis memiliki berbagai gejala yang dapat berkisar dari ringan hingga berat, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi. Berikut gejala penyakit polio dari ringan hingga berat.
1. Gejala Polio Non-Paralitik.
Polio non-paralitik menunjukkan gejala yang mirip dengan flu dan penyakit virus lainnya. Gejala ini biasanya berlangsung selama 1-10 hari dan kemudian sembuh tanpa menyebabkan kelumpuhan. Adapun gejala dari Polio Non-Paralitik adalah demam, kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, mual dan muntah, serta kekakuan leher dan punggung.
2. Gejala Polio Paralitik.
Polio paralitik adalah bentuk penyakit yang lebih jarang tetapi lebih serius. Polio Paralitik menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan biasanya muncul beberapa hari setelah gejala awal. Adapun gejala dari polio paralitik adalah demam yang tinggi, kelemahan otot yang cepat, rasa nyeri dan kelemahan yang parah, kehilangan refleks, kelemahan atau kelumpuhan dan kekakuan leher dan tuhan belakang.
3. Polio Bulbar.
Penyakit polio bulbar adalah bentuk penyakit parah dari polio paralitik yang memengaruhi batang otak, yang akibatnya bisa memengaruhi fungsi vital seperti pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Adapun gejala dari polio burbar meliputi kesulitan bernapas, kesulitan menelan dan bicara, dan kehilangan fungsi refleks.
4. Gejala Polio dengan komplikasi.
Dalam beberapa kasus, polio dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius. Ada beberapa dari gejala polio komplikasi seperti Post-Polio Syndrome (PPS) yang dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal. Gejala dari komplikasi ini adalah kelemahan otot baru, kelelahan, dan nyeri sendi serta otot.
Ada juga yang menyebabkan kelumpuhan permanen. Selain itu, deformitas tulang dan sendi menjadikan otot yang parah sehingga menyebabkan deformitas pada tulang dan sendi. Salah satu akibatnya adalah kaki yang lebih pendek atau tulang belakang melengkung (skoliosis).
Penyebab penyakit polio.
foto: freepik.com
Penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus polio (poliovirus). Virus ini anggota dari keluarga virus picornaviridae dan genus enterovirus. Poliovirus adalah virus RNA yang sangat menular dan dikenal dalam tiga serotipe: poliovirus tipe 1, tipe 2, dan tipe 3. Setiap serotipe dapat menyebabkan penyakit polio, tetapi tipe 1 adalah yang paling sering menyebabkan wabah.
Penularan poliovirus dari orang ke orang terutama melalui jalur fecal-oral. Fecal-oral merupakan kontak dengan tinja yang telah terkontaminasi. Penularan dapat terjadi dengan beberapa cara seperti droplet infection yang menyebar melalui tetesan pernapasan ketika seseorang terinfeksi batuk atau bersin.
Selain itu, penularan bisa terjadi secara kontak langsung dengan orang yang terinfeksi yang permukaan nya telah terkontaminasi virus. Setelah memasuki tubuh, poliovirus akan berkembang biak di dalam orofaring (bagian belakang tenggorokan) dan saluran pencernaan. Virus akan masuk ke dalam aliran darah (viramia) dan dari sana dapat mencapai hingga sistem saraf pusat.
Beberapa penyebab yang bisa diketahui adalah lingkungan yang tidak higienis seperti sanitasi yang buruk. Lalu penyebabnya bisa dari kepadatan penduduk tinggi, dan tidak vaksinasi.
Cara mengatasi penyakit polio
foto: freepik.com
Mengatasi penyakit polio harus melibatkan tindakan medis dan rehabilitasi untuk mengurangi gejala serta mencegah komplikasi jangka panjang. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan polio sepenuhnya, terapi dan perawatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Adapun beberapa cara untuk mengatasi penyakit polio sebagai berikut.
1. Perawatan medis.
Perawatan medis bisa dilakukan melalui perawatan gejala yang bisa didiagnosa dengan gejala demam, nyeri otot, dan sakit kepala. Hal tersebut bisa diberikan obat-obatan yang sesuai seperti analgesik dan antipiretik. Namun jika polio mempengaruhi otot-otot yang berfungsi untuk mengendalikan pernapasan maka perawatan respiratori seperti ventilasi mekanis dapat diperlukan untuk membantu pernapasan. Terakhir, bisa menggunakan fisioterapi untuk membantu mempertahankan kekuatan otot, serta meningkatkan mobilisasi dan mencegah deformitas pada tulang dan sendi.
2. Rehabilitasi.
Ada beberapa cara untuk mengatasi penyakit polio salah satunya adalah rehabilitasi. Pertama, bisa menggunakan terapi okupasi yang bertujuan untuk membantu penderita kembali berfungsi secara mandiri dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya adalah mandi, berpakaian, dan makan.
kedua, menggunakan terapi wicara. Terapi ini dikhususkan untuk polio yang memengaruhi otot-otot yang mengendalikan bicara dan menelan. Terapi wicara membantu untuk memulihkan kemampuan bicara dan menelan. Selain itu, ada juga terapi rehabilitasi psikologis yang bertujuan untuk menanggulangi stres dan depresi akibat polio.
3. Vaksinasi.
Vaksinasi rutin polio dapat mencegah penyakit ini pada populasi yang belum terinfeksi. Vaksinasi harus rutin untuk semua anak-anak sesuai dengan jadwal imunisasi yang ditetapkan.