Brilio.net - Dalam menjalin hubungan dengan masyarakat, pasti kamu tidak ingin ada konflik yang terjadi. Konflik yang muncul dapat mengganggu kesejahteraan dan kedamaian di lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu, sebisa mungkin masyarakat kerap menghindari adanya konflik.
Namun terkadang, konflik dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Baik di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat sekitar, bahkan hingga konflik antar negara. Pengertian konflik sosial merupakan suatu bentuk ketegangan atau pertentangan yang terjadi antara individu, kelompok, atau kelas sosial dalam masyarakat.
BACA JUGA :
Contoh konflik sosial di sekolah dan penyelesaiannya
Konflik sosial muncul ketika terdapat perbedaan dalam kepentingan, nilai, tujuan, atau sumber daya yang diinginkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Konflik sosial dapat timbul dalam berbagai tingkatan, mulai dari konflik antar individu hingga konflik antara kelompok besar dalam masyarakat.
Nah, berikut contoh konflik sosial di lingkungan masyarakat lengkap dengan faktor dan cirinya yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (3/7).
BACA JUGA :
Konsiliasi adalah cara penyelesaian konflik, pahami manfaatnya
Faktor penyebab terjadi konflik sosial.
foto: freepik.com
Konflik sosial merupakan hasil dari perbedaan-perbedaan yang muncul dalam masyarakat yang melibatkan persaingan, ketidaksetaraan, atau kontradiksi antara berbagai kelompok atau individu. Konflik sosial bisa bersifat terbuka dan konfrontatif, seperti demonstrasi atau perang. Konflik ini bisa juga bersifat lebih halus dan tersembunyi dalam bentuk ketegangan atau persaingan yang lebih tidak langsung.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan konflik sosial antara lain:
1. Perbedaan kepentingan.
Ketika individu atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda dalam hal sumber daya, kekuasaan, atau tujuan, konflik sosial dapat timbul. Contohnya, konflik antara pekerja dan pengusaha dalam perundingan upah di tempat kerja.
2. Perbedaan nilai dan keyakinan.
Konflik sosial dapat muncul ketika terdapat perbedaan dalam nilai-nilai, keyakinan, atau norma-norma yang dipegang oleh kelompok-kelompok yang berbeda. Misalnya, konflik antara kelompok yang menganut agama atau ideologi yang berbeda.
3. Ketimpangan sosial dan ekonomi.
Ketimpangan dalam distribusi sumber daya ekonomi, kekayaan, atau kesempatan juga dapat memicu konflik sosial. Ketika ada perasaan ketidakadilan atau kesenjangan sosial yang besar, konflik dapat muncul sebagai upaya untuk mengubah status quo.
4. Persaingan dalam pengaruh dan kekuasaan.
Konflik sosial sering kali terjadi ketika ada persaingan dalam pengaruh politik, kekuasaan, atau kontrol atas sumber daya yang berharga. Persaingan ini bisa terjadi antara kelompok-kelompok politik, kelompok etnis, atau kelompok yang berbeda dalam hierarki sosial. Dalam konflik sosial, terdapat upaya dari pihak-pihak yang terlibat untuk melindungi atau memperjuangkan kepentingannya. Konflik sosial juga dapat mencakup berbagai strategi dan taktik seperti protes, pemogokan, perundingan, atau bahkan kekerasan.
Ciri-ciri konflik sosial.
foto: pexels.com
1. Dimensi kekuasaan.
Konflik sosial seringkali melibatkan persaingan atau pertarungan kekuasaan antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik dapat terjadi dalam konteks politik, ekonomi, atau sosial yang melibatkan upaya untuk memperoleh, mempertahankan, atau memperluas kekuasaan.
2. Ketegangan dan ketidakharmonisan.
Pada umumnya, konflik sosial menciptakan ketegangan dan ketidakharmonisan antara pihak-pihak yang terlibat. Hubungan antara individu atau kelompok menjadi tegang dan terpengaruh negatif.
3. Perbedaan nilai dan norma.
Perbedaan nilai dan norma dalam masyarakat dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sosial sering kali berakar pada perbedaan nilai, norma, dan keyakinan yang dipegang oleh individu atau kelompok yang bertentangan. Perbedaan ini bisa melibatkan agama, etika, politik, atau pandangan sosial yang berbeda.
4. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
Masalah ekonomi menjadi persoalan yang kompleks sehingga dapat mengakibatkan konflik sosial. Konflik sosial dapat timbul akibat adanya ketimpangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, kekayaan, atau kesempatan dapat menjadi pemicu konflik sosial.
5. Ketidakpastian dan ketidakstabilan.
Konflik sosial menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam hubungan dan struktur sosial. Situasi menjadi tidak terduga dan sulit diprediksi akibat konflik yang terjadi.
6. Dampak sosial.
Konflik sosial memiliki dampak sosial yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Dampak ini bisa berupa perubahan dalam struktur sosial, gangguan dalam kehidupan sehari-hari, kerugian ekonomi, atau bahkan konsekuensi fisik dan psikologis.
Contoh konflik sosial di lingkungan masyarakat.
foto: pexels.com
1. Konflik antar suku atau etnis.
Keberagaman masyarakat Indonesia membuat cukup sulit untuk menghindari terjadinya konflik sosial. Perbedaan ini biasanya menimbulkan ketegangan, perselisihan, atau konfrontasi antara kelompok suku atau etnis yang memiliki perbedaan budaya, bahasa, agama, atau sejarah yang kompleks. Misalnya terjadi pertarungan antara desa atau antar suku.
2. Konflik kelas sosial.
Terjadi pertentangan antara kelompok yang berbeda dalam hierarki sosial atau status ekonomi. Misalnya, konflik antara pekerja dan pengusaha, atau konflik antara penghuni kawasan permukiman kumuh dan pengembang properti.
3. Konflik agama.
Keyakinan atau agama kerap menjadi latar belakang terjadi konflik sosial. Seperti terjadinya perselisihan atau pertikaian antara kelompok yang menganut agama berbeda atau memiliki interpretasi yang berbeda terhadap agama yang sama. Konflik agama bisa melibatkan perbedaan keyakinan, praktik keagamaan, atau klaim terhadap wilayah suci.
4. Konflik politik.
Salah satu contoh konflik sosial yang terjadi adalah konflik terkait dengan politik. Terjadi ketegangan atau perselisihan antara kelompok politik yang berbeda dalam hal ideologi, tujuan politik, atau perebutan kekuasaan. Contohnya adalah konflik antara partai politik yang bersaing dalam pemilihan umum.
5. Konflik lingkungan.
Di beberapa daerah, konflik yang berkaitan dengan lingkungan kerap terjadi. Dimana perbedaan pendapat antar masyarakat adat dan pengusaha adalah contoh konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Terjadi pertentangan antara kelompok yang berbeda dalam hal pemanfaatan atau perlindungan lingkungan. Misalnya, konflik antara perusahaan yang ingin melakukan eksploitasi sumber daya alam dan masyarakat setempat yang berusaha melindungi lingkungan mereka.
6. Konflik teritorial.
Terjadi perselisihan atau pertentangan antara kelompok yang bersaing atas klaim teritorial atau batas wilayah. Misalnya, konflik antara dua negara yang memperebutkan wilayah yang sama.
7. Konflik keluarga.
Terjadi pertentangan atau ketegangan antara anggota keluarga yang terkait dengan perbedaan nilai, kepentingan, atau tuntutan individu. Konflik keluarga bisa melibatkan masalah warisan, peran dan tanggung jawab, atau perbedaan pandangan dalam mengambil keputusan penting.