Ciri-ciri konflik sosial.
foto: pexels.com
BACA JUGA :
Contoh konflik sosial di sekolah dan penyelesaiannya
1. Dimensi kekuasaan.
Konflik sosial seringkali melibatkan persaingan atau pertarungan kekuasaan antara pihak-pihak yang terlibat. Konflik dapat terjadi dalam konteks politik, ekonomi, atau sosial yang melibatkan upaya untuk memperoleh, mempertahankan, atau memperluas kekuasaan.
2. Ketegangan dan ketidakharmonisan.
BACA JUGA :
Konsiliasi adalah cara penyelesaian konflik, pahami manfaatnya
Pada umumnya, konflik sosial menciptakan ketegangan dan ketidakharmonisan antara pihak-pihak yang terlibat. Hubungan antara individu atau kelompok menjadi tegang dan terpengaruh negatif.
3. Perbedaan nilai dan norma.
Perbedaan nilai dan norma dalam masyarakat dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sosial sering kali berakar pada perbedaan nilai, norma, dan keyakinan yang dipegang oleh individu atau kelompok yang bertentangan. Perbedaan ini bisa melibatkan agama, etika, politik, atau pandangan sosial yang berbeda.
4. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
Masalah ekonomi menjadi persoalan yang kompleks sehingga dapat mengakibatkan konflik sosial. Konflik sosial dapat timbul akibat adanya ketimpangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, kekayaan, atau kesempatan dapat menjadi pemicu konflik sosial.
5. Ketidakpastian dan ketidakstabilan.
Konflik sosial menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam hubungan dan struktur sosial. Situasi menjadi tidak terduga dan sulit diprediksi akibat konflik yang terjadi.
6. Dampak sosial.
Konflik sosial memiliki dampak sosial yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Dampak ini bisa berupa perubahan dalam struktur sosial, gangguan dalam kehidupan sehari-hari, kerugian ekonomi, atau bahkan konsekuensi fisik dan psikologis.