Brilio.net - Lupa merupakan kebiasaan yang menjengkelkan dan seringkali merugikan. Tapi tidak demikian dengan Ryo Eki Pranata. Pemuda asal Mojokerto ini justru mendadak jadi miliarder karena lupa pernah membeli crypto.
Awalnya, ia hanya iseng membeli koin Shiba Inu dari temannya. Karena sekadar iseng, ia pun tak terlalu memerhatikan pergerakan cryptocurrency yang dibelinya itu. Bahkan ia sampai tak ingat pernah membeli koin tersebut. Aku beli koin iseng aja. Disaranin teman. Beli ini nih, bagus kayaknya, ya aku beli. Tapi terus aku lupa, kisahnya.
BACA JUGA :
Token eShark, alat pembayaran industri gaming Indonesia masa depan
Nah saat mengingatnya, ia kaget bukan kepalang. Karena koin crypto yang dibelinya sudah bernilai Rp 1 miliar. Cuma waktu itu lagi maintenance, jadi aku nggak bisa jual. Aku bisa jualnya ketikanilainya jadi Rp 500 jutaan. Titik balikku di situ, kata Eki.
Mendadak dapat uang Rp 500 juta tentu saja menyenangkan. Namun Eki tak lantas kalap dan membelanjakan hal-hal yang tidak perlu. Ia lebih memilih menggunakan uang tersebut untuk melakukan scalping, membeli aset pada saat harga sedang turun, dan menjualnya kembali tak lama kemudian.
Sejak Maret 2021, Eki kemudian memutar otak untuk terus mengembangkan uang tersebut. Pria kelahiran Juni 2021 itu, kemudian menjadi seorang swing trader dengan membeli aset crypto lain, sehingga modalnya pun semakin besar.
BACA JUGA :
6 Tips memilih aset kripto untuk investasi, cocok banget buat newbie
Mulai serius main crypto
Tak dinyana, ia ternyata semakin mendalami industri cryptocurrency. Seiring berjalannya waktu, ia pun tak cuma jual beli cryptocurrency. Berbekal kemampuan desain, web development dan digital marketing yang dimilikinya, dia terlibat dalam pembuatan website beberapa koin crypto.
Awalnya aku lihat ada coin bagus proyeknya, cuma belum ada website-nya atau desainnya jelek. Aku tawarin, aku chat developer-nya, terang Eki.
Usahanya tidak sia-sia. Kini Eki punya banyak pelanggan, sebagian besar dari Dubai, Turki dan Rusia. Paling akrab sama yang di Dubai. Sampai orangnya itu bilang, kamu ke sini saja, aku biayai, nanti kita kerja di sini, tutur pria yang menghabiskan masa SMA-nya di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto ini.
Kisah Eki di dunia crypto ternyata mengubah hidupnya dan keluarganya. "Alhamdulillah bisa beli 2 mobil, punya rumah, renovasi rumah orang tua, bayar utang orang tua Rp 700 juta, ujar mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur itu.
Eki mengaku orang tuanya kaget, mengingat ia hanyalah seorang mahasiswa, tapi mampu melunasi utang mereka yang menggunung akibat penipuan. Orang tua sampai sujud syukur, nangis, nggak percaya, kenang anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Ingat, risikonya juga tinggi lho
Namun jalan Eki tak selalu mulus. Ia sempat merugi Rp 500 juta hanya dalam dua hari. Lumayan menguras mental. Sampai nggak bisa tidur, kuliah nggak fokus," katanya.
Hal itu menjadi pelajaran baginya. Ia pun mengingatkan kepada siapapun yang ingin bermain koin crypto jangan pernah melupakan manajemen keuangan, mengingat besarnya risiko investasi ini.
Karena itu jangan termakan fear of missing out (FOMO) sehingga melupakan manajemen keuangan. Oh iya, FOMO merupakan fenomena yang berkaitan dengan perasaan selalu ingin merasa menang dan tidak ingin tertinggal oleh yang lain.
Sifat ini seringkali membuat seseorang rela menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang cenderung tidak penting sehingga berdampak buruk pada kondisi finansialnya. Kita harus tahu, risikonya juga tinggi. Setiap menit harga bisa berubah. Itu harus diantisipasi, ujarnya.
Kini, rata-rata penghasilanEki dari crypto mencapai Rp 300-500 juta per bulan. Saat ini, ia memiliki aset yang nilainya miliaran rupiah.