Brilio.net - Era Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk merancang metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan inovatif. Salah satu cara yang bisa dimanfaatkan oleh para pendidik adalah menggunakan media sosial sebagai alat bantu mengajar. Dengan kreativitas dan pemahaman yang tepat, media sosial dapat menjadi platform yang efektif untuk mendukung proses belajar mengajar.
Mengajar di era Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi guru untuk menjadi lebih kreatif dalam menggunakan berbagai media untuk mengajar, termasuk media sosial. Beberapa cara kreatif guru memanfaatkan media sosial seperti membuat grup diskusi, menggunakan Instagram untuk konten edukatif, mengadakan kelas live, hingga menggunakan TikTok untuk pembelajaran singkat dapat membuat proses belajar mengajar lebih menarik dan interaktif. Dengan pemanfaatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung tujuan Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA :
Jadi alat ukur penilaian siswa, kenali konsep asesmen formatif dan sumatif dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum ini memang menawarkan kemudahan bagi siswa dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran. Namun, tentu saja hal ini harus dibarengi dengan tanggung jawab moral bagi para guru terhadap hasil belajar para siswanya.
"Sejatinya dalam kurikulum ini siswa diberi kebebasan. Tetapi kami sebagai guru merasa tanggung jawab semakin besar untuk memastikan mereka tidak salah arah," ungkap seorang guru kepada brilio.net.
Brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Kamis (12/9), berikut 7 cara kreatif guru memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran yang efektif di era Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA :
Menggali potensi daerah 3T melalui kurikulum merdeka, kenali peluang dan tantangan
1. Membuat Grup Diskusi di Platform Media Sosial
Salah satu cara kreatif guru memanfaatkan media sosial adalah dengan membuat grup diskusi di platform seperti Facebook atau WhatsApp. Dalam grup ini, siswa bisa bertukar ide, berdiskusi tentang materi pelajaran, dan mengajukan pertanyaan kepada guru. Grup diskusi ini juga memudahkan guru untuk memberikan tugas, berbagi materi belajar tambahan, serta melakukan sesi tanya jawab secara langsung. Grup diskusi ini memberikan ruang belajar yang interaktif dan mendukung pembelajaran kolaboratif, sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka.
2. Menggunakan Instagram untuk Membuat Konten Edukatif
Instagram bukan hanya platform untuk berbagi foto atau video, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk membuat konten edukatif. Guru dapat membuat akun khusus untuk kelas atau mata pelajaran tertentu dan memposting infografis, video penjelasan singkat, atau kuis interaktif. Misalnya, guru bahasa bisa mengunggah kata-kata baru setiap hari dengan penjelasan singkat, atau guru sains bisa membagikan video eksperimen sederhana yang dapat dicoba di rumah. Cara ini membantu siswa belajar dengan cara yang lebih visual dan menarik.
3. Mengadakan Kelas Live di Facebook atau YouTube
Platform seperti Facebook Live atau YouTube Live memungkinkan guru untuk mengadakan kelas live yang interaktif. Dalam sesi ini, guru bisa menyampaikan materi, menjawab pertanyaan siswa secara langsung, dan memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan. Kelas live ini memberikan fleksibilitas bagi siswa yang mungkin tidak bisa hadir secara langsung di kelas tatap muka atau yang ingin mengulang kembali materi yang telah dibahas.
foto: freepik.com
4. Membuat Podcast Pendidikan di Spotify atau Anchor
Podcast adalah salah satu cara kreatif guru memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan materi pelajaran. Guru bisa membuat podcast tentang topik-topik tertentu yang sedang dipelajari di kelas dan mengunggahnya di platform seperti Spotify atau Anchor. Podcast memungkinkan siswa untuk belajar di mana saja dan kapan saja, bahkan saat mereka sedang beraktivitas lain seperti berolahraga atau dalam perjalanan. Konten podcast juga bisa berupa wawancara dengan ahli, penjelasan materi yang sulit, atau diskusi mendalam tentang suatu topik.
5. Menggunakan TikTok untuk Konten Pembelajaran Singkat dan Menarik
TikTok dikenal sebagai platform untuk video pendek yang menghibur, tetapi juga bisa digunakan sebagai alat pembelajaran. Guru bisa membuat akun khusus dan mengunggah video pendek yang menjelaskan konsep-konsep sulit dengan cara yang mudah dimengerti. Misalnya, guru matematika bisa membuat video yang menjelaskan rumus matematika dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, atau guru sejarah bisa membuat konten tentang fakta-fakta sejarah yang menarik. Cara ini membantu siswa mempelajari topik-topik baru dengan cara yang lebih menyenangkan.
6. Mengintegrasikan Media Sosial dengan Project-Based Learning
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang lebih praktis dan nyata. Guru bisa menggunakan media sosial untuk mendukung proyek-proyek ini. Misalnya, guru bisa meminta siswa membuat vlog atau blog tentang proyek yang mereka kerjakan dan membagikannya di platform seperti YouTube atau Medium. Cara ini tidak hanya membantu siswa belajar bagaimana menyampaikan ide dengan baik, tetapi juga meningkatkan keterampilan digital mereka.
7. Menyediakan Sumber Belajar Tambahan Melalui Pinterest
Pinterest adalah platform yang sangat baik untuk mengumpulkan dan membagikan sumber belajar tambahan. Guru bisa membuat papan Pinterest dengan berbagai materi pembelajaran, seperti infografis, artikel, video, atau sumber lainnya yang relevan dengan topik yang sedang diajarkan. Siswa bisa mengakses papan tersebut untuk mendapatkan informasi tambahan dan memperdalam pemahaman mereka.