Brilio.net - Mengapa pria lebih sering terkena penyakit dibandingkan wanita? Pertanyaan ini mungkin sering muncul di benakmu. Banyak yang berpikir gaya hidup, pola makan, atau pekerjaan fisik lebih berat menjadi penyebab utamanya. Namun, apakah itu benar? Ternyata ada penjelasan ilmiah yang lebih dalam terkait perbedaan kesehatan antara pria dan wanita.
Beberapa studi menunjukkan pria cenderung memiliki risiko sakit lebih tinggi dibandingkan wanita. Kondisi ini bukan hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti gaya hidup, biologis, dan hormonal.
BACA JUGA :
Ampuh melindungi dari flu burung, ini 7 manfaat dan efek samping Tamiflu
Pria diketahui lebih rentan terhadap penyakit jantung, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Meskipun wanita juga bisa mengalami penyakit-penyakit tersebut, pria lebih sering terdiagnosis lebih awal. Yuk, bahas lebih lanjut mengapa pria riskan terkena penyakit ketimbang wanita, dan faktor apa saja yang memengaruhinya.
Simak ulasannya di bawah ini seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (25/9).
Faktor biologis dan hormon.
BACA JUGA :
Alami anemia saat menstruasi, kenali penyebab dan dampaknya
foto: freepik.com/creativeart
Salah satu alasan utama mengapa pria lebih sering sakit dibandingkan wanita adalah karena faktor biologis. Pria memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, hormon yang berperan dalam banyak fungsi tubuh. Namun, testosteron juga bisa menjadi pedang bermata dua. Meski hormon ini penting untuk perkembangan otot dan kekuatan fisik, ia dapat menurunkan sistem imun pria, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Wanita, di sisi lain, memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi, hormon yang ternyata memiliki efek pelindung terhadap beberapa penyakit. Estrogen dapat membantu meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, yang membuat wanita lebih mampu melawan infeksi dibandingkan pria. Inilah salah satu alasan mengapa wanita cenderung lebih jarang terkena penyakit menular.
Selain itu, perbedaan genetik juga memengaruhi kondisi kesehatan pria dan wanita. Wanita memiliki dua kromosom X, sementara pria hanya memiliki satu. Kromosom X membawa banyak gen yang terlibat dalam fungsi sistem imun. Dengan dua kromosom X, wanita memiliki "cadangan" gen yang bisa bekerja lebih baik jika salah satu mengalami mutasi atau kerusakan. Pria, sebaliknya, tidak memiliki cadangan ini, membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Gaya hidup dan kebiasaan.
fotp: freepik.com/prostooleh
Selain faktor biologis, gaya hidup juga memainkan peran penting dalam perbedaan ini. Pria cenderung mengambil risiko lebih besar dalam hidup mereka, baik itu dalam pekerjaan, olahraga, atau kebiasaan sehari-hari. Misalnya, pria lebih sering merokok, mengonsumsi alkohol, dan menjalani gaya hidup kurang sehat dibandingkan wanita. Kebiasaan ini jelas meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit hati, dan penyakit jantung.
Pria juga cenderung lebih lambat untuk memeriksakan diri ke dokter ketika merasa ada gejala penyakit. Banyak pria yang merasa bahwa mereka harus kuat dan menahan rasa sakit, atau bahkan tidak menganggap penting gejala-gejala awal penyakit. Ini menyebabkan penyakit sering kali baru terdeteksi pada stadium lanjut, di mana penanganannya lebih sulit dan risiko komplikasinya lebih tinggi.
Kebiasaan makan juga menjadi salah satu faktor penting. Beberapa pria mungkin cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi lemak dan rendah serat, dibandingkan wanita yang umumnya lebih peduli dengan asupan gizi. Pola makan yang tidak seimbang ini berkontribusi pada meningkatnya risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular pada pria.
Tekanan sosial dan pekerjaan.
fotp: freepik.com
Faktor sosial dan pekerjaan juga memengaruhi kesehatan pria. Di banyak budaya, pria diharapkan menjadi tulang punggung keluarga, yang memberikan tekanan psikologis cukup besar. Stres kronis yang disebabkan oleh tanggung jawab finansial dan sosial ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Tekanan ini bisa memicu kondisi seperti hipertensi, depresi, atau bahkan serangan jantung.
Lingkungan kerja juga bisa menjadi faktor. Banyak pekerjaan yang dilakukan pria memiliki risiko fisik lebih besar, seperti pekerjaan di bidang konstruksi, manufaktur, atau pekerjaan lain yang memerlukan aktivitas fisik berat. Cedera kerja, paparan zat berbahaya, dan stres fisik jangka panjang bisa memperparah kondisi kesehatan pria.
Berbeda dengan wanita, yang dalam beberapa kasus, lebih mungkin bekerja di lingkungan yang lebih aman secara fisik. Meskipun banyak wanita juga bekerja di industri berisiko tinggi, statistik menunjukkan bahwa pria lebih sering terlibat dalam pekerjaan yang meningkatkan risiko kesehatan mereka.
Penyakit degeneratif dan usia.
foto: freepik.com
Ketika berbicara tentang usia, pria juga tampaknya mengalami penurunan kesehatan lebih cepat dibandingkan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia harapan hidup pria lebih pendek dibandingkan wanita. Hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, gaya hidup, dan tekanan sosial yang telah dibahas sebelumnya.
Selain itu, pria lebih rentan terkena penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan diabetes pada usia yang lebih muda. Penyakit-penyakit ini sering kali dimulai dengan gejala ringan namun berkembang pesat jika tidak segera ditangani. Pria yang mengalami penyakit ini di usia muda memiliki risiko komplikasi yang lebih serius dibandingkan wanita.
Pentingnya kesadaran dan perubahan gaya hidup.
Mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi kesehatan pria, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sangat diperlukan. Pria perlu lebih sering melakukan pemeriksaan rutin dan tidak mengabaikan gejala-gejala yang muncul. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan mengurangi konsumsi rokok, alkohol, dan makanan tinggi lemak dapat membuat perbedaan besar.
Selain itu, penting bagi pria untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, baik itu melalui olahraga, hobi, atau mencari dukungan dari keluarga dan teman. Kesehatan mental juga tidak boleh diabaikan, karena stres kronis bisa memicu berbagai masalah kesehatan fisik.