Brilio.net - Bulan Safar salah satu bulan yang kerap dianggap membawa energi negatif oleh sebagian masyarakat, terutama dalam tradisi Jawa. Kepercayaan ini terkait dengan mitos bahwa menikah di bulan Safar bisa membawa sial bagi pasangan pengantin.
Menurut primbon Jawa, bulan Safar dikenal sebagai bulan penuh ujian dan tantangan, sehingga dianggap kurang baik untuk acara sakral seperti pernikahan. Namun, beberapa ahli budaya menilai anggapan ini lebih bersifat mitologis daripada berbasis fakta.
BACA JUGA :
Mitos atau fakta? Ibu hamil tak boleh makan pedas nanti cepat kontraksi
Fenomena ini menarik perhatian karena masih banyak yang memegang teguh tradisi ini. Di sisi lain, ada juga yang mulai mempertanyakan relevansi mitos ini dengan kehidupan zaman sekarang. Apakah benar menikah di bulan Safar membawa sial, atau hanya sekadar kepercayaan turun-temurun?
Yuk simak penjelasannya menurut primbon Jawa yang banyak dipercaya, brilio.net lansir dari berbagai sumber, Senin (23/12).
Menikah di bulan Safar menurut primbon Jawa
BACA JUGA :
Disebut bikin rezeki seret, ini 7 makna larangan memukul meja
foto: freepik.com/freepic.diller
1. Bulan Safar dianggap penuh ujian
Menurut primbon Jawa, bulan Safar sering diidentikkan dengan ujian atau cobaan yang datang dalam kehidupan. Hal ini membuat banyak orang menghindari acara besar, seperti pernikahan, karena khawatir akan adanya masalah yang bisa merusak kebahagiaan.
Kepercayaan ini berakar dari tradisi nenek moyang yang mengaitkan waktu-waktu tertentu dengan energi negatif, meskipun secara ilmiah tidak ada bukti yang mendukung hal ini.
2. Primbon melihat waktu sebagai simbol
Dalam tradisi Jawa, waktu sering dianggap memiliki makna simbolis. Bulan Safar dikaitkan dengan elemen air yang melambangkan ketidakstabilan.
Pernikahan yang diadakan di bulan ini diyakini bisa menghadapi banyak tantangan karena dianggap tidak memiliki landasan yang kuat. Meski begitu, pandangan ini lebih bersifat simbolis daripada praktis dan tidak selalu berlaku untuk semua orang.
3. Kepercayaan turun-temurun tentang musibah
Banyak orang percaya bahwa bulan Safar membawa bala (musibah), sehingga dianggap tidak ideal untuk acara besar seperti pernikahan. Dalam primbon, bulan ini sering dikaitkan dengan cerita tentang peristiwa kurang menyenangkan di masa lalu. Namun, kepercayaan ini sebenarnya lebih condong pada mitos yang diwariskan daripada fakta yang teruji.
foto: freepik.com/freepik
4. Pernikahan dianggap melawan arus energi bulan Safar
Tradisi Jawa meyakini bahwa bulan Safar memiliki energi yang menguji kesabaran. Mengadakan pernikahan di bulan ini dianggap seperti melawan arus energi yang sedang tidak harmonis. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa bulan Safar sering dihindari, meskipun dalam praktiknya banyak pasangan yang tetap melangsungkan pernikahan tanpa masalah.
5. Kesulitan dalam membangun rumah tangga di bulan Safar
Beberapa orang tua zaman dulu menghubungkan bulan Safar dengan kesulitan dalam membangun rumah tangga. Menikah di bulan ini dianggap bisa membawa hambatan dalam kehidupan rumah tangga, seperti seringnya terjadi konflik atau sulit mendapatkan keturunan. Keyakinan ini sering dijadikan alasan untuk menghindari tanggal-tanggal di bulan Safar.
foto: freepik.com/artursafronovvvv
6. Menikah di bulan Safar bisa mengurangi keberkahan
Ada juga mitos yang menyebutkan bahwa bulan Safar adalah bulan yang kurang diberkahi, sehingga acara pernikahan yang dilakukan pada bulan ini akan kurang mendapat restu dari alam atau Tuhan. Sebagian orang percaya bahwa menikah di bulan lain, terutama bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, akan membawa keberkahan yang lebih besar.
7. Bulan Safar diyakini membawa gangguan dari makhluk halus
Sebagian masyarakat Jawa percaya bahwa bulan Safar sebagai waktu di mana makhluk halus lebih aktif mengganggu manusia. Pernikahan yang dilangsungkan di bulan ini dikhawatirkan akan diganggu oleh energi-energi gaib, sehingga dianggap dapat membawa nasib buruk bagi pengantin. Kepercayaan ini biasanya diperkuat dengan adanya ritual tertentu yang dilakukan untuk menolak bala sebelum menikah.
Kepercayaan tentang bulan Safar membawa sial memang masih ada, tetapi banyak juga yang mulai memahami bahwa mitos tersebut lebih bersifat simbolis sehingga tak perlu ditakuti. Pada akhirnya, semua kembali pada keyakinan masing-masing.