Brilio.net - Kerokan merupakan salah satu pengobatan tradisional yang sudah melekat dalam budaya masyarakat Indonesia sejak zaman dulu. Praktik menggosok punggung dan leher dengan koin yang dilumuri minyak ini dipercaya mampu menyembuhkan masuk angin. Masyarakat Indonesia masih menjadikan kerokan sebagai pilihan pertama saat mengalami gejala masuk angin seperti pusing, mual, hingga perut kembung.
Metode pengobatan tradisional ini tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga populer di beberapa negara Asia lainnya dengan istilah berbeda-beda. Vietnam menyebutnya cao gio, sementara Tiongkok mengenalnya dengan istilah gua sha yang kini bahkan menjadi tren perawatan kecantikan modern. Teknik pengobatan ini telah bertahan selama ratusan tahun bahkan terus diturunkan dari generasi ke generasi.
BACA JUGA :
[KUIS] Mitos atau fakta menempel koyo di perut cegah masuk angin? Cek di sini biar makin tahu
Selain manfaat fisik dan emosional, kerokan juga mengandung nilai-nilai budaya yang kuat. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal dalam menghadapi masalah kesehatan dengan cara sederhana sekaligus mudah dijangkau. Namun selain itu, aja beberapa mitos seputar manfaat kerokan yang masih dipercaya.
Penasaran apa saja makna mitos kerokan? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber,Selasa(26/11).
1. Melancarkan peredaran darah.
BACA JUGA :
6 Seleb cantik ini tak segan pamer kerokan, terbaru Jess Amalia
foto: freepik.com/freepik
Kerokan tidak hanya sekedar menghasilkan goresan merah pada kulit, tapi memiliki efek yang lebih dalam pada sistem peredaran darah tubuh. Teknik menggosok dengan koin ini menciptakan gesekan yang merangsang pembuluh darah di bawah permukaan kulit untuk lebih aktif mengalirkan darah. Proses ini membantu melancarkan sirkulasi darah yang sebelumnya terhambat, khususnya di area yang mengalami ketegangan atau kekakuan.
2. Melepaskan angin dalam tubuh.
Masyarakat meyakini bahwa masuk angin terjadi karena adanya udara yang terperangkap dalam tubuh. Kerokan dipercaya bisa membuka pori-pori kulit sehingga angin yang terperangkap bisa keluar. Sensasi hangat dan lega yang dirasakan setelah kerokan dianggap sebagai tanda bahwa angin buruk dalam tubuh telah berhasil dikeluarkan.
3. Meredakan ketegangan otot.
Gerakan menggesek yang dilakukan saat kerokan memberikan efek pijatan ringan pada otot-otot yang tegang. Tekanan lalu gesekan dari koin yang dilumuri minyak membantu merelaksasi otot-otot yang kaku, terutama di area punggung maupun leher. Efek relaksasi ini sering membuat orang merasa lebih nyaman sekaligus berkurang rasa sakitnya setelah dikerokin.
4. Bentuk kasih sayang antar keluarga.
foto: freepik.com/tirachardz
Kerokan biasanya dilakukan oleh anggota keluarga atau orang terdekat, seperti pasangan maupun teman. Aktivitas ini melibatkan sentuhan fisik yang penuh perhatian, sehingga menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat. Tidak heran jika kerokan sering dianggap sebagai simbol kasih sayang serta kepedulian dalam hubungan sosial.
5. Detoksifikasi tubuh.
Goresan merah yang muncul setelah kerokan dipercaya sebagai tanda keluarnya racun dari dalam tubuh. Teknik ini diyakini membantu sistem limfatik tubuh untuk membuang toksin sekaligus zat-zat yang tidak diperlukan. Masyarakat tradisional percaya semakin merah bekas kerokan, semakin banyak racun yang berhasil dikeluarkan dari tubuh.
6. Menyeimbangkan energi tubuh.
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, kerokan dianggap dapat menyeimbangkan aliran chi atau energi dalam tubuh. Ketidakseimbangan energi dipercaya sebagai akar dari berbagai gangguan kesehatan. Proses kerokan diyakini membantu mengembalikan keseimbangan energi ini sehingga tubuh bisa kembali sehat.
7. Meningkatkan sistem kekebalan.
foto: freepik.com/Lifestylememory
Goresan yang timbul akibat kerokan sebenarnya merupakan microtrauma yang merangsang sistem imun tubuh untuk bekerja lebih aktif. Respons sistem kekebalan ini tidak hanya memperbaiki area yang tergores tapi juga meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan. Peningkatan sistem imun ini membantu tubuh melawan berbagai penyakit ringan seperti flu dan masuk angin.
8. Pengingat akan pentingnya istirahat.
Ketika seseorang merasa perlu kerokan, itu sering kali menjadi tanda bahwa tubuh membutuhkan istirahat. Aktivitas ini menjadi semacam peringatan untuk lebih memperhatikan kondisi fisik dan tidak memaksakan diri. Kerokan juga sering dilakukan bersamaan dengan istirahat total, membuatnya menjadi momen untuk memulihkan energi.