Brilio.net - Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang sangat luas. Untuk mendalami keilmuan ini memang butuh ketekunan dan disiplin yang kuat agar mudah memahami setiap materi-materi yang terdapat di dalamnya. Salah satu sub materi yang menarik dipelajari ialah tentang teks anekdot.
Teks anekdot adalah jenis teks naratif yang bertujuan untuk menghibur atau membuat pembaca tertawa dengan menyajikan kisah yang ringan. Kisah yang disajikan pun berdasarkan pada pengalaman pribadi maupun kejadian nyata yang lucu, unik, serta menggelitik.
BACA JUGA :
Contoh naskah drama tentang sekolah, pahami cara mudah membuatnya
Untuk membuat teks anekdot nggak terlalu sulit. Pasalnya, pada artikel ini akan menyajikan ulasan lengkap tentang teks anekdot yang mudah dipahami, mulai dari pengertian ciri, strukturnya dan contohnya sehingga kamu bisa memahami teks anekdot lebih komprehensif lagi.
Langsung saja berikut ini contoh teks anekdot lucu dan menyindir, lengkap dengan pengertian, ciri, dan strukturnya, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (4/3).
Definisi teks anekdot
BACA JUGA :
20 Contoh kata pasif dan aktif, pahami pengertian dan penggunaannya dalam kalimat
foto: freepik.com
Teks anekdot merupakan jenis teks naratif yang menceritakan sebuah kejadian maupun peristiwa yang lucu, menarik, atau menggelitik. Teks ini ditulis dengan tujuan menghibur pembaca atau pendengar. Nggak hanya itu, teks anekdot juga mengandung pesan moral melalui kisah yang disampaikan.
Nah, dalam teks anekdot, cerita yang disampaikan bersifat nyata atau bahkan berdasarkan kejadian sehari-hari yang mungkin pernah dialami oleh penulis maupun orang lain. Oleh sebab itu, teks anekdot biasanya mengandung unsur humor, ironi, bahkan kejadian tidak terduga yang dapat membuat pembaca tertawa/terheran-heran.
Umumnya, teks anekdot memiliki struktur yang sederhana. Dimulai dengan latar belakang singkat tentang kejadian yang akan diceritakan, diikuti dengan pengembangan cerita yang menggambarkan kronologi peristiwa dengan ringkas dan jelas, lalu diakhiri pesan moral atau punchline yang membuat pembaca tertawa kemudian dapat merenung makna yang sebenarnya.
Tujuan utama dari teks anekdot adalah untuk menghibur pembaca melalui cerita-cerita yang menggambarkan kejadian lucu maupun hal yang tidak biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya teks anekdot sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis, untuk menambahkan warna pada percakapan atau tulisan dengan menyertakan cerita pendek yang menarik.
Ciri-ciri teks anekdot
foto: freepik.com
Teks anekdot adalah sebuah jenis teks yang berisi tentang sebuah cerita atau kejadian lucu, unik, dan menarik yang biasanya mengandung makna moral. Beberapa ciri-ciri teks anekdot adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan gaya bahasa cerita.
Teks anekdot ditulis dengan gaya bahasa yang ceria, santai, dan menghibur, sehingga para pembaca merasa terlibat maupun tertarik dalam membaca cerita tersebut.
2. Mengandung kejadian unik.
Teks anekdot mengisahkan sebuah peristiwa yang tidak umum, jarang terjadi, atau berbeda dari kejadian sehari-hari. Kejadian tersebut dapat berupa kejadian lucu, aneh, dan menarik yang dapat memancing gelak tawa maupun membuat pembaca terkesan.
3. Menampilkan tokoh atau karakter.
Layaknya pada cerita pendek lainnya, teks anekdot biasanya melibatkan tokoh maupun karakter yang unik. Tokoh tersebut bisa berupa diri sendiri, orang lain, atau tokoh fiktif. Karakter tokoh tersebut akan memberikan nuansa khusus dalam cerita agar membuatnya lebih hidup.
4. Mencakup konflik atau permasalahan.
Teks anekdot seringkali menghadirkan konflik atau permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita. Konflik ini bisa berupa situasi kocak, kesalahpahaman, maupun kejadian tak terduga yang membuat cerita semakin menarik.
5. Mengandung unsur humor.
Humor adalah salah satu ciri khas teks anekdot. Teks ini seringkali menggunakan lelucon, kebodohan tokoh cerita, atau bahkan kejadian yang menggelitik sehingga membuat para pembaca tertawa.
Struktur teks anekdot
foto: freepik.com
Struktur teks anekdot terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendahuluan, inti cerita, dan penutup. Pendahuluan dimulai dengan pengenalan tokoh atau suasana yang akan menjadi fokus cerita. Bagian ini berfungsi untuk memperkenalkan konteks cerita kepada pembaca agar mereka dapat memahami latar belakang anekdot.
