Brilio.net - Kebanyakan orang kerap mengandalkan sistem kebut semalam atau yang disebut SKS saat menghadapi ujian. Padahal kebiasaan ini tidak bisa memberikan hasil yang maksimal. Malahan bisa berujung pada kerugian diri sendiri, terutama dalam membentuk pola kerja yang efektif.
Sebaliknya, kebiasaan disiplin belajar yang baik ternyata bisa berimbas bagus pula untuk kesuksesan karier secara konsisten. Disiplin belajar membantu seseorang mengembangkan keterampilan yang esensial, seperti manajemen waktu, fokus, dan tanggung jawab.
BACA JUGA :
Pengertian sejarah sebagai ilmu dan ciri-cirinya
Kebiasaan ini tidak hanya mempermudah dalam mencapai prestasi akademik, tetapi juga menjadi fondasi kuat untuk meraih sukses dalam karier. Dampak baik kebiasaan disiplin belajar untuk kesuksesan karier juga terlihat pada peningkatan produktivitas serta kemampuan memecahkan masalah dengan lebih baik.
Sebaliknya, orang yang tidak disiplin dalam belajar cenderung mengalami kesulitan untuk mengatur waktu, bahkan cenderung sulit meningkatkan karier di masa depan. Tak bisa dipungkiri bila ketidakdisiplinan dalam belajar sering kali berujung pada kebiasaan menunda, stres, hingga hasil yang tidak optimal.
Kasus ini pernah pula dialami oleh Gita, seorang mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta semester 5 yang mengaku saat mengerjakan tugas, dirinya cenderung tergantung pada mood.
BACA JUGA :
11 Contoh teks anekdot tema pendidikan yang menghibur
"Biasanya kadang SKS, bisa dikerjain 3 hari sebelum deadline," ujar Gita pada brilio.net, Kamis (5/9).
Saat moodnya anjlok, ia pun mengaku mengerjakan tugas dengan sistem SKS. Ia sampai harus begadang sampai matahari terbit, dan baru tidur sepulang dari kampus setelah tugas dikumpulkan.
Oleh karena itu, memahami dampak baik kebiasaan disiplin belajar untuk kesuksesan karier sangat penting agar kamu dapat mencapai potensi maksimal dalam dunia kerja.
Tanpa menunggu lama lagi, yuk simak ulasan lengkap di bawah ini, brilio.net sadur dari berbagai sumber pada Kamis (5/9).
Perbandingan hasil belajar SKS vs belajar teratur.
foto: freepik.com/freepik
- Sistem kebut semalam (SKS).
Sistem kebut semalam menjadi metode belajar yang dilakukan dengan intensitas tinggi dalam waktu yang sangat singkat, biasanya dilakukan sebelum ujian atau mepet tenggat waktu tugas. Meskipun SKS bisa memberikan hasil yang cepat, seperti menyelesaikan materi dalam waktu singkat, penelitian menunjukkan bahwa metode ini kurang efektif dalam jangka panjang.
Menyadur studi dari University of California di Los Angeles (UCLA) mengungkapkan bahwa SKS sering kali menyebabkan penurunan kualitas tidur, yang berdampak langsung pada fungsi kognitif, kemampuan konsentrasi, hingga memori.
Tak hanya itu, para riset lain dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa kurang tidur akibat belajar semalam suntuk mengurangi kemampuan otak untuk mengingat informasi baru. Alhasil, meskipun mungkin seseorang bisa lulus ujian dengan hasil yang memadai, informasi tersebut cenderung terlupakan dalam waktu singkat.
Dampak buruknya, SKS juga meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Rasa panik sekaligus terburu-buru untuk menghafal atau memahami seluruh materi dalam waktu singkat sering kali menyebabkan beban mental yang besar, sehingga membuat proses belajar menjadi kurang efisien. Jangka panjang, kebiasaan ini dapat merusak kemampuan belajar seseorang serta memengaruhi kinerja akademik atau karier di kemudian hari.
- Disiplin belajar secara teratur.
Di sisi lain, belajar teratur adalah metode di mana seseorang belajar secara konsisten dengan jadwal yang terencana, dalam jangka waktu yang lebih panjang. Menilik penelitian yang dilakukan oleh Cornell University menyimpulkan bahwa belajar teratur lebih efektif dalam membantu siswa memahami sekaligus menyimpan informasi dalam memori jangka panjang.
