Brilio.net - Idul Fitri mengandung makna "Hari Raya yang mengembalikan seseorang kepada keadaan yang alami atau fitrahnya" atau "Hari Raya yang mengembalikan seseorang kepada keadaan yang bersih dan suci". Begitu mulianya Idul Fitri diberikan setelah orang Islam disyariatkan menguji hawa nafsunya. Kelulusan dari ujian tersebut diberikan dengan menyucikan diri.
Di malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, suasana kota-kota dipenuhi dengan keramaian. Suara takbir merdu terdengar menggema di langit-langit masjid dan mushola, mengiringi umat Islam dalam ibadah dan doa. Di setiap sudut kota, umat muslim berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan shalat Tarawih dan berdoa bersama.
BACA JUGA :
Muhammadiyah sebut Idulfitri 2024 bakal sama dengan pemerintah pada 10 April 2024
Dalam keheningan malam, umat Islam menyibukkan diri dengan dzikir dan doa. Mereka memanjatkan doa agar segala amal ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan diterima oleh Allah SWT. Di setiap sujud, di setiap tarawih, mereka memohon ampunan dan ridha-Nya. Mereka berdoa agar keberkahan Ramadan terasa sempurna, menyertai setiap langkah mereka menuju Hari Raya Idul Fitri.
Hari Raya Idul Fitri bukan hanya tentang kemenangan atas diri sendiri, melainkan kemenangan atas hawa nafsu dan kegelapan. Dengan memanjatkan doa di malam menjelang Idul Fitri, umat Islam berharap mendapatkan ampunan dan berkah dari Allah SWT. Mereka berdoa agar setiap kesalahan yang telah dilakukan di bulan Ramadan diampuni, dan mereka diberi kekuatan untuk terus beribadah dan berbuat kebaikan setelahnya.
Malam menjelang Idul Fitri adalah momen yang penuh haru dan khidmat. Di saat-saat terakhir bulan Ramadan, umat Islam memperbanyak doa, memohon kepada Allah SWT agar diberi kekuatan untuk tetap istiqomah menjalankan ibadah setelah bulan Ramadan berakhir. Dengan penuh harap, mereka menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan hati yang penuh suka cita, karena mereka yakin bahwa doa mereka akan dikabulkan oleh Allah SWT.
BACA JUGA :
Taqabbalallahu minna wa minkum arti dan pentingnya diucapkan saat Lebaran, lengkap dengan penerapannya
Berikut brilio.net melansir doa malam Hari Raya Idul Fitri untuk menyempurnakan keberkahan pada penghujung Ramadhan, Senin (8/4).
Keutamaan pada malam Hari Raya Idul Fitri
Idul Fitri menjadi hari sangat berarti bagi seorang muslim. Di Hari Raya inilah mereka dikembalikan dalam fitrahnya. Keutamaan ini bisa didapat bagi siapa saja yang berhasil melewati ujian hawa nafsu dalam bulan puasa. Raihan pencapaian ini yang membuat Idul Fitri menjadi sangat istimewa.
Hari Raya Idul Fitri dimulai sejak berakhirnya bulan Ramadhan. Dalam ajaran Islam, pergantian hari dimulai sejak munculnya senja di ufuk barat. Saat-saat itulah yang mulai dipenuhi dengan keutamaan. Malam kemenangan penuh pengampunan telah datang bagi para muslim.
Setelah sebulan menggembleng diri untuk berserah diri kepada Allah, seorang muslim dianjurkan selalu mempertahankan dan meningkatkannya. Ketakwaan kepada Tuhan diwujudkan dengan perayaan Hari Raya dengan menghidupkan malam menjelang Lebaran. Dalam sebuah hadist disebutkan yang artinya,
Siapa saja yang qiyamul lail pada dua malam Id (Idul Fitri dan Idul Adha) karena Allah demi mengharap ridha-Nya, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati manusia menjadi mati, (HR As-Syafii dan Ibn Majah).
Maka dari itu, alangkah baiknya mengisi malam Hari Raya Idul Fitri dengan amalan yang bernilai ibadah. Kamu bisa melakukan berbagai cara untuk mengagungkan Allah SWT sebagai bentuk ketakwaan. Mengumandangkan takbir menjadi amalan yang lazim di malam Hari Raya. Alangkah baiknya kamu benar-benar menghidupkan malam itu dengan menambah qiyamul lail dan doa khusus malam Hari Raya Idul Fitri.
Doa malam Hari Raya Idul Fitri Ali bin Abi Thalib
Allahumma shalli `ala Muhammad wa alihi mashabihil hikmati wa mawalin ni`mah, wa ma'a dinil `ismah, wa`shimni bihim min kulli su'. Wa la ta'khudzni `ala ghirrah wa la `ala ghaflah, wa la taj`al `awaqiba amri hasrah wa nadamah, wardha `anni, fainna maghfirataka lizzalimin, wa ana minaz zalimin, Allahummaghfirli ma la yadhurruka wa a`thini ma la wanfa`uka, fainnakal wasi`atu rahmah, albadi`atu hikmatuhu, fa`thinis sa`ah wad da`ah, wal amna wash shihhhata wasy syukra walmu`afah wat taqwa, wa afrighish shabra wash shidwa `alayya, wa `ala auliya i fika, wa a`thinil yusra, wa la taj`al ma`ahul `usra, wa a`imma bidzalika ahli wa waladi waikhwani fika, wa man wa ladani minal muslimin wal muslimat wal mu'minin wal mu'minat
Ya Allah limpahkan rahmat tazhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan.
Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zalim dan aku termasuk dari mereka,
ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikan-Mu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepada-Mu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan.
Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anakku, saudara-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukminin mukminat.
Magang/Robiul Adil Robani