Brilio.net - Kalimat aktif dan kalimat pasif adalah kalimat yang keberadaannya penting, mengingat fungsinya sebagai pembangun struktur arti bahasa secara lebih lengkap. Kalimat aktif dan kalimat pasif ini banyak ditemui di setiap membaca tulisan, baik di media cetak maupun media massa.
Walaupun banyak ditemui di mana-mana, banyak yang belum memahami arti dari kalimat aktif dan kalimat pasif serta peletakan pada tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut perbedaan, fungsi, serta contoh kalimat aktif dan kalimat pasif.
BACA JUGA :
77 Contoh kalimat seru, lengkap beserta ciri dan penjelasan fungsinya
Perbedaan kalimat aktif dan kalimat pasif.
Kalimat aktif.
1. Adanya imbuhan me- atau ber- pada predikat.
2. Subjek melakukan tindakan secara langsung.
3. Memiliki unsur SPOK (subjek-predikat-objek-keterangan) atau SPK (subjek-predikat-keterangan).
Kalimat pasif.
1. Imbuhan ter-, di-, ter-an, ter- ke- an pada predikat.
2. Subjek tidak melakukan tindakan secara langsung.
3.Memiliki kata ganti yang dapat menunjukkan sesuatu kepunyaan.
Kalimat aktif.
Kalimat aktif dapat diartikan sebagai kalimat yang subjeknya melakukan aktivitas atau tindakan dan menggunakan kata kerja tertentu dalam aktivitas atau tindakan tersebut. Dan juga berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang, baik sedang atau telah melakukan sesuatu.
BACA JUGA :
63 Contoh kalimat ajakan, lengkap beserta ciri dan penjelasannya
Jenis kalimat aktif.
1. Kalimat aktif transitif.
Kalimat yang memerlukan objek dalam susunan kalimatnya agar dapat melengkapi rangkaiannya. Kegunaan transitif dapat diubah menjadi pasif dengan cara mengubah kata kerjanya menjadi bentuk pasif dengan imbuhannya.
Contoh:
Adik bermain bola
2. Kalimat aktif intransitif.
Kalimat aktif yang di dalamnya tidak terdapat objek. Walaupun demikian, makna dapat tersampaikan dengan baik. Kalimat ini tidak dapat diubah ke kalimat pasif karena tidak terdapat objek. Kata kerja yang berperan sebagai predikat biasanya diberi imbuhan ber-
Contoh:
Rika memasak di dapur.
3. Kalimat semitransitif.
Kalimat aktif yang tidak terdapat objek di dalam kalimatnya dan hanya diikuti unsur pelengkap. Sama seperti kalimat aktif intransitif, semitransitif juga tidak dapat diubah ke kalimat pasif.
Contoh:
Makanan ini basi.
4. Kalimat aktif dwitransitif.
Kalimat aktif yang di dalam unsurnya hanya terbentuk dari objek dan pelengkap saja. Kalimat ini juga bisa diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Ayah selalu menjenguk nenek yang ada di kampung setiap bulan.
Contoh kalimat aktif.
1. Tiara menonton film Pengabdi Setan di kamarnya.
2. Nia mengendarai sepeda motor dengan pelan.
3. Anjing itu menggonggong.
4. Petani bersiap menanam padi.
5. Ayah menajamkan pisau dengan menggunakan asahan.
6. Siti merapikan tempat tidur saat pagi hari.
7. Adik sedang bermain di taman.
8. Pak lurah berpidato di lapangan pagi ini setelah dilantik.
9. Nina menangis sendirian saat malam hari.
10. Toni makan sampai kenyang.
11. Makanan ini berlabel halal
12. Aku bergegas pulang.
13. Frida berusaha dengan sangat giat.
14. Dina bernyanyi hingga suaranya habis.
15. Hakim memutuskan hukuman 12 tahun penjara.
Magang: Cut Raudhatus Safiqah
Kalimat pasif.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya mendapatkan perlakuan, tindakan, atau pemberian kata kerja tertentu dalam aktivitas atau tindakannya. Dalam struktur kalimat ini subjek menjadi bagian yang terkena suatu tindakan atau aktivitas. Dan yang menjadi pelaku di kalimat ini bukanlah subjek, melainkan objek.
Jenis-jenis kalimat pasif.
1. Kalimat pasif transitif.
Kalimat yang tersusun dari rangkaian antara subjek- predikat-objek diikuti oleh kata keterangan atau kata pelengkap.
Contoh:
Anton mulai menatap Siti tersenyum
2. Kalimat pasif semitransitif.
Kalimat pasif semitransitif ini tidak dilengkapi objek, karena bisa digantikan memakai kata keterangan atau pelengkap.
Contoh:
Anak itu pergi ke sekolah.
3. Kalimat pasif tindakan.
Pada kalimat pasif yang satu ini posisi predikat berperan sebagai pembentuk aktivitas atau tindakan. Pada kalimat juga ditambahkan predikat dan imbuhan di-kan untuk menambah makna.
Contoh:
Bunga itu dipetik oleh anak kecil.
4. Kalimat pasif keadaan.
Kalimat ini berisikan tentang menjelaskan keadaan dengan ditambahi imbuhan ke-an untuk menjelaskan keadaan.
Contoh:
Nita ketahuan mencuri uang temannya.
Contoh kalimat pasif.
1. Bunga-bunga itu disiram ibu setiap hari.
2. Tina tertidur setelah belajar
3. Budi terjatuh dari tangga.
4. Anak kucing terjatuh dari pohon.
5. Jari Ibu tersayat pisau saat memotong sayur.
6. Didi terkunci di kamar mandi seharian.
7. Anaknya tertabrak motor saat ingin menyeberang.
8. Gelas terisi penuh dengan kopi.
9. Pemuda tertangkap polisi saat pesta miras dengan rekan-rekannya.
10. Buku itu terjatuh.
11. kalian ini tertipu oleh Toni.
12. Pakaian itu dijahit olehnya.
13. Mereka disiksa tanpa ampun.
14. Jalan kota dilanda banjir.
15. Kakak disuruh ibu menyapu.
16. Emas itu dicurinya tadi malam.
17. Rudi saya tunjuk menjadi pemimpin proyek ini.