Ketika materi dipelajari secara bertahap dan dalam durasi waktu yang lebih lama, otak memiliki kesempatan untuk memproses informasi dengan lebih mendalam serta membuat koneksi yang lebih kuat antara konsep-konsep yang dipelajari. Teknik ini dikenal dengan spaced repetition, di mana pengulangan materi dilakukan secara berkala sehingga memori lebih tahan lama.
Selain meningkatkan retensi informasi, belajar teratur juga membantu membangun keterampilan manajemen waktu dan tanggung jawab. Menurut penelitian dari Stanford University, orang yang belajar dengan jadwal teratur lebih mampu mengelola beban kerja mereka, alhasil tingkat stresnya yang lebih rendah, serta memiliki motivasi yang lebih tinggi.
Kebiasaan belajar yang teratur juga menanamkan disiplin yang bermanfaat dalam kehidupan profesional, seperti kemampuan menyelesaikan tugas secara tepat waktu sekaligus bekerja dengan efisiensi. Pada dasarnya SKS mungkin terlihat menggoda karena hasil cepat yang ditawarkan, tetapi dampak negatifnya pada kualitas pembelajaran dan kesehatan mental cukup besar.
Sebaliknya, belajar teratur lebih efektif dalam jangka panjang, baik untuk retensi informasi maupun pengembangan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Dengan begitu, bagi siapa pun yang ingin sukses dalam studi maupun karier, memilih belajar secara teratur jauh lebih bermanfaat daripada mengandalkan sistem kebut semalam.
Dampak baik kebiasaan belajar terhadap keterampilan kerja.
foto: freepik.com/wayhomestudio
Kebiasaan belajar yang baik tidak terlepas dari jenjang karier yang lebih menjanjikan di masa depan sebab kerap dikenal memiliki kualitas SDM yang lebih baik. Menyadur dari riset yang dilakukan oleh Sekar Aulia Inaya dan kawan-kawan, berjudul Mengoptimalkan Kinerja Perusahaan Melalui Tes dan Seleksi Karyawan Yang Akurat, di mana penelitian ini menelisik pentingnya manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan.
Kualitas SDM ini ditinjau dari kualitas rekrutmen di mana tes seleksi menjadi tolak ukur perusahaan. Lebih jauh dijelaskan bahwa seleksi menjadi salah satu cara perusahaan untuk memperoleh karyawan yang berkualitas, sehingga organisasi atau perusahaan bisa memilih orang yang paling cocok dengan kriteria yang ditetapkan pada posisi tersebut.
Selain menilai profesional kandidat, perusahaan yang merekrut karyawan melalui tes seleksi bertujuan untuk memastikan kedisiplinan, kejujuran, kemampuan, motivasi kerja, kreativitas, inovasi, tanggungjawab, hingga dedikasi pada perusahaan. Tentu, aspek-aspek tersebut bisa dicapai apabila seseorang telah memiliki kebiasaan belajar yang baik.
Bisa dibilang, kebiasaan belajar yang teratur dan disiplin memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan keterampilan kerja. Lantas apa saja dampak baik kebiasaan belajar terhadap keterampilan kerja? Yuk, intip di bawah ini.
1. Meningkatkan kemampuan manajemen waktu.
Salah satu keterampilan kerja yang paling penting ialah manajemen waktu. Kebiasaan belajar yang teratur mengajarkan seseorang untuk merencanakan, mengatur prioritas, dan memecah tugas besar menjadi tugas yang lebih kecil sehingga mudah dikelola.
Menurut American Psychological Association menunjukkan bahwa orang yang terbiasa belajar secara disiplin lebih mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, mengurangi stres, dan meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Keterampilan ini penting dalam karier, terutama di lingkungan yang menuntut ketepatan waktu maupun efisiensi.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Belajar secara konsisten mendorong seseorang untuk berpikir lebih kritis dan analitis. Kebiasaan belajar yang baik mendorong pengembangan keterampilan berpikir analitis, di mana seseorang mampu memecahkan masalah kompleks dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang.
Dalam dunia kerja, kemampuan berpikir kritis ini sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah. Karyawan yang memiliki keterampilan ini dapat menganalisis situasi dengan lebih baik dan membuat keputusan yang lebih efektif.
3. Meningkatkan keterampilan komunikasi.
Nggak ketinggalan, proses belajar yang teratur sering kali melibatkan interaksi dengan orang lain, baik dalam diskusi kelompok, presentasi, atau berbagi ide. Kebiasaan ini meningkatkan keterampilan komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
Menurut sebuah studi dari Harvard Business Review, komunikasi yang efektif adalah salah satu keterampilan paling dicari di tempat kerja, dan mereka yang memiliki kebiasaan belajar yang baik cenderung lebih mampu mengartikulasikan ide-ide dengan jelas. Selain itu, keterampilan ini membantu dalam berkolaborasi dengan rekan kerja.
