BACA JUGA :
Contoh literasi digital di rumah, beserta pengertian dan fungsinya
1. Dongeng kelompok.
Guru atau pengasuh dapat membacakan dongeng kepada anak-anak dalam kelompok. Anak-anak dapat duduk bersama dan mendengarkan cerita yang menarik. Setelah membaca, siswa dapat berdiskusi tentang cerita tersebut, mengidentifikasi tokoh-tokoh, dan membagikan pemahaman mereka.
2. Baca buku bersama.
BACA JUGA :
Contoh penerapan literasi di lingkungan rumah, efektif tingkatkan kecerdasan anak
Kegiatan baca buku bersama dapat dilakukan para guru atau pengasuh. Guru dapat membacakan buku-buku cerita sederhana kepada anak-anak. Selama membaca, mereka dapat mengarahkan perhatian anak pada gambar-gambar dan kata-kata dalam buku. Setelah membaca, anak-anak dapat berbicara tentang cerita atau membuat gambar tentang apa yang mereka baca.
3. Bernyanyi lagu anak.
Kegiatan bernyanyi lagu anak menjadi salah satu stimulus agar anak berpikir kreatif dan imajinatif. Guru bisa menyanyikan lagu-lagu anak dengan melibatkan gerakan tangan atau tubuh. Lagu-lagu tersebut dapat berisi kata-kata yang berulang atau irama yang mudah diingat. Anak-anak dapat ikut bernyanyi dan melakukan gerakan yang sesuai.
4. Aktivitas menulis.
Anak-anak dapat diajak untuk berlatih menulis huruf atau kata-kata sederhana. Guru dapat memberikan contoh dan bimbingan saat anak-anak melatih menulis dengan pensil atau menggunakan alat tulis lainnya. Anak dapat menulis nama mereka, angka, atau kata-kata sederhana yang mereka kenal.
5. Bermain peran.
Dalam kegiatan ini, anak-anak dapat memainkan peran dari karakter dalam buku cerita. Ini membantu anak-anak untuk terlibat secara aktif dalam cerita dan memahami karakter serta alur cerita dengan lebih baik. Kegiatan literasi ini dapat melatih anak-anak untuk aktif berekspresi dan membangun kerjasama.
6. Kegiatan menulis dan menceritakan.
Pada kegiatan ini, anak-anak dapat diajak untuk menulis dan menceritakan cerita pendek mereka sendiri. Guru dapat memberikan stimulus seperti gambar atau kata-kata untuk memulai cerita. Ini akan mengembangkan keterampilan menulis anak-anak serta mengajarkan mereka untuk berpikir secara kreatif dan mengungkapkan ide-ide mereka.
7. Kunjungan perpustakaan.
Memperkenalkan anak-anak pada literasi menjadi PR tersendiri. Namun pengembangan kegiatan literasi patut untuk dilakukan. Salah satunya adalah mengunjungi perpustakaan. Anak-anak dapat diajak mengunjungi perpustakaan di sekolah atau lingkungan sekitar. Guru dapat membantu siswa atau anak-anak memilih buku-buku yang menarik dan sesuai dengan minatnya. Selama kunjungan, siswa bisa membaca buku-buku tersebut atau mendengarkan cerita yang dibacakan oleh pustakawan.
8. Aktivitas mengenal huruf.
Pada pendidikan dini, selain bermain anak-anak wajib diperkenalkan dengan huruf. Cara memperkenalkan anak pada huruf pun bervariasi. Misalnya guru dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang membantu siswa mengenal huruf-huruf. Contoh, siswa dapat mencocokkan huruf-huruf dengan gambar-gambar yang sesuai, menyusun huruf-huruf dengan kertas magnet, atau bermain permainan papan yang melibatkan pengenalan huruf.