Brilio.net - Pernahkah nggak sih kamu salah mengenali seseorang karena wajahnya sekilas mirip dengan kenalanmu? Situasi ini bukanlah hal aneh dan hampir semua orang pernah mengalaminya. Tak jarang, pengalaman ini memicu pertanyaan tentang mitos jika tiap orang punya kembaran satu hingga tujuh di dunia yang tak sedarah.
Mitos bahwa setiap orang punya satu hingga tujuh kembaran di dunia telah lama menjadi bahan diskusi. Ide ini berkembang di berbagai budaya yang dianggap sebagai fenomena yang menarik. Namun, hingga kini, kebenaran mitos ini masih menjadi misteri yang belum terbukti secara ilmiah.
BACA JUGA :
Satu kelas isinya 14 pasang orang kembar, momen kelulusan pelajar SMA ini langka banget
Menurut Encyclopedia, fakta tentang tujuh kembaran ini tidak memiliki dasar yang kuat, tetapi bukan berarti mustahil. Kemiripan antara dua orang sering disebabkan oleh susunan genetik yang hampir identik. Diperkirakan, manusia berbagi 99,5 persen gen dengan sesamanya, sedangkan 0,5 persen sisanya menciptakan perbedaan penampilan yang kita lihat.
Lantas apa saja mitos tiap orang punya tujuh kembaran di dunia yang tak sedarah? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (5/12).
Arti setiap orang punya tujuh kembaran di dunia yang tidak sedarah
BACA JUGA :
9 Seleb pria ini punya 'kembaran' sesama artis, Ivan Gunawan dan Caren Delano mirip pol
foto: freepik.com/pressfoto
1. Kemiripan wajah sebagai hasil kebetulan genetika
Mitos ini sering dianggap berasal dari fakta kalau manusia memiliki kesamaan genetika yang sangat tinggi. Dengan lebih dari 99,5 persen DNA yang serupa antar manusia, hanya sedikit variasi yang membedakan penampilan fisik.
Meski demikian, variasi ini sering kali secara kebetulan menghasilkan wajah-wajah yang mirip. Tanpa adanya hubungan darah, susunan genetik yang hampir sama bisa menciptakan ilusi bahwa seseorang memiliki kembaran.
2. Populasi dunia yang besar membuat kemiripan lebih mungkin
Dengan jumlah manusia yang mencapai lebih dari 8 miliar di seluruh dunia, peluang untuk menemukan seseorang yang memiliki wajah serupa menjadi lebih besar. Secara statistik, kemungkinan ini tidak dapat dihindari. Namun, mitos tujuh kembaran memperkuat gagasan bahwa setiap individu pasti memiliki sejumlah orang di luar sana yang tampak seperti salinan mereka, meski ini lebih jadi kebetulan daripada fakta ilmiah.
foto: freepik.com/drobotdean
3. Ilusi persepsi yang membuat wajah terlihat mirip
Manusia memiliki kecenderungan untuk mengenali pola wajah secara unik. Sering kali, otak kita menangkap elemen-elemen tertentu, seperti bentuk mata atau hidung, lalu mengasosiasikannya dengan orang yang sudah dikenal.
Hal ini bisa jadi membuat seseorang terlihat sangat mirip dengan orang lain, bahkan jika sebenarnya perbedaannya cukup signifikan. Mitos ini diperkuat oleh kemampuan otak dalam membangun asosiasi visual yang tidak selalu akurat.
4. Pengaruh media dan teknologi yang mempertemukan wajah mirip
Di era media sosial, menemukan seseorang yang memiliki kemiripan fisik menjadi lebih mudah. Banyak cerita viral tentang orang-orang yang bertemu dengan kembaran mereka di belahan dunia lain.
Kehadiran platform seperti Instagram hingga TikTok juga mempercepat proses ini, sehingga memperkuat keyakinan bahwa mitos ini bisa jadi benar. Meski demikian, ini lebih menunjukkan peran teknologi dalam mempertemukan individu-individu serupa, bukan bukti ilmiah.
5. Kemiripan sebagai bagian dari narasi budaya
Cerita tentang tujuh kembaran sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari mitos dan budaya di berbagai masyarakat. Banyak budaya yang percaya bahwa setiap individu memiliki cerminan serupa di dunia, sebagai bagian dari takdir atau keseimbangan. Narasi ini sering diwariskan secara turun-temurun, lalu terus berkembang hingga kini menjadi cerita yang memikat banyak orang.
foto: freepik.com/drobotdean
6. Pola dasar wajah manusia yang terbatas
Anatomi wajah manusia memiliki elemen-elemen dasar yang serupa, seperti mata, hidung, bibir, dan tulang pipi. Kombinasi elemen ini terbatas, sehingga kemiripan wajah di antara dua orang yang tidak sedarah menjadi hal yang mungkin terjadi.
Ketika pola-pola ini diulang pada individu yang berbeda, wajah-wajah yang serupa bisa terlihat. Hal inilah yang menjadi salah satu penjelasan sederhana di balik mitos ini.
7. Keinginan manusia untuk menemukan keterhubungan
Mitos tujuh kembaran juga mencerminkan kebutuhan manusia untuk merasa terhubung dengan sesamanya. Gagasan ada seseorang di luar sana yang terlihat sama persis membawa rasa penasaran sekaligus penghiburan. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa manusia memiliki hubungan yang lebih dalam dari sekadar keberadaan fisik, meskipun tidak selalu dibuktikan secara ilmiah.
Meski mitos ini menarik, penjelasan di atas menunjukkan bahwa kemiripan wajah lebih sering menjadi hasil dari kebetulan genetik, pola psikologis, atau narasi budaya daripada fakta ilmiah. Namun, gagasan ini tetap menjadi cerita yang menyenangkan untuk dibahas, karena menggambarkan bagaimana manusia selalu mencari hubungan yang unik di antara sesamanya.