4. Meningkatkan kemampuan adaptasi.
Dunia kerja modern menuntut individu untuk selalu beradaptasi dengan perubahan, baik dalam hal teknologi maupun proses bisnis. Kebiasaan belajar yang disiplin membantu individu untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kebutuhan industri.
5. Memperkuat kemandirian dan tanggung jawab.
Kebiasaan belajar yang baik juga membangun sikap mandiri maupun tanggung jawab. Ketika seseorang belajar secara konsisten, mereka menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pencapaian pribadi lalu mampu bekerja secara mandiri tanpa perlu pengawasan terus-menerus.
Karyawan yang mandiri lebih produktif dan memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Di dunia kerja, ini berarti seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan inisiatif sendiri, sehingga memberikan nilai tambah kepada perusahaan tanpa harus selalu diarahkan.
6. Meningkatkan kecerdasan emosional.
Belajar tidak hanya mengembangkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat kecerdasan emosional (EQ). Melalui proses belajar yang disiplin, kamu belajar untuk mengelola emosi, menghadapi tekanan, dan tetap tenang dalam situasi yang sulit.
Daniel Goleman, penulis terkenal tentang kecerdasan emosional, menyatakan bahwa EQ yang tinggi berperan besar dalam kesuksesan karier seseorang, bahkan lebih dari IQ. Karyawan dengan EQ yang baik cenderung lebih bisa berkolaborasi, menunjukkan empati, hingga memimpin dengan efektif di tempat kerja.
7. Mendorong kreativitas dan inovasi.
Belajar secara teratur tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang topik tertentu, tetapi juga merangsang kreativitas maupun inovasi.
Studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa individu yang rutin melibatkan diri dalam proses belajar lebih cenderung berpikir di luar kebiasaan serta menciptakan solusi inovatif.
Kebiasaan ini sangat penting dalam dunia kerja yang kompetitif, di mana inovasi sering kali menjadi pembeda antara kesuksesan dan kegagalan.
8. Meningkatkan kepercayaan diri sekaligus kemampuan penyelesaian masalah.
Orang yang memiliki kebiasaan belajar yang baik cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi masalah yang kompleks di tempat kerja.
Menurut National Institutes of Health, orang yang disiplin dalam belajar lebih percaya pada kemampuan untuk mengatasi tantangan, karena terbiasa mengeksplorasi berbagai solusi selama proses belajar.
Kepercayaan diri ini diterjemahkan ke dalam keterampilan kerja yang lebih baik, terutama ketika dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan cepat dan tepat.
Strategi mengembangkan disiplin belajar untuk sukses karier.
foto: freepik.com/chevanon
1. Buat jadwal belajar yang konsisten.
Menetapkan waktu rutin untuk belajar membantu membangun kebiasaan yang teratur. Dengan mengikuti jadwal, otak lebih mudah fokus, sehingga penyerapan materi lebih baik.
2. Bagi tugas besar menjadi bagian kecil.
Membagi proyek atau materi besar menjadi bagian kecil membuatnya lebih mudah dikelola. Ini membantu mengurangi stres dan menjaga motivasi untuk menyelesaikan setiap tahap.
3. Tetapkan tujuan yang jelas.
Menetapkan tujuan yang spesifik seperti SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) membantu fokus dan motivasi belajar. Tujuan yang jelas juga memberikan arah yang terukur dalam karier.
4. Kelola lingkungan belajar.
Menciptakan ruang belajar yang bebas dari distraksi seperti ponsel atau media sosial meningkatkan produktivitas. Lingkungan yang tenang dan terfokus memungkinkan individu belajar lebih efektif.
5. Gunakan teknik belajar aktif.
Belajar dengan cara aktif, seperti mengajarkan materi pada orang lain atau mempraktikkan keterampilan langsung, memperkuat pemahaman. Cara ini meningkatkan retensi dan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan di tempat kerja.
6. Evaluasi kemajuan secara berkala.
Mengukur kemajuan secara berkala memastikan bahwa strategi belajar efektif dan memberi kesempatan untuk perbaikan. Memberi penghargaan kecil pada diri sendiri juga bisa menjaga motivasi tetap tinggi.