Brilio.net - Manipulasi merupakan strategi psikologis kompleks yang digunakan seseorang untuk mengubah pemikiran, keputusan, dan perilaku individu lain sesuai keinginannya. Praktik ini tidak mengenal batasan usia, status sosial, atau kedekatan hubungan, sehingga dapat dilakukan oleh siapa pun mulai dari pasangan, anggota keluarga, sahabat, hingga rekan kerja. Pelaku manipulasi pada umumnya memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan atau kontrol penuh terhadap korbannya.
Sebagaimana baru-baru ini tengah ramai dibahas perihal kasus pelecehan seksual yang melibatkan Agus Buntung, seorang pria difabel asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada awal Oktober 2024, kasus mencuat usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelecehan seksual oleh Polda NTB.
BACA JUGA :
Agus buntung diduga jerat korban dengan manipulasi emosional, kenali ciri dan jenisnya
Awalnya publik sempat skeptis dengan penetapan Agus Buntung sebagai tersangka pelecehan seksual. Namun, seiring berjalannya waktu terkuak berbagai fakta yang menunjukkan perangai Agus dalam melakukan kejahatan tersebut. Diketahui hingga saat ini sudah ada 13 orang korban pelecehan seksual, bahkan ada pula kesaksian dari pemilik homestay di Mataram yang memaparkan bahwa Agus Buntung kerap datang ke tempatnya dengan korban yang berbeda.
Tak sampai disitu saja, berbagai ahli psikolog pun turut berkomentar atas kasus pelecehan ini. Melansir dari Liputan6 salah satu psikolog yang menangani kasus ini memaparkan bahwa Agus Buntung menggunakan trik manipulasi emosional untuk menjerat korban. Walau masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut, kasus ini tentu wajib jadi perhatian khusus bagi masyarakat untuk berhati-hati agar tak mudah terjebak dalam trik manipulasi.
Sebagaimana diketahui, taktik manipulasi bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Oleh sebab itu, kamu perlu memahami cara untuk melindungi diri dengan mengenali bagaimana taktik manipulasi bekerja serta strategi agar tidak mudah terjebak.
BACA JUGA :
[KUIS] Andai kamu jadi emak-emak, sekreatif apa kamu dalam menyelesaikan masalah? Cari tahu di sini!
Apa saja caranya? Yuk simak ulasan lengkap yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (9/12).
Cara mengenali taktik manipulatif
1. Menggunakan rasa bersalah
Salah satu taktik manipulatif yang sering digunakan ialah membuat orang lain merasa bersalah. Manipulator akan mencoba memainkan emosi kamu dengan cara membuatmu merasa buruk tentang tindakanmu. Misalnya, mereka mungkin mengatakan, "Kalau kamu benar-benar peduli padaku, kamu akan melakukan ini untukku." Taktik ini bertujuan untuk membuat kamu merasa terpaksa melakukan sesuatu, bahkan jika itu bukan keinginanmu. Mereka memanfaatkan rasa bersalah untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Membalikkan fakta atau menyalahkan orang lain
Manipulasi juga bisa terlihat ketika seseorang berusaha membalikkan fakta atau menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi. Misalnya, jika terjadi kesalahan, seorang manipulator akan mencoba mengalihkan perhatian dari diri lalu menyalahkan kamu maupun orang lain. Sang manipulator berkata, "Ini terjadi karena kamu, kalau kamu lebih hati-hati, ini tidak akan terjadi." Taktik ini membuat kamu merasa bahwa kamu yang salah, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
3. Memanfaatkan kelemahan emosional
Manipulator seringkali tahu kelemahan emosionalmu lalu akan memanfaatkannya untuk mencapai tujuannya. Misalnya, jika kamu pernah bercerita tentang pengalaman traumatis yang kamu miliki, sehingga mereka akan mengingatkannya di waktu yang tidak tepat untuk membuatmu merasa tidak nyaman.
4. Menggunakan ancaman atau ultimatum
Dalam beberapa kasus, manipulator akan menggunakan ultimatum sebagai cara untuk mengontrol situasi. Biasanya manipulator akan memberikan ancaman tertentu seperti mengakhiri hubungan bahkan tak berkomunikasi jika kamu tidak memenuhi permintaannya. Misalnya, "Kalau kamu tidak melakukan ini untukku, aku akan pergi dan tidak ingin bertemu lagi." Ancaman seperti ini bertujuan untuk menekanmu lalu membuatmu merasa terpaksa mengikuti keinginannya, meskipun itu tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan.
