Brilio.net - Kanker usus besar adalah tumor ganas yang terjadi di bagian usus besar lalu ditandai dengan perubahan pola buang air besar secara berkelanjutan. Penyakit ini umumnya bermula dari polip, yaitu tumor jinak, yang dapat berkembang menjadi kanker.
Melansir dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker usus besar menjadi kanker yang masuk dalam tiga besar paling banyak diidap oleh orang Indonesia. Meski begitu, masyarakat masih awam dengan penyakit ini.
BACA JUGA :
Kanker payudara di kalangan perempuan Asia meningkat, kenali penyebab dan cara mengatasinya
Walau masuk dalam kategori penyakit ganas, namun kanker usus besar bisa dicegah sekaligus diobati apabila ditemukan sejak dini. Bila mengalami penyakit ini biasanya menimbulkan beberapa gejala.
Misalnya buang air besar disertai darah, perubahan pola buang air besar seperti diare atau sembelit yang bergantian, sakit perut berulang, penurunan berat badan, kulit pucat tanpa alasan jelas, dan adanya benjolan di perut yang bisa diraba.
Lantas apa saja pemicu kanker usus besar di usia muda dan langkah pencegahannya? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini! Brilio.net lansir dari berbagai sumber, Selasa (17/9)
BACA JUGA :
Kate Middleton nyatakan sembuh dari kanker, 7 gaya hidup sehat ini bantu proses penyembuhan kanker
Pemicu kanker usus besar di usia muda
1. Pola makan tidak sehat
Pola makan yang buruk, terutama yang tinggi lemak jenuh dan rendah serat, menjadi salah satu pemicu utama kanker usus besar di usia muda. Menurut American Cancer Society, makanan yang tinggi daging merah maupun olahan, seperti sosis, ham, hingga daging panggang, dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Sebaliknya, diet kaya serat yang berasal dari buah-buahan, sayuran, maupun biji-bijian terbukti membantu melindungi usus dari peradangan sekaligus pertumbuhan sel abnormal. Kurangnya asupan serat memperlambat proses pencernaan, memungkinkan zat berbahaya tinggal lebih lama di usus serta meningkatkan risiko mutasi sel. Oleh karena itu, mengadopsi pola makan sehat sangat penting untuk mencegah kanker usus besar.
2. Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup sedentari atau mageran secara aktif juga jadi faktor risiko utama kanker usus besar. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute menunjukkan bahwa orang yang kurang berolahraga memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan kanker usus besar dibandingkan mereka yang aktif secara fisik.
Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan pergerakan usus, dan mengurangi peradangan yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Dengan berolahraga secara teratur, risiko perkembangan polip atau tumor di usus besar bisa berkurang, sehingga penting untuk menjaga tubuh tetap aktif sebagai langkah pencegahan.
3. Faktor genetik
Faktor keturunan memainkan peran penting dalam risiko kanker usus besar, terutama pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini. Menurut penelitian dari Mayo Clinic, sekitar 5-10% kasus kanker usus besar disebabkan oleh mutasi genetik yang diturunkan dalam keluarga, seperti sindrom Lynch atau poliposis adenomatosa familial (FAP).
Orang dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami perkembangan polip yang lebih cepat menjadi kanker, bahkan di usia muda. Oleh karena itu, mengetahui riwayat keluarga lalu menjalani skrining rutin sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik tinggi.
4. Obesitas
Obesitas menjadi salah satu faktor risiko utama kanker usus besar di kalangan orang muda. Riset dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa orang dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan kanker usus besar.
Kelebihan berat badan, terutama lemak di bagian perut, dapat memicu perubahan hormonal hingga peradangan kronis yang meningkatkan risiko pertumbuhan sel kanker. Selain itu, obesitas sering dikaitkan dengan kondisi lain seperti diabetes tipe 2, yang juga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
5. Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol berlebih diketahui sebagai pemicu kanker usus besar, terutama pada orang muda. Menurut studi dari International Agency for Research on Cancer (IARC), perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan kanker usus besar karena bahan kimia berbahaya dalam rokok dapat merusak DNA sel usus bahkan memicu mutasi.
