1. Home
  2. »
  3. Ragam
16 Mei 2023 07:02

Mencicipi kesegaran es kacang hijau legendaris Jogja, tempat jajannya Rano Karno

Kuliner ini sudah berdiri sejak tahun 1950-an. Brilio.net

Brilio.net - Dikenal sebagai kota dengan destinasi kuliner terfavorit, daerah istimewa dengan 273 juta jiwa penduduk bernama Yogyakarta ini, memiliki segudang ragam kuliner unik yang mampu membuat siapa saja rela merogoh kocek untuk dapat menikmatinya. Tidak hanya kuliner-kuliner inovatif ala masa kini, daerah kesultanan ini juga terkenal sebagai kota dengan kuliner warisan yang terjaga apik.

Salah satu yang menarik perhatian adalah Es Kacang IjoSido Semi yang sudah berdiri selama tiga generasi. Terletak di Prenggan, Kotagede, untuk menemui es kacang hijau (ijo) klasik yang satu ini butuh kejelian karena perlu menemukan dan melewati gang Masjid Perak yang cukup sempit.

BACA JUGA :
Kipo, makanan khas Yogyakarta yang disukai sejak zaman Sultan Agung hingga kaum milenial


Namun, semua perjalanan 'blusukan' itu dapat terbayar sesaat setelah tenda dengan spanduk hijau 'Putu Sido Semi' terjangkau oleh pandangan. Berdiri di depan Pendahapa Kanjengan, lapak es kacang hijau tertua di Yogyakarta ini memiliki area makan yang luas.

foto: doc.aulia

BACA JUGA :
Jadah manten, camilan Kotagede favorit Sri Sultan Hamengkubuwono VII

Semangkuk es kacang hijau yang dibandrol Rp 9.000 ini menyajikan es kacang hijau dengan toping ketan putih yang diguyur santan segar dan gula. Sajian yang cukup mengeyangkan untuk sebuah es ini terasa begitu pas rasanya untuk hari-hari yang panas.

foto:doc.aulia

"Saya Anang, generasi ketiga dari Sido Semi," sambut pria tambun bertopi merah yang dikenal sebagai owner sekaligus pedagang yang melayani langsung para pelanggan, saat ditemui brilio.net, Minggu (14/5). Tenda "Bakso & Kacang Ijo Putu Sido Semi" terlihat tidak memiliki karyawan lain, hanya Anang dan istri yang wara-wiri ramah melayani pelanggan.

Anang bercerita, warung es klasik Sido Semi yang berdiri sejak 1950 ini dulunya tidak berada di tempat tersebut, melainkan di sebelah selatan Masjid Mataram. "Itu rumah biasa kalau masuk nanti duduk dan tempat duduknya itu kalau di Jawa namanya lincak. Itu kita juga sediakan kipas," terangnya. Kemudian, sejak 2016 warung itu pindah ke lokasi sekarang ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags