Brilio.net - Pancasila adalah prinsip dan asas bagi masyarakat Indonesia. Artinya, Pancasila adalah dasar yang digunakan oleh negara Indonesia dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Pancasila terdiri dari lima sila, yaitu; Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila bukan hanya sekadar ideologi negara, melainkan juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satu sila yang perlu dipahami dan diamalkan adalah sila ke-2 yakni; Kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, kamu harus memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa membedakan suku, agama, ras, dan gender. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bisa diwujudkan dengan sikap menghargai perbedaan, tidak melakukan diskriminasi, serta membantu sesama tanpa pamrih.
BACA JUGA :
Contoh pengamalan sila ke-2 Pancasila di rumah, lengkap dengan penjelasannya
Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis. Dengan memahami dan mengamalkan kemanusiaan yang adil, kamu dapat menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan memperkuat persatuan serta kerukunan antar sesama.
Pengamalan sila ke-2 Pancasila juga perlu diterapkan di sekolah. Kira-kira, bagaimana ya contoh pengamalannya? Yuk simak artikel berikut ini selengkapnya, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (15/2).
BACA JUGA :
9 Contoh pengamalan sila ke-5 di rumah, lengkap dengan fungsinya
Pengertian sila ke-2 dalam Pancasila.
foto: freepik.com
Sila ke-2 dalam Pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Menurut Yudi Latif, pengertian sila ke-2 ini adalah tentang bagaimana manusia seharusnya bersikap adil dan beradab terhadap sesama manusia. Artinya, kamu harus memperlakukan orang lain dengan adil dan beradab, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan.
Dalam lambang sila ke-2, terdapat rantai dengan 17 mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang sambung menyambung. Rantai tersebut melambangkan persatuan dan kesatuan, dimana setiap mata rantai saling terhubung satu sama lain. Rantai ini juga melambangkan hubungan dan keterkaitan antara manusia satu dengan yang lain, tanpa ada yang lebih baik atau lebih rendah. Sementara lingkaran melambangkan kesatuan dan kebulatan tekad untuk mencapai keadilan dan keberadaban.
Jadi, makna dari lambang sila ke-2 ini adalah tentang pentingnya persatuan dan hubungan yang saling terkait antara manusia, serta tekad bersama untuk mencapai keadilan dan keberadaban dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami dan mengamalkan sila ke-2, kamu diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil dan beradab, dimana setiap orang dihargai dan diperlakukan dengan baik tanpa ada diskriminasi. Selain itu, kamu juga diingatkan bahwa harus saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan keadilan dan keberadaban bersama sebagai bangsa Indonesia.
Contoh pengamalan sila ke-2 dalam kehidupan masyarakat.
foto: freepik.com
1. Pengakuan hak dan kewajiban setiap orang.
- Memberikan ruang bagi setiap individu untuk mengemukakan pendapat dan memperoleh hak yang sesuai, seperti hak atas pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
- Masyarakat memberikan dukungan terhadap pengungsi dan orang-orang yang membutuhkan perlindungan, sehingga hak-hak mereka diakui dan dihormati.
2. Penghargaan terhadap keberagaman budaya.
- Masyarakat merayakan berbagai festival dan perayaan budaya dari berbagai suku dan agama, seperti Imlek, Natal, Idul Fitri, dan perayaan suku-suku adat.
- Menyelenggarakan acara-acara kebudayaan, seperti pameran seni, konser musik, dan pameran kuliner untuk memperlihatkan kekayaan budaya yang ada di masyarakat.
3. Partisipasi dalam kegiatan masyarakat.
- Mengikuti kegiatan gotong-royong, seperti membersihkan lingkungan dan merawat taman kota, sebagai bentuk partisipasi aktif dalam membangun kebersihan dan keindahan lingkungan.
- Bergabung dalam kegiatan sosial, seperti donor darah, bakti sosial, dan kegiatan amal untuk membantu sesama dan membentuk rasa saling peduli di masyarakat.
Dengan menerapkan contoh-contoh di atas, masyarakat dapat menjalankan pengamalan sila ke-2 dengan baik, yaitu menghargai dan memperjuangkan kesetaraan di antara masyarakat Indonesia.
Contoh pengamalan sila ke-2 di sekolah.
foto: freepik.com
1. Menghormati teman sekelas.
- Misalnya dengan tidak mengganggu ketenangan teman saat belajar, memberi kesempatan pada teman untuk berbicara di kelas, atau tidak mem-bully teman.
2. Membantu teman yang membutuhkan.
- Contohnya dengan membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran, atau menemani teman yang sedang sedih atau kesepian.
3. Saling berbagi kepada sesama.
- Seperti memberikan makanan atau bahan pelajaran kepada teman yang membutuhkan, atau berbagi ilmu kepada teman yang belum mengerti materi pelajaran.
4. Menghormati perbedaan budaya.
- Contohnya dengan tidak menertawakan atau mengolok-olok budaya atau kebiasaan teman yang berbeda, dan dengan menghormati hari raya atau acara keagamaan teman.
5. Menghormati guru dan staf sekolah.
- Misalnya dengan tidak mengganggu saat guru sedang mengajar, mengucapkan salam kepada guru dan staf sekolah, serta mematuhi peraturan sekolah yang telah ditetapkan.
Dengan menerapkan contoh-contoh di atas, kamu dapat mempraktikkan pengamalan sila ke-2 di sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan menyenangkan.
Manfaat pengamalan sila ke-2 Pancasila di sekolah.
foto: freepik.com
1. Menghargai perbedaan.
Dengan memahami dan menghargai perbedaan antar individu, kamu dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis.
2. Memperkuat persatuan.
Dengan menghormati perbedaan dan merangkul keberagaman, kamu dapat memperkuat persatuan dan memperkokoh kebersamaan dalam masyarakat.
3. Membangun toleransi.
Dengan mempraktikkan sikap saling menghormati dan bertoleransi, kamu bisa menciptakan lingkungan yang damai dan saling menghargai.
4. Memperkuat persatuan.
Dengan mengajarkan siswa untuk menghormati perbedaan, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua siswa, tanpa memandang perbedaan apa pun.
5. Membentuk sikap positif.
Dengan mempraktikkan sikap menghormati dan bertoleransi sejak dini, siswa akan tumbuh menjadi individu yang memiliki sikap positif, seperti toleran, menghargai perbedaan, dan menghormati satu sama lain.
Dengan memahami dan mengamalkan sila ke-2 Pancasila, kamu bisa menciptakan lingkungan yang inklusif, memperkuat persatuan, dan membentuk sikap positif dalam diri siswa.