Brilio.net - Teks eksplanasi adalah jenis teks yang bertujuan untuk memberikan penjelasan atau informasi secara rinci tentang suatu fenomena, peristiwa, proses, atau konsep tertentu. Teks ini digunakan untuk menguraikan atau menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi, mengapa sesuatu terjadi, atau bagaimana suatu konsep bekerja.
Ciri utama dari teks eksplanasi adalah adanya fakta-fakta, data, atau informasi yang mendukung dan menjelaskan topik yang dibahas. Teks ini biasanya didukung oleh urutan logis yang terstruktur, menggunakan bahasa yang objektif dan jelas.
BACA JUGA :
Contoh perwujudan kerja sama dalam lingkungan sekolah, bersedia menolong saat teman kesulitan
Sementara untuk tujuan dari teks eksplanasi adalah memberikan pemahaman yang mendalam kepada pembaca tentang suatu topik atau konsep. Teks eksplanasi dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti artikel ilmiah, buku teks, ensiklopedia, laporan penelitian, atau artikel di media online.
Berikut contoh teks eksplanasi sosial di sekolah yang lengkap dengan pengertian, struktur dan cirinya, dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (16/6).
Struktur umum teks eksplanasi.
BACA JUGA :
Contoh literasi digital di sekolah dasar, lengkap dengan pengertian dan manfaatnya
foto: pexels.com
1. Pendahuluan.
Memperkenalkan topik yang akan dijelaskan dan memberikan gambaran umum tentang hal itu.
2. Penjelasan.
Menyajikan informasi secara rinci dan terperinci tentang topik tersebut. Penjelasan biasanya dilakukan dengan menggunakan fakta, data, definisi, contoh, dan ilustrasi yang relevan.
3. Urutan Logis.
Menyusun informasi secara terstruktur dan teratur, seringkali dalam urutan kronologis, sebab-akibat, atau berdasarkan tahapan atau proses.
4. Kesimpulan.
Menyimpulkan informasi yang telah diberikan dalam teks dan menegaskan poin-poin penting yang telah dijelaskan.
Teks eksplanasi penting dalam menyampaikan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca. Melalui teks ini, pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang suatu topik atau fenomena tertentu dan mengerti mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi.
Ciri-ciri teks eksplanasi.
foto: pexels.com
1. Tujuan penjelasan
Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan kamu informasi yang terperinci tentang suatu fenomena, peristiwa, proses, atau konsep tertentu. Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman kepada pembaca.
2. Fokus pada informasi.
Teks eksplanasi didasarkan pada fakta, data, definisi, contoh, dan ilustrasi yang relevan untuk mendukung penjelasan. Informasi yang disajikan dalam teks eksplanasi haruslah akurat dan dapat dipercaya.
3. Memiliki struktur penyusunan yang jelas.
Teks eksplanasi umumnya memiliki struktur yang terorganisir dengan baik. Biasanya terdiri dari pendahuluan yang memperkenalkan topik, bagian penjelasan yang terperinci, dan kesimpulan yang menggambarkan poin-poin utama yang telah dijelaskan.
4. Bahasa yang objektif.
Teks eksplanasi menggunakan bahasa yang objektif, netral, dan jelas. Bahasa digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dengan tepat tanpa menggunakan emosi atau pendapat subjektif.
5. Penggunaan kata hubung.
Teks eksplanasi menggunakan kata hubung seperti "karena," "sebab itu," "oleh karena itu," "kemudian," "selanjutnya," dan kata-kata serupa untuk membantu memperjelas hubungan antara ide dan konsep yang dijelaskan.
6. Pemanfaatan grafik atau ilustrasi.
Dalam teks eksplanasi, penggunaan grafik, diagram, tabel, atau ilustrasi seringkali digunakan untuk membantu memvisualisasikan informasi atau konsep yang lebih kompleks. Hal ini membantu pembaca memahami dan memperoleh pemahaman yang lebih baik.
7. Penyimpulan yang jelas.
Teks eksplanasi sering diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mencerminkan poin-poin penting yang telah dijelaskan. Kesimpulan ini mengulang dan merangkum inti dari penjelasan yang diberikan.
Contoh teks eksplanasi sosial di sekolah.
foto: pexels.com
Contoh teks eksplanasi tentang fenomena sosial di sekolah, yaitu tentang "Bullying" (Pelecehan atau Perundungan):
Pendahuluan:
Bullying atau pelecehan adalah suatu fenomena sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Fenomena ini melibatkan tindakan agresif atau penganiayaan yang dilakukan secara berulang oleh satu individu atau sekelompok individu terhadap orang lain yang lebih lemah secara fisik atau emosional.
Penjelasan:
Bullying terjadi dalam berbagai bentuk seperti penghinaan, ejekan, kekerasan fisik, isolasi sosial, atau penyebaran rumor yang merugikan reputasi seseorang. Tindakan ini biasanya terjadi secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama, sehingga berdampak buruk pada korban yang merasa takut, terintimidasi, dan merasa rendah diri.
Ada beberapa alasan mengapa bullying terjadi di sekolah. Pertama, ada individu yang menggunakan intimidasi dan kekuatan untuk memperoleh rasa superioritas atau dominasi atas orang lain. Kedua, ketidakadilan sosial atau perbedaan yang mencolok dalam hal penampilan, kekayaan, kecerdasan, atau faktor lainnya dapat menjadi penyebab terjadinya bullying. Selain itu, kurangnya kesadaran dan pendidikan mengenai pentingnya menghormati dan menghargai perbedaan juga berkontribusi pada terjadinya bullying di sekolah.
Dampak dari bullying sangat serius. Korban bullying dapat mengalami tekanan psikologis, kecemasan, depresi, penurunan prestasi akademik, dan bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Lingkungan sekolah yang tidak aman dan tidak nyaman juga dapat berdampak negatif pada proses belajar siswa secara keseluruhan.
Pencegahan bullying di sekolah sangat penting. Sekolah harus menciptakan budaya yang inklusif, saling menghormati, dan bebas dari kekerasan. Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan peran aktif semua anggota sekolah, termasuk guru, siswa, staf sekolah, dan orang tua. Program pendidikan dan pelatihan tentang kepedulian, empati, pengelolaan konflik, dan keberagaman juga perlu diimplementasikan.
Kesimpulan:
Bullying adalah fenomena sosial yang merugikan dan berdampak negatif pada lingkungan sekolah. Melalui upaya bersama, sekolah dapat mencegah bullying dengan menciptakan lingkungan yang aman, mengedukasi siswa tentang pentingnya menghormati perbedaan, dan mengembangkan keterampilan sosial yang positif. Dengan demikian, diharapkan sekolah menjadi tempat yang inklusif, ramah, dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.