Brilio.net - Ada yang menarik dari gelaran ICStar Hackathon 2021.Pada kompetisi tiga fase yang menjembatani universitas dan industri dengan memanfaatkan tren teknologi terkini ini mengangkat tema Robotic Process Automation (RPA).
Sejak dimulai Maret lalu, saat ini peserta ICStar Hackathon 2021 sudah disaring menjadi 66 partisipan dari 500 pendaftar. Kini mereka sedang menuju proses workshop yang berlangsung selama periode Agustus-September dan diakhiri dengan final showcase di bulan Oktober mendatang.
BACA JUGA :
Bukan Jepang atau China, tapi Vietnam 'raja' robot Asia Pasifik
Berbeda dari tahun sebelumnya, ICStar Hackathon 2021 kali ini mengolaborasikan universitas dan industri dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia. Tak heran jika kompetisi ini mendapat sambutan dari kalangan industri di dua negara yang menjadi mitra.
Adapun perusahaan Indonesia yang menjadi partner event ini antara lain Indosat Ooredoo, Adira Finance, BCA, Eksad, IDStar, dan ICCN. Sementara dari Malaysia ada TVExtract, UiPath, Technology Visionaries, Learning Vista, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA :
Robot ini jadi wakil Indonesia di ABU Robocon 2015
Kompetisi ini menantang para peserta untuk menyiptakan inovasi RPA yang bisa dimanfaatkan dan menjadi solusi untuk industri di dua negara. Di mana teknologi RPA dirancang khusus untuk membantu menyederhanakan pekerjaan manusia yang bersifat repetitif. RPA dapat mempercepat pekerjaan, juga meminimalisir kesalahan pada human error.
Ketua Program Studi (Kaprodi) Informatika Universitas Sanata Dharma, Robertus Adi Nugroho mengatakan, ICStar Hackathon 2021 ini memberikan banyak manfaat. Para mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat dari event ini ke dunia kerja yang sesungguhnya.
Bagi kami di universitas, acara semacam ini sangat memberi manfaat bagi mahasiswa khususnya dan juga bagi universitas atau prodi. Bagi mahasiswa, acara ini dapat memberi nilai tambah dari perkuliahan, di mana mereka dapat mencoba menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan untuk memecahkan masalah yang benar-benar real di industri, ujar Robertus.
Selain itu melalui event ini, prodi dapat mengukur sejauh mana ilmu yang didapat mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Bagi prodi, acara ini bermanfaat untuk mengukur apakah selama ini yang diajarkan di mahasiswa benar-benar sudah sesuai dengan kebutuhan industri atau belum, lanjutnya.
Sementara Deborah Sugiarto, Direktur Eksad, selaku partner industri berharap Indonesia maupun Malaysia bisa saling berkontribusi dan semakin dekat. Kami melihat ini adalah event yang sangat bagus membawa kita bersama untuk saling berkenalan, saling berkontribusi dan tentunya kami sangat menunggu bagaimana robot ini bisa kita jadikan salah satu solusi untuk membantu operation dan bisnis kita di masa yang akan datang, katanya.
Saat ini teknologi RPA menjadi favorit perusahaan di berbagai negara. Tak heran jika event ini mendapat sambutan positif dari sejumlah industri. Maklum, RPA saat ini banyak digunakan di berbagai industri, termasuk BCA. "RPA sudah kami gunakan untuk proses rekrutmen. Sangat membantu dalam proses sehari-hari, jelas Vice President Recruitment BCA Suciwati.