Brilio.net - Majas merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan, ibarat, atau perumpamaan untuk memberikan makna maupun pesan yang lebih menarik dan mendalam pada suatu kalimat. Majas sering digunakan dalam karya sastra, seperti puisi, untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, maupun imajinasi sang penulis.
Salah satu jenis majas yang sering ditemukan dalam puisi adalah majas alegori. Majas alegori ialah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata kiasan yang berupa benda, sifat, atau lambang, tanpa memberikan penjelasan secara langsung. Pada prinsipnya majas alegori dalam puisi bertujuan untuk menyampaikan makna yang tersembunyi, simbolis, maupun metaforis.
BACA JUGA :
7 Contoh cerita bahasa Inggris tentang pengalaman, cocok jadi bahan latih kemampuan reading text
Nah, pada artikel ini,brilio.netakan mengulik tentang contoh majas alegori dalam puisi, lengkap dengan pengertian dan cirinya. Biar kamu lebih paham tentang majas alegori dalam puisi ini, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian majas alegori.
foto:freepik.com
BACA JUGA :
150 Contoh kosakata bahasa Indonesia, lengkap dengan pengertian dan pembahasannya
Secara sederhana, majas alegori adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu untuk mewakili suatu hal yang lain secara simbolik dalam suatu cerita atau teks. Majas alegori mengandung dua makna, yaitu makna literal dan makna tersembunyi yang harus ditafsirkan. Perlu diketahui, ketika penulis menggunakan majas alegori ini biasanya untuk menyampaikan pesan moral, kritik sosial, atau sindiran secara halus.
Ada beberapa pandangan para ahli yang memaknai majas alegori ini, diantaranya:
1. Nurgiantoro (2017) mengatakan bahwa majas alegori adalah sebuah cerita kiasan yang maknanya tersembunyi pada makna literal.
2. Keraf (2010) mendefinisikan majas alegori sebagai cerita singkat yang mengandung kiasan yang harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya.
3. Tarigan (2013) menjelaskan bahwa majas alegori adalah cerita yang dikisahkan melalui lambang-lambang yang merupakan majas yang diperluas secara berkesinambungan sebagai tempat atau wadah objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan.
Pandangan tersebut tidak jauh berbeda dari ulasan sebelumnya bahwa majas alegori merupakan sebuah gaya bahasa yang mengkiaskan sesuatu agar ungkapan terkesan lebih indah dan mendalam. Begitu pula majas alegori dalam puisi yaitu ungkapan maupun kata yang memiliki makna tersembunyi. Contoh majas alegori dalam puisi misalnya, puisi "Aku ini binatang jalang" dalam karya Chairil Anwar. Kata "Binatang jalang" menjelaskan alegori untuk manusia yang bebas dan tidak terikat oleh aturan.
Contoh lainnya dalam puisi berjudul "Karawang-Bekasi" - W.S. Rendra. Kata "Jalan" merupakan alegori untuk perjalanan hidup manusia. Selanjutnya ada pula dalam karya-karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul "Hujan Bulan Juni" terdapat kata "Hujan" adalah alegori untuk kesedihan dan kerinduan serta masih banyak lagi.
Ciri-ciri majas alegori.
foto:freepik.com
Majas alegori memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:
1. Sering menggunakan kalimat retorika, yaitu kalimat yang bersifat persuasif, menarik, atau mengandung makna tersembunyi.
2. Digunakan pada uraian atau runtutan cerita yang kompleks dan simbolik, yang mengandung dua makna, yaitu makna literal dan makna tersembunyi.
3. Menggambarkan sifat benda, lambang, atau hal lain dengan maupun tanpa adanya penjelasan dari makna yang sebenarnya.
4. Bertujuan untuk mendidik serta menerangkan sesuatu, seperti pesan moral, kritik sosial, maupun sindiran.
5. Sering ditemukan di karya sastra, seperti fabel, novel, puisi, maupun cerita pendek.
Fungsi majas alegori dalam puisi.
foto:freepik.com
Majas alegori memiliki beberapa fungsi dalam karya sastra, yaitu:
1. Menambah kedalaman makna dan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis.
2. Membuat karya sastra lebih bermakna dan mengesankan pada pembaca.
3. Memberikan variasi gaya penulisan yang menarik dan unik.
4. Mempermudah pembaca untuk memahami tema atau pesan secara lebih visual dan menarik.
Contoh majas alegori dalam puisi.
foto:freepik.com
1. "Akulah Si Telinga" - W.S. Rendra
"Telinga" adalah alegori untuk rakyat yang selalu mendengar dan mengetahui apa yang terjadi.
2. "Bunga dan Tembok" - W.S. Rendra
"Bunga" adalah alegori untuk keindahan dan kebebasan.
"Tembok" adalah alegori untuk penindasan dan kekejaman.
3. "Sajak-Sajak Kecil tentang Hari Ibu" - Taufiq Ismail
"Ibu" adalah alegori untuk kasih sayang dan pengorbanan.
4. "Blues untuk Bonnie" - Taufiq Ismail
"Bonnie" adalah alegori untuk rakyat yang tertindas.
5. "Batu Malin Kundang" - (Cerita rakyat)
"Batu" adalah alegori untuk kutukan dan penyesalan.
6. "Berjalan Sendiri" - Sapardi Djoko Damono
"Jalan" adalah alegori untuk pilihan hidup.
7. "Pada Sebuah Kapal" - Chairil Anwar
"Kapal" adalah alegori untuk kehidupan.
8. "Nyanyi Sunyi" - Taufiq Ismail
"Sunyi" adalah alegori untuk kesendirian.
9. "Kenangan" - W.S. Rendra
"Kenangan" adalah alegori untuk masa lalu.
10. "Rumah Kaca" - W.S. Rendra
"Rumah kaca" adalah alegori untuk masyarakat yang rapuh.
11. "Bintang" - W.S. Rendra
"Bintang" adalah alegori untuk cita-cita.
12. "Burung Merak" - Sanusi Pane
"Burung merak" adalah alegori untuk kecantikan.
13. "Pohon" - Chairil Anwar
"Pohon" adalah alegori untuk kehidupan.
14. "Kepada Pembaca" - Chairil Anwar
"Pena" adalah alegori untuk kekuatan kata-kata.
15. "Aku Ini Binatang Jalang Dari Negeri Pojok" - Chairil Anwar
"Binatang jalang" adalah alegori untuk manusia yang bebas dan tidak terikat oleh aturan.
16. "Diponegoro" - Chairil Anwar
"Diponegoro" adalah alegori untuk pahlawan.
17. "Senja di Pelabuhan Kecil" - Chairil Anwar
"Senja" adalah alegori untuk kesedihan.
18. "Mencari" - W.S. Rendra
"Jalan" adalah alegori untuk pencarian makna hidup.
19. "Sajak Putih" - Taufiq Ismail
"Kertas putih" adalah alegori untuk kehidupan yang polos dan tanpa dosa.
20. "Aku" - Sutardji Calzoum Bachri
"Aku" adalah alegori untuk manusia yang universal.
21. "Bumi Permai" - Sitor Situmorang
"Bumi permai" adalah alegori untuk Indonesia.
22. "Pada Sebuah Kapal" - Chairil Anwar
"Nakhoda" adalah alegori untuk pemimpin.
23. "Percakapan dengan Ibu" - Sapardi Djoko Damono
"Ibu" adalah alegori untuk kasih sayang.
24. "Selamat Jalan" - Sapardi Djoko Damono
"Jalan" adalah alegori untuk kehidupan.