5. Menyembunyikan niat sebenarnya
Manipulator seringkali tidak mengatakan secara langsung apa yang diinginkan. Biasanya akan mencoba membuat permintaan yang terdengar mulia, padahal sebenarnya memiliki niat tersembunyi. Misalnya "Aku tidak ingin merepotkanmu, tapi jika kamu bisa membantuku, itu akan sangat membantu." Dengan cara ini, mereka mencoba menutupi tujuan sebenarnya, yakni mengontrol keputusan atau tindakan kamu tanpa memberi tahu secara eksplisit.
6. Memanfaatkan kelemahan fisik atau mental
Manipulator yang lebih cerdik mungkin akan memanfaatkan situasi di mana kamu sedang merasa lelah, cemas, bahkan di kala tidak sehat. Pasalnya ia tahu bahwa saat kamu sedang tidak dalam kondisi terbaik, kamu lebih mudah dipengaruhi dan lebih sulit untuk berpikir jernih. Contoh kalimatnya, "Aku tahu kamu lagi banyak pikiran, tapi aku benar-benar butuh bantuanmu sekarang. Kamu tidak akan menolaknya kan?" Mereka memanfaatkan kondisi emosional atau fisikmu untuk mencapai apa yang diinginkan.
7. Gaslighting
Gaslighting jadi taktik manipulatif di mana seseorang mencoba membuat kamu meragukan persepsimu tentang suatu kejadian. Manipulator mungkin mengatakan hal-hal seperti, "Kamu terlalu sensitif, itu tidak pernah terjadi" bahkan "Kamu hanya membayangkannya." Tujuan dari gaslighting ialah membuat kamu merasa bingung sekaligus meragukan kenyataan, sehingga kamu lebih mudah dipengaruhi oleh mereka. Ini adalah taktik yang sangat merusak karena dapat merusak rasa percaya diri dan penilaianmu.
8. Menghancurkan batasan pribadi
Manipulator seringkali mencoba mengabaikan batasan pribadi yang kamu miliki. Terkadang manipulator akan mulai dengan meminta hal-hal kecil, tetapi lama-lama permintaan semakin besar bahkan ada yang tidak wajar. Misalnya, mereka mungkin mulai dengan meminta bantuan kecil, kemudian perlahan meminta lebih banyak waktu bahkan sumber daya dari kamu tanpa mempertimbangkan kebutuhanmu. Secara tak sadar kamu tak ada lagi batasan pribadi sebab merasa kesulitan untuk menolak setiap permintaannya.
9. Silent treatment
Silent treatment atau diam jadi taktik manipulasi yang sering digunakan untuk membuat orang lain merasa cemas bahkan tidak dihargai. Misalnya, ia mendiamkan kamu dalam rentang waktu tertentu biasanya dalam jangka waktu yang lama. Ujungnya kamu bakal merasa bersalah lalu berusaha melakukan apapun untuk menebus kesalahan tersebut. Taktik ini sering digunakan dalam hubungan untuk mengendalikan dan memanipulasi orang lain dengan cara yang pasif-agresif.
Tips cerdas melindungi diri dari pengaruh manipulasi emosional.
1. Kenali tanda-tanda manipulasi emosional
Langkah pertama dalam melindungi diri dari manipulasi emosional yakni dengan mengenali tanda-tandanya. Manipulasi emosional sering kali dimulai dengan mencoba menekan perasaanmu, seperti membuatmu merasa bersalah, terintimidasi, bahkan terjebak dalam situasi yang tidak nyaman.
Jika kamu merasa selalu disalahkan, merasa cemas maupun takut, bahkan merasa terpaksa melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak kamu inginkan, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang dimanipulasi. Dengan memahami tanda-tanda ini, kamu bisa lebih waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh taktik manipulatif.
2. Tetapkan batasan yang jelas
Salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari manipulasi ialah dengan memiliki batasan yang jelas dalam hubungan dengan orang lain. Ketika seseorang mencoba melewati batasanmu lalu memaksakan kehendaknya, penting untuk mengingatkannya dengan tegas mengenai batasan yang kamu tetapkan.
Jangan takut untuk mengatakan "tidak" jika ada permintaan yang tidak sesuai dengan kenyamananmu. Melindungi diri melalui batasan ini akan membuatmu lebih sulit untuk dimanipulasi sekaligus memberi sinyal kepada orang lain bahwa kamu memiliki kendali atas kehidupanmu.
