Brilio.net - Makanan manis menjadi primadona dari semua kalangan. Entah itu anak kecil hingga dewasa, makanan manis menjadi idaman santapan mulut di setiap harinya. Namun, efek yang ditimbulkan dari makanan manis tidak seindah rasa manisnya. Melansir dari American Medical Association menyatakan bahwa mengonsumsi kue atau permen yang mengandung gula dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
Tingginya kadar gula darah dapat menyebabkan diabetes. Hal ini dijelaskan dalam Cleveland clinic Seseorang menderita pradiabetes jika glukosa darah 100 mg/dL hingga 125 mg/dL. Sementara, lebih dari 125 mg/dL pada lebih dari satu kali biasanya akan didiagnosis diabetes. Gula darah adalah glukosa (gula) yang berasal dari karbohidrat pada makan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya.
Mengatur kadar gula darah sangat penting dilakukan apalagi di usia muda. Usia muda menentukan kesehatan hingga masa tua nanti. Selain itu, kebiasaan buruk pada anak muda dapat menjadi pemicu meningkatnya kadar gula darah yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius di masa depan. Terlepas dari usia mereka, gaya hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik, dapat memengaruhi kesehatan metabolik dan meningkatkan risiko diabetes.
BACA JUGA :
14 Cara mencegah diabetes sedini mungkin, bantu hindari terjadinya komplikasi
Maka dari itu, kebiasaan buruk di usia muda sangat buruk untuk kesehatan jangka panjang. Berikut brilio.net melansir dari berbagai sumber Minggu (2/6).
1. Terlalu lama duduk
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Waspada diabetes pada anak, kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya
Duduk terlama dapat memperlambat metabolisme tubuh, sehingga mengganggu kinerja tubuh dalam mengatur gula darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik. Melansir dari Diabetes Care yang diterbitkan pada tahun 2021 yang melibatkan lebih dari 475.000 menyatakan bahwa kebiasaan duduk terlalu lama yang diganti dengan 30 menit per hari melakukan aktivitas fisik dengan resiko terkena penyakit diabetes tipe 2 lebih rendah 6 sampai 31 persen.
2. Melewatkan sarapan
Sering melewatkan sarapan dapat berisiko lebih besar terkena diabetes daripada mereka yang sarapan dengan oatmeal atau telur. Hal ini selaras dengan sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2019 di the journal of Nutrision yang menjelaskan bahwa mereka yang sering melewatkan sarapn dapat berisiko tinggi terkena diabetes.
"Melewatkan sarapan bisa membuat Anda makan berlebihan sepanjang hari," ucap Melinda Marryniuk, konsultan diabetes dan nutrisi di Boston.
3. Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat untuk makan malam
Ketika terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat untuk makan malam dapat menyebabkan kadar gula darah yang meningkat dan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama. Menurut Wellthy Care, karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi energi tubuh. Namun, makan-makanan karbohidrat dalam jumlah yang banyak untuk makan malam akan membuat kadar gula naik. Karbohidrat yang dikonsumsi pada makan malam dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat, yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
4. Tidak mematuhi waktu makan
Jam makan yang tepat dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Makan di waktu-waktu yang tepat dapat membantu tubuh dalam mengatur kadar gula darah. Melewatkan makan atau makan terlalu jarang bisa menyebabkan tubuh kekurangan energi. Saat akhirnya makan, tubuh cenderung menyerap gula dengan lebih cepat, menyebabkan lonjakan gula darah. Pola makan yang tidak teratur dapat membuat hormon insulin, yang membantu mengatur gula darah, menjadi kurang efektif. Hal ini bisa membuat gula darah tetap tinggi.
5. Kurang tidur
foto: freepik.com
Melansir dari Eating well ahli endokrin dari Riley Children's Health dan university Health Todd Nebesio memaparkan bahwa kekurangan tidur dapat menyebabkan gula darah yang lebih tinggi.
Sehingga kurang tidur dapat menyebabkan insulin resistensi, yang dapat meningkatkan risiko diabetes. Insulin resistensi adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga mengganggu keseimbangan gula darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting seperti jantung, mata, ginjal, dan saraf.
6. Tidak bisa mengelola stres
foto: freepik.com
Saat stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti glukagon dan kortisol. Stres dapat mendorong perilaku yang tidak sehat seperti makan berlebihan, kurang berolahraga, dan kurang tidur, yang dapat memperburuk kontrol gula darah. Penelitian dari University of California, San Francisco mengatakan bahwa anak-anak dengan diabetes tipe 1 yang mengalami stres lebih tinggi memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi. Lebih lanjut, penelitian dari Murdoch Children's Research Institute menemukan bahwa anak-anak dengan diabetes tipe 2 yang mengalami stres kronis memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi diabetes.
7. Tidak berolahraga
foto: freepik.com
Ahli endokrinologi New York Rocio Salas Whalen menjelaskan olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin dengan memindahkan ke dalam sel otot untuk disimpan. Ketika berolahraga otot akan mengambil glukosa yang tersimpan dan akan menggunakannya untuk energi. Sedangkan tidak berolahraga dapat menyebabkan insulin resistensi, yang dapat meningkatkan risiko gula darah tinggi. Insulin resistensi adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga mengganggu keseimbangan gula darah.