Brilio.net - Olahraga adalah aktivitas yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, di balik manfaatnya, ada risiko cedera yang mengintai, terutama cedera pada otot. Cedera otot bisa terjadi pada siapa saja, baik pemula maupun atlet profesional. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui macam-macam cedera otot yang bisa terjadi saat berolahraga dan bagaimana cara mencegahnya.
Cedera otot bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit yang ditimbulkan bisa membuat seseorang tidak bisa bergerak dengan leluasa. Selain itu, cedera otot juga bisa mempengaruhi performa olahraga dan bahkan bisa menyebabkan absen dari latihan atau kompetisi. Oleh karena itu, mengenali jenis-jenis cedera otot dan cara penanganannya sangat penting untuk menjaga kesehatan dan performa olahraga.
BACA JUGA :
Tugas tosser dalam permainan voli, perannya penting dalam mengatur serangan
Berikut ini adalah beberapa jenis cedera otot yang sering terjadi saat berolahraga dan cara mencegahnya, Brilio.net lansir dari berbagai sumber pada Jumat (20/9).
1. Kram otot.
Kram otot adalah kontraksi otot yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak bisa dikendalikan. Kram otot sering terjadi saat berolahraga, terutama jika tubuh tidak cukup terhidrasi atau otot terlalu lelah. Kram otot bisa sangat menyakitkan dan membuat aktivitas olahraga terhenti seketika.
Cara mencegah:
BACA JUGA :
Macam-macam permainan bola besar yang populer di dunia
- Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
- Lakukan pemanasan yang cukup sebelum memulai olahraga.
- Jangan memaksakan diri untuk berolahraga terlalu keras, terutama jika tubuh sudah merasa lelah.
2. Strain otot.
Strain otot adalah cedera yang terjadi ketika otot atau tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang) tertarik atau robek. Strain otot bisa terjadi akibat gerakan yang tiba-tiba atau berlebihan, seperti mengangkat beban yang terlalu berat atau melakukan gerakan yang tidak biasa.
Cara mencegah:
- Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
- Gunakan teknik yang benar saat berolahraga, terutama saat mengangkat beban.
- Jangan memaksakan diri untuk melakukan gerakan yang tidak biasa atau terlalu berat.
3. Tendinitis.
Tendinitis adalah peradangan pada tendon yang biasanya disebabkan oleh penggunaan berlebihan atau gerakan yang berulang-ulang. Tendinitis sering terjadi pada bagian tubuh yang sering digunakan saat berolahraga, seperti bahu, siku, dan lutut.
Cara mencegah:
- Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
- Hindari gerakan yang berulang-ulang atau penggunaan berlebihan pada satu bagian tubuh.
- Berikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh untuk pulih setelah berolahraga.
4. Robekan otot.
Robekan otot adalah cedera yang lebih serius dibandingkan strain otot. Robekan otot terjadi ketika otot benar-benar robek, baik sebagian maupun seluruhnya. Robekan otot bisa sangat menyakitkan dan memerlukan waktu pemulihan yang cukup lama.
Cara mencegah:
- Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
- Gunakan teknik yang benar saat berolahraga, terutama saat melakukan gerakan yang berat.
- Jangan memaksakan diri untuk berolahraga terlalu keras atau terlalu lama.
5. Memar otot.
Memar otot terjadi ketika otot mengalami benturan atau trauma yang menyebabkan pembuluh darah kecil di dalam otot pecah. Memar otot bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan perubahan warna pada kulit.
Cara mencegah:
- Gunakan pelindung tubuh yang sesuai saat berolahraga, terutama jika olahraga yang dilakukan berisiko tinggi mengalami benturan.
- Berhati-hati saat berolahraga untuk menghindari benturan atau trauma pada otot.
6. Sindrom kompartemen.
Sindrom kompartemen adalah kondisi yang terjadi ketika tekanan di dalam kompartemen otot meningkat, menyebabkan aliran darah ke otot terganggu. Sindrom kompartemen bisa sangat berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.
Cara mencegah:
- Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
- Hindari penggunaan berlebihan pada satu bagian tubuh.
- Berikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh untuk pulih setelah berolahraga.
7. Myositis ossificans.
Myositis ossificans adalah kondisi di mana jaringan otot berubah menjadi tulang akibat trauma atau cedera berulang. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit dan keterbatasan gerak pada bagian tubuh yang terkena.
Cara mencegah:
- Gunakan pelindung tubuh yang sesuai saat berolahraga, terutama jika olahraga yang dilakukan berisiko tinggi mengalami benturan.
- Berhati-hati saat berolahraga untuk menghindari benturan atau trauma pada otot.
8. Rhabdomyolysis.
Rhabdomyolysis adalah kondisi serius yang terjadi ketika serat otot rusak dan melepaskan isinya ke dalam aliran darah. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan memerlukan penanganan medis segera.
Cara mencegah:
- Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
- Jangan memaksakan diri untuk berolahraga terlalu keras atau terlalu lama. - Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
Mengetahui macam-macam cedera otot yang bisa terjadi saat berolahraga dan cara mencegahnya sangat penting untuk menjaga kesehatan dan performa olahraga. Selain itu, penting juga untuk mendengarkan tubuh dan tidak memaksakan diri saat berolahraga. Jika mengalami cedera otot, segera hentikan aktivitas olahraga dan beristirahat. Jika rasa sakit tidak kunjung hilang atau semakin parah, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Olahraga memang penting untuk kesehatan, tetapi keselamatan dan kesehatan otot juga tidak boleh diabaikan. Dengan mengetahui macam-macam cedera otot dan cara mencegahnya, olahraga bisa dilakukan dengan lebih aman dan menyenangkan. Selamat berolahraga dan jaga kesehatan otot!