Brilio.net - Antrean panjang warga Yogyakarta untuk membuang sampah yang viral di media sosial baru-baru ini menyita perhatian banyak orang. Dalam video tersebut, terlihat warga membawa kantong plastik berisi sampah yang harus ditimbang dan dikenakan biaya sebelum akhirnya bisa dibuang.
Antrean panjang dan ketidaknyamanan ini mungkin saja bisa berkurang jika sampah organik dari rumah diolah sendiri menjadi pupuk alami. Dengan mengolah sampah organik di rumah, kamu tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang tetapi juga bisa menghasilkan pupuk untuk tanaman.
BACA JUGA :
Mengungkap fakta: Laporan hasil observasi sampah dan dampaknya terhadap lingkungan
Pengolahan sampah organik menjadi pupuk sebenarnya tidak terlalu sulit, bahkan bisa dilakukan di rumah dengan cara-cara yang sederhana. Bahan-bahan yang dibutuhkan juga sering kali sudah tersedia di rumah, sehingga proses pengomposan menjadi lebih mudah. Kamu hanya perlu kesabaran dan konsistensi untuk menjalankannya, dan dalam waktu beberapa minggu, sampah dapur bisa berubah menjadi pupuk alami yang berguna bagi tanaman.
Berikut ini brilio.net himpun dari berbagai sumber, Selasa (5/11) lima cara mudah mengolah sampah organik menjadi pupuk alami yang bisa kamu coba di rumah.
1. Kompos takakura.
BACA JUGA :
Contoh teks laporan hasil observasi sampah: Meningkatkan kesadaran lingkungan
foto: freepik.com
Metode Takakura merupakan teknik pembuatan kompos yang dikembangkan di Jepang dan cocok untuk diterapkan di rumah. Untuk membuat kompos Takakura, kamu hanya perlu menyediakan wadah, misalnya keranjang atau kotak kayu, yang diberi alas sekam padi atau serbuk gergaji. Sampah dapur seperti kulit buah, sayuran, dan sisa makanan lainnya bisa dimasukkan ke dalam keranjang tersebut, lalu ditutup dengan kain atau karung goni.
Kompos ini membutuhkan pengadukan setiap beberapa hari agar proses dekomposisi berjalan lancar. Dalam beberapa minggu, sampah organik akan berubah menjadi kompos siap pakai. Metode ini efisien dan tidak memakan banyak ruang, cocok untuk kamu yang tinggal di perkotaan.
2. Kompos lubang biopori.
Teknik biopori adalah cara yang efektif untuk mengolah sampah organik sekaligus mengatasi genangan air di sekitar rumah. Kamu hanya perlu membuat lubang biopori di tanah dengan diameter sekitar 10-15 cm dan kedalaman sekitar 100 cm. Lubang ini kemudian diisi dengan sampah organik, seperti sisa sayuran, kulit buah, atau daun kering.
Proses dekomposisi terjadi di dalam lubang tersebut dan menghasilkan kompos alami. Selain menjadi kompos, biopori juga bermanfaat untuk mempercepat resapan air ke dalam tanah, sehingga mengurangi risiko banjir. Ini adalah metode yang ramah lingkungan dan mudah diterapkan di pekarangan rumah.
3. Komposter keranjang daur ulang.
foto: freepik.com
Jika kamu memiliki lahan terbatas, komposter keranjang bisa menjadi solusi praktis. Komposter ini bisa dibuat dengan menggunakan keranjang plastik berlubang yang memudahkan sirkulasi udara. Untuk memulai, lapisi bagian bawah keranjang dengan tanah, lalu masukkan lapisan sampah organik di atasnya. Kamu bisa memasukkan sampah seperti kulit sayuran, sisa makanan, atau rumput yang telah dipotong.
Setiap lapisan sampah sebaiknya ditutup dengan sedikit tanah agar tidak menimbulkan bau. Komposter keranjang ini hanya membutuhkan pengadukan mingguan agar proses fermentasi berlangsung dengan baik. Dalam 4-6 minggu, sampah organik tersebut akan terurai menjadi pupuk yang bisa langsung digunakan untuk tanaman.
4. Kompos cair dari sisa dapur.
Bagi kamu yang ingin hasil pupuk cair, mengolah sampah organik menjadi pupuk cair bisa jadi pilihan. Prosesnya cukup sederhana, kamu hanya perlu menyiapkan wadah tertutup, air, dan bahan sampah organik. Masukkan sisa buah, sayuran, dan sisa makanan lainnya ke dalam wadah, lalu tambahkan air dan tutup rapat.
Pupuk cair ini harus difermentasi selama kurang lebih dua minggu. Agar proses fermentasi berjalan lancar, buka tutup wadah setiap beberapa hari untuk mengeluarkan gas yang terperangkap. Setelah pupuk cair siap, kamu bisa mencampurnya dengan air sebelum disiramkan ke tanaman. Pupuk cair ini berguna untuk menyuburkan tanaman dan memperkuat akar.
5. Vermikompos dengan cacing tanah.
foto: freepik.com
Vermikompos adalah teknik pembuatan kompos dengan bantuan cacing tanah, terutama jenis cacing Lumbricus rubellus atau Eisenia fetida. Cacing ini membantu mempercepat proses penguraian sampah organik dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi. Kamu bisa membuat vermikompos di wadah atau ember yang sudah dilubangi untuk sirkulasi udara.
Isi wadah dengan bahan organik seperti sisa sayuran, daun kering, dan kertas bekas. Masukkan cacing tanah ke dalamnya, lalu biarkan mereka bekerja. Proses ini memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan, dan hasilnya adalah kompos alami yang sangat baik untuk menyuburkan tanaman.
Tips mengolah sampah organik di rumah.
- Pisahkan sampah organik dan non-organik sejak awal agar tidak tercampur.
- Potong-potong sampah organik menjadi ukuran kecil untuk mempercepat proses dekomposisi.
- Pastikan wadah kompos terjaga kelembapannya, tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
- Hindari memasukkan bahan berlemak atau berminyak karena bisa mengganggu proses penguraian.
Mengolah sampah organik di rumah memiliki banyak manfaat, mulai dari mengurangi volume sampah hingga menghasilkan pupuk alami yang bisa langsung dipakai untuk tanaman. Kamu bisa memilih metode yang paling sesuai dengan ketersediaan waktu, ruang, dan bahan. Dengan mengolah sampah sendiri, kamu ikut serta menjaga lingkungan dan mengurangi beban tempat pembuangan akhir. Selain itu, hasil pupuk alami ini bisa membuat tanaman di rumah tumbuh lebih subur tanpa perlu membeli pupuk kimia.