Setelah pendahuluan, ada bagian inti cerita yang merupakan bagian terpanjang. Di sini, cerita diceritakan secara kronologis dengan menghadirkan rangkaian kejadian yang terjadi. Bagian inti cerita berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang secara spesifik terjadi dalam anekdot tersebut.
Ada baiknya jika cerita diuraikan dengan menggunakan urutan waktu atau logika yang konsisten agar pembaca dapat mengikuti alur cerita dengan mudah. Terakhir, ada bagian penutup yang berfungsi untuk memberikan kesimpulan maupun pesan dari anekdot tersebut. Bagian ini bisa berisi evaluasi tokoh dalam cerita, penilaian terhadap kejadian yang terjadi, maupun refleksi pribadi kepada pembaca.
Oleh karena itu, penutup yang baik akan memberikan rasa puas kepada pembaca dengan memberikan penutupan yang padat dan bermakna. Dengan mengikuti struktur teks anekdot yang jelas dan logis, pembaca akan dapat memahami cerita dengan mudah kemudian dapat menyerap pesan yang ingin disampaikan dalam anekdot tersebut.
Contoh teks anekdot lucu dan menyindir
foto: freepik.com
1. Janji politisi
Suatu hari, seorang politisi sedang berkampanye di sebuah desa terpencil. Di depan para penduduk desa, dia berjanji dengan lantang, "Jika saya terpilih, saya akan membangun jalan tol di sini! Jalan tol ini akan mulus dan lebar, sehingga memudahkan akses transportasi dan meningkatkan ekonomi desa!"
Para penduduk desa menyambut janji tersebut dengan tepuk tangan meriah. Mereka senang mendengar janji manis sang politisi. Beberapa tahun kemudian, politisi itu terpilih dan menjadi pejabat. Namun, janjinya tentang jalan tol tak kunjung terealisasi. Jalan di desa tetaplah becek dan berlubang.
Suatu hari, seorang penduduk desa bertemu dengan politisi tersebut. Dengan nada kesal, dia bertanya, "Pak, kapan janji Anda untuk membangun jalan tol di desa kami akan terwujud?"
Politisi itu tersenyum dan menjawab, "Sabar, Bu. Membangun jalan tol itu membutuhkan waktu lama. Tapi, saya pastikan janji saya akan terwujud."
Penduduk desa itu pun berkata, "Baiklah, Pak. Tapi, tolong jangan seperti janji Anda waktu kampanye dulu. Katanya mau membangun jalan tol, tapi yang datang malah mobil tangki air."
2. Pejabat korup
Seorang pejabat tinggi negara tertangkap KPK karena korupsi. Dia telah menggelapkan uang negara senilai triliunan rupiah. Saat ditanya oleh wartawan tentang alasannya korupsi, pejabat itu menjawab dengan santai, "Ya, gimana lagi? Gaji saya sebagai pejabat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup."
Jawaban pejabat itu sontak membuat publik geram. Mereka mengecam keserakahan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pejabat tersebut.
3. Siswa malas
Di sebuah kelas, seorang guru sedang mengajar matematika. Dia sedang menjelaskan materi tentang persamaan linear.
Guru: "Baiklah, anak-anak. Sekarang, coba kerjakan soal ini! Diketahui persamaan x + 2 = 5. Berapakah nilai x?"
Para siswa pun sibuk mengerjakan soal tersebut. Namun, ada seorang siswa yang terlihat tidak fokus dan malah sibuk bermain game di ponselnya.
Guru: "Anton! Kamu sedang apa? Ayo, kerjakan soalnya!"
Anton: "Eh, iya Bu. Sebentar lagi selesai kok."
Guru: "Jangan main game! Ini pelajaran matematika. Kamu harus fokus!"
Anton: "Iya, Bu. Tapi, Bu Guru, soal ini terlalu mudah. Saya sudah hafal jawabannya."
Guru: "Oh, ya? Kalau begitu, coba kamu jawab sekarang!"
Anton: "Nilai x adalah... 3."
Guru: "Benar! Bagus sekali, Anton! Tapi, kenapa kamu tadi tidak langsung menjawabnya?"
Anton: "Soalnya, Bu Guru. Saya ingin memastikan dulu bahwa jawaban saya benar. Soalnya, kalau saya salah jawab, nanti Bu Guru marah."
Guru: "Hahaha... Kamu ini ada-ada saja!"
Pesan moral:
Ketiga contoh teks anekdot di atas mengandung sindiran terhadap berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat, seperti politisi yang suka berjanji palsu, pejabat yang korup, dan siswa yang malas belajar.
Meskipun dikemas dengan humor, teks anekdot tersebut bertujuan untuk memberikan kritik dan edukasi kepada pembaca.