Brilio.net - Ghadab adalah istilah bahasa Arab yang berarti kemarahan atau emosi amarah yang menggebu-gebu. Secara sederhana ghadab adalah sifat seseorang yang mudah marah karena tidak menyukai perkataan maupun perbuatan orang lain. Tak heran jika orang dengan sifat ini cenderung melakukan kekerasan fisik seperti menyerang diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
Marah itu wajar-wajar saja tetapi jangan sampai berlebihan, pasalnya ketika kamu memarahi orang lain, secara tak sadar amarah mu itu berubah menjadi luka batin bahkan trauma bagi orang itu. Oleh karena itu, sifat ghadab sangat tidak disukai oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
BACA JUGA :
Apa arti crush dalam bahasa gaul? Lengkap dengan cara mudah menarik perhatian gebetan
Lalu, apa saja yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ghadab? Nah, berikut ini penjelasan tentang ghadab artinya, pahami penyebab, dan cara menghindarinya. Dilansirbrilio.netdari berbagai sumber pada Jumat (26/1).
Pengertian ghadab menurut para ahli.
foto:freepik.com
BACA JUGA :
Contoh artikel bahasa Indonesia tentang pendidikan, lengkap dengan cara membuatnya
Amarah merupakan hal yang naluriah dialami setiap orang yang terjadi karena berbagai faktor seperti kesal, benci, dihina, atau berbagai konflik lainnya yang memicu adanya amarah. Untuk memahami apa arti ghadab yuk simak pendapat para ahli sebagai berikut:
Pengertian Ghadab menurut para ahli dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian secara umum dan pengertian secara khusus.
Pengertian Ghadab secara umum.
Pengertian Ghadab secara umum adalah perasaan tidak senang, kesal, atau marah yang muncul karena adanya sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan seseorang. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perlakuan tidak adil, penghinaan, maupun ancaman.
Merujuk pendapat Imam al-Ghazali, menjelaskan bahwa ghadab adalah suatu perasaan yang terkandung dalam hati dan disertai dengan keinginan untuk membalas. Ghadab dapat berupa kemarahan yang kecil, sedang, atau besar.
Sementara itu, menurut Imam al-Qurtubi, Ghadab adalah suatu perasaan yang menyebabkan seseorang menjadi keras hati dan sulit dikendalikan. Ghadab dapat berupa kemarahan yang disertai dengan ucapan maupun perbuatan yang menyakitkan.
Pengertian Ghadab secara khusus.
Pengertian Ghadab secara khusus merupakan kemarahan yang muncul karena adanya pelanggaran terhadap hak-hak Allah ataupun hak-hak manusia, seperti melanggar aturan Allah, melanggar HAM, maupun perbuatan yang bertentangan dengan hukum positif serta hukum Islam. Ghadab ini disebut juga dengan ghadab syar'i. Lantas apa itu ghadab syar'i?
Menurut Imam al-Qurthubi, Ghadab syar'i adalah kemarahan yang dibenarkan oleh syariat. Ghadab ini muncul karena adanya pelanggaran terhadap hukum Allah atau hukum manusia. Contohnya ketika melanggar hukum atau mencelakai orang lain maka boleh melakukan ghadab tetapi sesuai dengan aturan yang berlaku pula.
Sementara menurut Syekh Nawawi al-Bantani, Ghadab syar'i merupakan kemarahan yang bertujuan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Ghadab ini dapat berupa kemarahan yang diekspresikan secara lisan maupun tulisan, atau bahkan kemarahan yang diekspresikan secara fisik.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa ghadab artinya kondisi emosional seseorang yang bersifat negatif seperti amarah, kekesalan, maupun kebencian. Amarah tersebut disertai kata-kata yang menyakitkan maupun ghadab hingga melakukan kekerasan fisik pada orang lain. Meski begitu, adapula ghadab syar'i yang dipahami sebagai bentuk amarah yang merujuk pada tindakan menegakkan keadilan.
Penyebab terjadinya ghadab.
foto:freepik.com
Penyebab terjadinya ghadab sangat bervariasi, ada yang memang memiliki karakter pemarah atau bahkan ada pula yang memang dipicu oleh hal-hal tertentu seperti celaan, hinaan, maupun hal-hal menyakitkan lainnya. Namun, faktor penyebab terjadi ghadab terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Penyebab internal.
Penyebab internal adalah penyebab yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti:
1. Sifat dasar.
Setiap orang memiliki sifat dasar yang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki sifat pemarah, ada yang memiliki sifat sabar, dan ada yang memiliki sifat lainnya.
2. Pengalaman masa lalu.
Selain sifat dasarnya penyeban terjadinya ghadab juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, baik yang positif maupun negatif, sehingga mempengaruhi emosi seseorang. Namun pada dasarnya, pengalaman yang menyakitkan dapat membuat seseorang lebih mudah marah.
