1. Home
  2. »
  3. Ragam
6 Juli 2023 07:23

Contoh kegiatan literasi paud, bantu tingkatkan minat baca siswa

Kegiatan literasi PAUD tidak hanya mengenalkan anak-anak pada buku, tetapi juga membantu meningkatkan minat bacanya. Sri Jumiyarti Risno
foto: pexels.com

Brilio.net - Di era yang semakin maju ini, literasi menjadi keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu. Oleh karena itu, mengembangkan minat baca sejak usia dini sangatlah penting. Pendidikan anak usia dini atau PAUD memiliki peran yang krusial dalam membentuk minat baca anak-anak. Kegiatan literasi PAUD tidak hanya mengenalkan anak-anak pada buku, tetapi juga membantu meningkatkan minat bacanya.

Kegiatan literasi PAUD bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak pada buku, membantu memahami nilai-nilai dan fungsi buku, serta mengembangkan keterampilan membaca awal. Selain itu, kegiatan literasi juga mendorong rasa kreativitas, imajinasi, dan ekspresi diri anak-anak.

BACA JUGA :
Contoh literasi digital di rumah, beserta pengertian dan fungsinya


Berikut contoh kegiatan literasi paud beserta manfaatnya yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (5/7).

BACA JUGA :
Contoh penerapan literasi di lingkungan rumah, efektif tingkatkan kecerdasan anak

Contoh kegiatan literasi paud
pexels.com

1. Membangun minat baca.

Kegiatan literasi PAUD membantu membangun minat baca anak sejak dini. Melalui pengenalan buku dan cerita yang menarik, anak akan terlibat dalam aktivitas membaca dan memperoleh kesenangan dalam mengeksplorasi dunia kata-kata.

2. Meningkatkan kemampuan membaca.

Kegiatan literasi PAUD membantu anak-anak mengembangkan keterampilan membaca awal. Melalui berbagai aktivitas seperti membaca bersama, mengenal huruf, dan mengenali kata-kata, anak akan meningkatkan kemampuan membaca mereka secara bertahap.

3. Meningkatkan kosakata.

Ketika anak memiliki minat pada literasi maka secara tidak langsung memperluas pemahamannya dan kosakata anak. Dengan terpapar pada berbagai jenis buku dan cerita, anak-anak akan belajar kata-kata baru, istilah, dan frasa yang berkontribusi pada perkembangan bahasa anak.

4. Mengembangkan kreativitas dan imajinasi.

Kreativitas dan imajinasi sangat penting bagi pertumbuhan anak usia dini. Melalui kegiatan literasi, anak-anak diajak untuk menggunakan imajinasinya untuk memvisualisasikan cerita, karakter, dan situasi yang dihadirkan dalam buku. Hal ini merangsang perkembangan kreativitas dan imajinasi anak.

5. Meningkatkan keterampilan berbahasa.

Tak bisa dipungkiri bahwa ketika anak memiliki minat baca yang baik. Maka dapat membantu meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa. Melalui interaksi dengan buku dan cerita, anak akan belajar memahami struktur kalimat, penggunaan kata-kata yang tepat, serta memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang ekspresi dan komunikasi.

6. Memperkenalkan nilai-nilai dan moral.

Buku cerita sering kali menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai positif. Dalam kegiatan literasi PAUD, anak akan diperkenalkan pada cerita-cerita dengan pesan moral yang baik. Ini membantu membangun karakter dan kesadaran anak tentang nilai-nilai yang dihormati dalam masyarakat.

7. Membantu pemahaman dunia dan pengetahuan umum.

Buku cerita dapat membawa anak pada perjalanan yang melampaui batasan fisik. Melalui buku, anak bisa mengenal berbagai budaya, tempat-tempat baru, hewan, alam, dan berbagai konsep pengetahuan lainnya. Hal ini membantu memperluas pemahamannya tentang dunia yang lebih luas.

Contoh kegiatan literasi paud
pexels.com

1. Dongeng kelompok.

Guru atau pengasuh dapat membacakan dongeng kepada anak-anak dalam kelompok. Anak-anak dapat duduk bersama dan mendengarkan cerita yang menarik. Setelah membaca, siswa dapat berdiskusi tentang cerita tersebut, mengidentifikasi tokoh-tokoh, dan membagikan pemahaman mereka.

2. Baca buku bersama.

Kegiatan baca buku bersama dapat dilakukan para guru atau pengasuh. Guru dapat membacakan buku-buku cerita sederhana kepada anak-anak. Selama membaca, mereka dapat mengarahkan perhatian anak pada gambar-gambar dan kata-kata dalam buku. Setelah membaca, anak-anak dapat berbicara tentang cerita atau membuat gambar tentang apa yang mereka baca.

3. Bernyanyi lagu anak.

Kegiatan bernyanyi lagu anak menjadi salah satu stimulus agar anak berpikir kreatif dan imajinatif. Guru bisa menyanyikan lagu-lagu anak dengan melibatkan gerakan tangan atau tubuh. Lagu-lagu tersebut dapat berisi kata-kata yang berulang atau irama yang mudah diingat. Anak-anak dapat ikut bernyanyi dan melakukan gerakan yang sesuai.

4. Aktivitas menulis.

Anak-anak dapat diajak untuk berlatih menulis huruf atau kata-kata sederhana. Guru dapat memberikan contoh dan bimbingan saat anak-anak melatih menulis dengan pensil atau menggunakan alat tulis lainnya. Anak dapat menulis nama mereka, angka, atau kata-kata sederhana yang mereka kenal.

5. Bermain peran.

Dalam kegiatan ini, anak-anak dapat memainkan peran dari karakter dalam buku cerita. Ini membantu anak-anak untuk terlibat secara aktif dalam cerita dan memahami karakter serta alur cerita dengan lebih baik. Kegiatan literasi ini dapat melatih anak-anak untuk aktif berekspresi dan membangun kerjasama.

6. Kegiatan menulis dan menceritakan.

Pada kegiatan ini, anak-anak dapat diajak untuk menulis dan menceritakan cerita pendek mereka sendiri. Guru dapat memberikan stimulus seperti gambar atau kata-kata untuk memulai cerita. Ini akan mengembangkan keterampilan menulis anak-anak serta mengajarkan mereka untuk berpikir secara kreatif dan mengungkapkan ide-ide mereka.

7. Kunjungan perpustakaan.

Memperkenalkan anak-anak pada literasi menjadi PR tersendiri. Namun pengembangan kegiatan literasi patut untuk dilakukan. Salah satunya adalah mengunjungi perpustakaan. Anak-anak dapat diajak mengunjungi perpustakaan di sekolah atau lingkungan sekitar. Guru dapat membantu siswa atau anak-anak memilih buku-buku yang menarik dan sesuai dengan minatnya. Selama kunjungan, siswa bisa membaca buku-buku tersebut atau mendengarkan cerita yang dibacakan oleh pustakawan.

8. Aktivitas mengenal huruf.

Pada pendidikan dini, selain bermain anak-anak wajib diperkenalkan dengan huruf. Cara memperkenalkan anak pada huruf pun bervariasi. Misalnya guru dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang membantu siswa mengenal huruf-huruf. Contoh, siswa dapat mencocokkan huruf-huruf dengan gambar-gambar yang sesuai, menyusun huruf-huruf dengan kertas magnet, atau bermain permainan papan yang melibatkan pengenalan huruf.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags