Brilio.net - Masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi etika dan sopan santun dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Aturan tak tertulis saat makan bersama keluarga menjadi salah satu bentuk penghormatan yang masih dijaga. Salah satunya adalah larangan untuk mendahului orang tua saat makan yang konon memiliki makna mendalam.
Tradisi menunggu orang tua mulai makan terlebih dahulu ternyata tidak hanya diajarkan di Indonesia. Negara-negara Asia seperti Jepang, Korea, dan China juga mengenal aturan serupa dalam budaya mereka. Penerapan budaya ini dipercaya memiliki nilai filosofis yang berkaitan dengan rezeki maupun keberkahan hidup.
BACA JUGA :
6 Mitos membuka payung di dalam rumah, ada pantangan yang nggak disangka?
Bisa ditelisik, penghormatan kepada orang tua melalui etika makan ternyata memiliki beragam versi di berbagai daerah. Beberapa wilayah bahkan memiliki aturan tambahan seperti tidak boleh meletakkan sendok lebih dulu dari orang tua dan sebagainya. Menariknya, setiap larangan tersebut masih diyakini hingga saat ini.
Berikut delapan arti larangan mendahului orang tua makan, brilio.net lansir dari berbagai sumber, Selasa (19/11).
1. Bentuk penghormatan kepada orang tua.
BACA JUGA :
10 Mitos dilarang bersiul di hutan, benarkah bisa mengganggu penunggu gaib?
foto: freepik.com/freepik
Larangan mendahului orang tua makan mencerminkan penghormatan kepada yang lebih tua. Di banyak budaya, orang tua dianggap sebagai sosok yang berjasa dan layak dihormati dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam urusan makan. Menunggu mereka makan lebih dulu menunjukkan rasa hormat sekaligus rasa terima kasih atas peran dalam keluarga.
2. Mengajarkan kesabaran.
Kebiasaan ini juga memiliki nilai edukasi, terutama dalam hal kesabaran. Anak-anak diajarkan untuk menahan diri lalu tidak terburu-buru memenuhi keinginan pribadi, melainkan mendahulukan kepentingan orang tua. Nilai kesabaran ini dapat berdampak positif pada pembentukan karakter di kemudian hari.
3. Meningkatkan kebersamaan dalam keluarga.
Larangan ini membantu menciptakan suasana kebersamaan dalam keluarga. Saat seluruh anggota keluarga menunggu dan makan bersama, ikatan emosional menjadi lebih kuat. Kebiasaan ini juga memupuk rasa solidaritas sekaligus saling menghargai antaranggota keluarga.
4. Mengajarkan rasa syukur.
foto: freepik.com/freepik
Menunggu orang tua makan terlebih dahulu mengingatkan anggota keluarga untuk bersyukur atas makanan yang tersedia. Sikap ini mengajarkan bahwa rezeki ialah sesuatu yang patut dihargai lalu tidak boleh dianggap remeh. Tradisi ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya berbagi serta tidak bersikap egois.
5. Simbol sopan santun.
Tidak mendahului orang tua makan juga dianggap sebagai simbol kesopanan. Tindakan ini mencerminkan tata krama baik yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menerapkan etika ini, seseorang menunjukkan pengendalian diri dan penghormatan terhadap norma sosial.
6. Menghargai perjuangan orang tua.
Orang tua sering kali bekerja keras untuk memastikan makanan tersedia di meja. Menunggu mereka makan terlebih dahulu menjadi cara untuk menunjukkan penghargaan atas usaha tersebut. Tradisi ini juga mengingatkan bahwa segala yang kita nikmati tidak lepas dari jerih payah mereka.
7. Menjaga harmoni dalam keluarga.
foto: freepik.com/freepik
Ketika semua anggota keluarga memahami lalu mematuhi larangan ini, potensi konflik dapat diminimalkan. Kebiasaan ini membantu menciptakan suasana harmonis, di mana setiap orang merasa dihormati dan dihargai. Hal ini penting untuk menjaga hubungan baik antaranggota keluarga.
8. Menghindari kepercayaan tentang nasib buruk.
Di beberapa daerah, larangan ini juga dikaitkan dengan kepercayaan tradisional. Ada yang percaya bahwa mendahului orang tua makan dapat membawa nasib buruk atau memengaruhi rezeki di masa depan. Meski terdengar seperti mitos, kepercayaan ini tetap menjadi pengingat agar seseorang selalu mengutamakan nilai kesopanan serta penghormatan dalam bertindak.