Alkohol, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar, juga dapat menyebabkan peradangan pada usus besar sekaligus memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus, yang berkontribusi pada perkembangan kanker. Membatasi konsumsi alkohol lalu berhenti merokok sangat dianjurkan untuk menurunkan risiko kanker usus besar.
6. Radang usus kronis
Penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa maupun penyakit Crohn yakni kondisi yang meningkatkan risiko kanker usus besar, terutama jika terjadi sejak usia muda. Menurut Crohns and Colitis Foundation, peradangan kronis pada lapisan usus besar dapat memicu kerusakan jaringan yang akhirnya memicu perkembangan sel kanker.
Orang dengan penyakit radang usus perlu melakukan pemantauan lebih intensif melalui endoskopi dan pemeriksaan lainnya untuk mendeteksi perubahan pra-kanker lebih awal. Pengelolaan penyakit ini dengan obat-obatan maupun perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar.
7. Paparan bahan kimia/polusi
Paparan terhadap bahan kimia berbahaya dan polusi udara dapat meningkatkan risiko kanker usus besar di usia muda. Studi yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa orang yang terpapar bahan kimia industri, seperti pestisida maupun logam berat, memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar.
Zat-zat ini dapat menyebabkan mutasi genetik sekaligus peradangan kronis di usus. Meskipun tidak semua paparan dapat dihindari, langkah-langkah untuk mengurangi kontak dengan bahan kimia berbahaya, seperti menggunakan produk organik dan menghindari paparan lingkungan yang terkontaminasi, dapat membantu menurunkan risiko kanker usus besar.
Cara mencegah kanker usus besar
Kanker usus besar atau kolorektal semakin banyak ditemukan pada usia muda. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena kanker usus besar di usia muda, meliputi:
1. Menjaga pola makan sehat
Mengadopsi pola makan sehat adalah langkah penting dalam pencegahan kanker usus besar. Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Oncology (2017) menunjukkan bahwa pola makan yang kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan rendah daging merah dapat mengurangi risiko kanker kolorektal hingga 43%.
2. Rutin lakukan aktivitas fisik
Olahraga teratur tidak hanya baik untuk kesehatan secara umum, tetapi juga dapat membantu mencegah kanker usus besar. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine (2020) menunjukkan bahwa aktivitas fisik rutin dapat mengurangi risiko kanker kolorektal hingga 27%.
Rekomendasi dari World Health Organization (WHO) yakni melakukan aktivitas fisik sedang minimal 150 menit per minggu atau aktivitas fisik berat 75 menit per minggu untuk orang dewasa.
3. Menjaga berat badan ideal
Obesitas merupakan faktor risiko kanker usus besar. Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Oncology (2019) menemukan bahwa setiap peningkatan 5 unit dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal sebesar 18%.
4. Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan telah terbukti meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar. Sebuah studi dalam Annals of Oncology (2017) menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18%, sementara konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko hingga 52%.
5. Skrining rutin
Skrining dini sangat penting dalam pencegahan dan deteksi awal kanker usus besar. American Cancer Society merekomendasikan skrining dimulai pada usia 45 tahun untuk individu dengan risiko rata-rata. Namun, bagi kamu dengan riwayat keluarga atau faktor risiko lainnya, skrining mungkin perlu dimulai lebih awal.
6. Konsumsi suplemen dengan bijak
Sebuah meta-analisis dalam Journal of Clinical Oncology (2019) menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Selain itu, suplementasi kalsium dapat mengurangi risiko adenoma kolorektal. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai suplementasi apapun.
7. Kurangi stres
Meskipun hubungan langsung antara stres dan kanker usus besar masih diperdebatkan, namun stres kronis dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh lalu meningkatkan peradangan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine (2019) menunjukkan bahwa manajemen stres yang efektif dapat membantu dalam pencegahan kanker secara umum.
8. Hindari paparan zat karsinogen
Beberapa zat kimia dan polutan lingkungan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, termasuk kanker usus besar. Penelitian yang dipublikasikan dalam Environmental Health Perspectives (2018) menunjukkan bahwa paparan terhadap beberapa jenis pestisida dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
9. Tidur yang cukup
Kualitas tidur yang baik penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Sleep Medicine Reviews (2020) menunjukkan bahwa gangguan ritme sirkadian, yang sering terjadi pada pekerja shift malam, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.