Brilio.net - Penulis Eka Kurniawan menerbitkan karya terbaru, Sumur. Sumur (Gramedia Pustaka Utama, Juni 2021) bercerita tentang sebuah kampung yang dilanda kekeringan berkepanjangan. Buku ini menjadi karya terpendek peraih nominasi Man Booker International Prize 2016 dan peraih Prince Claus Laureate 2018 itu.
Sumur, pernah terbit dalam bahasa Inggris oleh Pinguin dalam antologi Tales of Two Planets. Penerbitan buku yang disunting oleh John Freeman tersebut untuk merespons wacana krisis iklim dan lingkungan yang sedang ramai dibicarakan aktivis lingkungan dunia.
BACA JUGA :
50 Kata-kata bijak tentang buku, inspiratif dan penuh makna
foto: Instagram/@gnolbo
Sumur merupakan cerpen sepanjang 48 halaman yang bercerita tentang kehidupan Toyib dan Siti. Mereka sepasang teman sekolah dasar yang setiap hari pergi bersama.
BACA JUGA :
Review novel Jakartaholic, realita hidup di tengah gemerlap Jakarta
Namun, sebuah pertarungan memperebutkan sumber air membuat ayah Toyib khilaf dan membunuh ayah Siti. Ayah Toyib pun masuk dalam penjara.
Setelah peristiwa tersebut, Toyib dan Siti tidak pernah bertemu lagi. Sampai masa tahanan ayahnya selesai, Toyib memberanikan diri untuk menemui Siti.
Toyib pun memberikan uang titipan ayahnya untuk Siti. Uang itu sebagai bentuk penyesalan ayah Toyib karena telah membunuh ayah Siti.
Namun, maksud Toyib tersebut ditolak Siti saat mereka bertemu ketika mengambil air di sumur satu-satunya di kampung mereka. Setelah peristiwa tersebut, Toyib setiap subuh mengisi air di rumah Siti, sebelum ia mengisi air di rumahnya sendiri.
foto: Instagram/@sastragpu
Selain faktor alam oleh kemarau berkepanjangan, kekeringan di kampung dalam cerita ini juga disebabkan oleh ulah manusia di dalamnya. Dalam satu bagian, masyarakat kampung menebang pohon tanpa peduli kampung tersebut akan semakin kering.
Namun, di sisi lain, tak ada lagi yang dapat mereka lakukan selain menjual apa pun yang bisa dijual. Sawah mereka kering dan tidak dapat menghasilkan apa-apa.
Hal inilah yang kemudian membuat Siti dan anak-anak muda di kampungnya ini pergi ke kota untuk mengadu nasib. Selama di kota, orang kampung ini akan rela bekerja apa pun. Mulai dari tukang cuci piring di warung penyetan hingga menjadi montir di sebuah bengkel.
Kampung yang gersang ini tak dapat lagi memberikan kehidupan bagi orang-orangnya. Kampung tersebut sering kali malah menyulut pertikaian demi pertikaian seperti yang terjadi dengan ayah Toyin dan ayah Siti.
Alam kampung yang terhampar telah gagal menjadikan mereka kesatuan dari alam tersebut. Cinta terhadap kehidupan yang mereka jalani membuat cinta kepada alam yang mereka tempati rusak sehingga tidak memberikan kehidupan.
Fenomena yang ditampilkan dalam satu cerita pendek ini banyak melanda banyak daerah di Indonesia. Sebab, tempat tinggal tak lagi dapat diharapkan, banyak orang di desa memutuskan untuk mencari nafkah di kota atau bahkan ikut program transmigrasi ke pulau lain dan menjadi TKI di luar negeri. Sementara alam kampung yang mereka cintai rusak bersama memori yang hanya jadi kenangan mereka di kota.
Judul buku: Sumur
Penulis: Eka Kurniawan
Genre: Fiksi
Editor: Mirna Yulistianti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rilis: Juni 2021