3. Percayalah pada intuisi
Terkadang kamu seringkali menyepelekan insting yang tiba-tiba ada ketika jalin hubungan dengan orang lain, namun intuisi ini bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk mendeteksi manipulasi. Jika ada yang terasa tidak benar atau kamu merasa tidak nyaman dalam suatu situasi, percayalah pada perasaan itu.
Manipulasi emosional sering kali melibatkan teknik yang bisa membuat kamu meragukan diri sendiri, namun jika kamu merasa ada yang tak beres, itu jadi tanda untuk berhati-hati. Jangan takut untuk mengikuti naluri lalu mengambil langkah mundur untuk menilai situasi dengan lebih objektif.
4. Belajar untuk berkomunikasi dengan jujur
Komunikasi yang terbuka dan jujur jadi kunci untuk menghindari manipulasi emosional. Jangan biarkan orang lain mengendalikan perasaanmu. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, ungkapkan dengan cara yang jelas dan tegas tanpa takut akan reaksi orang lain.
Dengan berkomunikasi secara langsung, kamu bisa menghindari mispersepsi yang bisa dimanfaatkan oleh manipulator untuk memengaruhi perasaanmu. Mengungkapkan keinginan dengan jujur akan membantu menjaga hubungan yang sehat serta mengurangi ruang bagi manipulasi emosional.
5. Hindari rasa bersalah yang tidak perlu
Manipulator emosional sering kali menggunakan rasa bersalah sebagai senjata untuk mengendalikan orang lain. Mereka mungkin mencoba membuatmu merasa bahwa kamu harus selalu mengutamakannya bahkan melakukan sesuatu yang tidak nyaman hanya untuk memenuhi keinginan mereka.
Salah satu cara untuk melindungi diri yaitu dengan menilai apakah rasa bersalah yang kamu rasakan benar-benar layak atau hanya buatan. Jika kamu tahu bahwa kamu tidak melakukan kesalahan, jangan biarkan orang lain membuatmu merasa bersalah. Belajarlah untuk membedakan antara rasa bersalah yang wajar serta manipulasi emosional yang tidak sehat.
6. Bangun rasa percaya diri yang kuat
Semakin kuat rasa percaya diri kamu, semakin sulit bagi orang lain untuk memengaruhi pikiran maupun perasaanmu. Melatih diri untuk percaya pada keputusan sekaligus penilaian diri sendiri sangat penting dalam melindungi diri dari manipulasi emosional.
Cobalah untuk mengenali kelebihan dan kualitas positif yang kamu miliki, serta menjaga harga diri kamu tetap tinggi. Jika kamu merasa yakin dengan dirimu sendiri, orang lain akan lebih kesulitan untuk menekan atau memanipulasi emosimu.
7. Cari dukungan dari orang lain
Tidak ada salahnya meminta dukungan dari orang yang kamu percayai ketika merasa terjebak dalam situasi yang tidak nyaman. Terkadang, orang yang terlibat dalam manipulasi emosional akan berusaha membuat kamu merasa terisolasi atau bingung. Dengan berbicara dengan teman, keluarga, maupun seorang profesional, kamu bisa mendapatkan perspektif yang lebih objektif. Mereka bisa membantu memberi pandangan yang lebih jelas sekaligus memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi manipulasi emosional.
8. Jangan takut untuk menetapkan batasan untuk hubungan yang sehat
Salah satu langkah terbaik yang bisa diambil untuk menghindari manipulasi emosional dengan memastikan bahwa setiap hubungan dalam hidupmu sehat dan saling menghormati. Ini berarti kamu harus siap untuk mengakhiri hubungan yang terus-menerus merugikan atau manipulatif.
Tidak ada gunanya mempertahankan hubungan yang terus-menerus membuatmu merasa tertekan bahkan kerap tak dihargai. Ingat, hubungan yang sehat seharusnya memberikan kebahagiaan, bukan rasa sakit ataupun kecemasan yang berlebihan. Jadi, berani untuk menetapkan batasan sekaligus menjaga jarak dari orang yang tidak menghargai kamu.
9. Belajar untuk mengatakan tidak
Terakhir, berani mengatakan "tidak" tanpa rasa takut. Manipulator sering kali mencari orang yang mudah diatur maupun yang merasa tidak nyaman menolak permintaan orang lain. Mengatakan "tidak" dengan tegas menunjukkan bahwa kamu menghargai diri sendiri sekaligus tidak akan membiarkan orang lain mengendalikan keputusanmu. Semakin sering kamu melakukannya, semakin mudah untuk mempertahankan integritasmu serta melindungi dirimu dari manipulasi.