3. Kondisi psikologis.
Ada pula disebabkan oleh kondisi psikologis, seperti stres, kecemasan, atau depresi. Orang yang memiliki kondisi psikologis yang kurang stabil cenderung tak bisa mengendalikan emosinya. Tak heran jika ia mudah marah pada hal-hal kecil saja.
Penyebab eksternal.
Penyebab eksternal merupakan faktor penyebab yang berasal dari luar diri seseorang, seperti:
1. Tindakan orang lain.
Ya bisa dibilang, orang yang bukan pemarah pun ketika dipicu oleh hal yang tidak menyenangkan tentu saja membuatnya marah. Misalnya tindakan orang lain yang dianggap tidak adil, menyakitkan, maupun mengancam dapat menyebabkan seseorang menjadi marah.
2. Keadaan lingkungan.
Berikutnya adak kondisi lingkungan yang tidak nyaman, seperti cuaca panas maupun kebisingan, juga dapat menyebabkan seseorang menjadi marah. Lingkungan yang kurang menyenangkan juga mempengaruhi kondisi emosional seseorang tak heran jika orang yang hidup di daerah tropis cenderung punya emosi yang lebih tinggi.
3. Faktor fisiologis.
Tak hanya itu saja, ada pula faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang kurang mendukung seperti kelelahan atau pun sakit. Orang dengan kondisi kesehatan yang kurang prima membuatnya mudah terpicu amarah. Jadi, nggak ingin dimarahin selalu jaga sikap ya.
Cara mengendalikan perilaku ghadab.
foto:freepik.com
Mengendalikan amarah memang nggak mudah, butuh perjuangan yang cukup panjang. Ada tips yang bisa kamu terapkan ketika diliputi perasaan ghadab ini. Cara mengendalikan ghadab terbagi menjadi dua yaitu menurut pandangan Islam dan menurut pandangan psikologis.
Cara mengendalikan ghadab menurut Islam.
1. Membaca taawudz.
Taawudz adalah kalimat (Audzu billahi minasy syaithanir rajim), yang berarti Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Membaca taawudz dapat membantu seseorang untuk mengingat Allah dan menghindari pengaruh syaitan yang membisikkan kemarahan.
2. Merubah posisi.
Jika kamu sedang marah, disarankan untuk mengubah posisi tubuh, misalnya jika sedang berdiri maka duduk, jika sedang duduk maka berbaring, atau jika sedang berbicara maka diam. Hal ini dapat membantu kamu untuk menenangkan diri dan mengurangi intensitas kemarahan.
3. Berwudhu.
Percaya nggak percaya, wudhu merupakan obat manjur untuk menenangkan diri. Dengan berwudhu, kamu membersihkan anggota tubuh tertentu dengan air yang suci sehingga membantu kamu untuk membersihkan hati dari kotoran dan dosa, serta menyejukkan jiwa dan menghilangkan panas yang timbul akibat kemarahan.
4. Berpikir positif.
Berpikir merupakan upaya untuk melihat sisi baik dari setiap orang maupun situasi yang menyebabkan kemarahan. Dengan berpikir positif dapat membantu mengurangi rasa benci dan dendam, serta meningkatkan rasa toleransi serta empati.
5. Memaafkan.
Meski nggak mudah, jadi orang pemaaf adalah pilihan terbaik untuk mengendalikan ghadab. Dengan memaafkan kamu bisa menerima apapun yang terjadi, termasuk menghapuskan rasa sakit maupun kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Ya bisa dibilang memaafkan dapat membantu kamu membersihkan hati dari rasa marah dan mengembalikan hubungan yang baik.
Cara mengendalikan ghadab menurut psikologis.
1. Mengontrol emosi, yaitu dengan mengenali dan mengakui perasaan marah, kemudian ekspresikan amarahmu dengan baik melalui berbicara dari hati ke hati. Pastikan sebelum berbicara tenangkan hati serta jaga tutur kata dengan baik. Selain itu, kamu bisa mengekspresikan amarah dengan menulis jurnal pribadi.
2. Mengambil waktu untuk merenung, yaitu dengan menjauhkan diri dari situasi yang memicu marah, lalu mencari tempat yang tenang, nyaman, dan aman. Ketika masih marah kamu bisa ambil jeda sebentar dari orang sekitar lalu cobalah untuk berdoa maupun bermeditasi. Rutin bermeditasi membantu mengendalikan emosi.
3. Terakhir, untuk mengontrol emosi negatif, kamu bisa melakukan aktivitas fisik, yaitu dengan mengeluarkan energi negatif yang terkumpul akibat marah, dan meningkatkan hormon endorfin yang dapat menimbulkan perasaan bahagia. Caranya dengan rutin berolahraga, berjalan, bersepeda, berkebun, maupun lakukan hobi yang menenangkan hati.