Brilio.net - Fertilisasi pada hewan merupakan tahap penting dalam reproduksi, di mana peristiwa biologis kompleks terjadi. Peristiwa yang terjadi selama fertilisasi pada hewan mencakup proses pertemuan sel telur dan sperma hingga pembentukan zigot.
Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan fertilisasi, mulai dari kemampuan sperma mencapai sel telur hingga terjadinya fusi inti. Setiap peristiwa yang terjadi selama fertilisasi pada hewan memiliki peran vital dalam memastikan terbentuknya embrio yang sehat. Proses ini juga melibatkan berbagai perubahan seluler sekaligus molekuler yang menentukan keberhasilan perkembangan awal.
BACA JUGA :
23 Contoh soal Biologi kelas 10, mudah dipelajari
Mengetahui detail dari setiap peristiwa yang terjadi selama fertilisasi pada hewan membantu setiap orang memahami mekanisme dasar dari reproduksi hewan. Pengetahuan ini tidak hanya relevan dalam bidang biologi, tetapi juga memiliki implikasi penting dalam penelitian kesehatan dan konservasi spesies.
Supaya makin paham peristiwa yang terjadi selama fertilisasi pada hewan, yuk simak ulasan lengkap brilio.net yang disadir dari berbagai sumber,Selasa(27/8).
Pengertian fertilisasi pada hewan.
BACA JUGA :
25 Contoh soal biologi dan jawabannya, mudah dimengerti
foto: freepik.com
Fertilisasi pada hewan merupakan proses penyatuan antara sel sperma jantan dan sel telur betina yang menghasilkan pembentukan zigot, yang nantinya berkembang menjadi embrio. Proses ini merupakan langkah fundamental dalam reproduksi seksual, di mana dua sel haploid (sperma dan sel telur) bergabung untuk membentuk satu sel diploid, yaitu zigot.
Fertilisasi memastikan terjadinya kombinasi genetik dari kedua induk, yang memberikan variasi genetik pada keturunan. Pada hewan, fertilisasi dapat terjadi secara internal atau eksternal, tergantung pada spesiesnya.
Fertilisasi internal biasanya terjadi pada hewan darat, seperti mamalia, reptil, dan burung. Dalam kasus ini, sperma dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi, di mana sperma kemudian berenang menuju sel telur yang sudah matang di dalam saluran reproduksi betina.
Fertilisasi eksternal, sebaliknya, terjadi pada banyak hewan air seperti ikan dan amfibi, di mana sperma dan telur dilepaskan ke lingkungan luar, dan pembuahan terjadi di luar tubuh induk.
Peristiwa yang terjadi selama fertilisasi pada hewan.
foto: freepik.com
Berikut ulasan lengkap tentang peristiwa yang terjadi selama fertilisasi pada hewan:
1. Kapasitasi sperma
Kapasitasi merupakan proses akhir pematangan sperma yang terjadi setelah sperma memasuki saluran reproduksi betina. Sperma yang baru dikeluarkan dari tubuh jantan tidak langsung dapat membuahi sel telur. Kapasitasi melibatkan perubahan fisiologis pada sperma yang memungkinkan sperma berfungsi optimal.
Perubahan ini termasuk modifikasi pada membran plasma sperma dan peningkatan motilitas yang diperlukan untuk menembus lapisan pelindung sel telur. Kapasitasi biasanya terjadi dalam saluran reproduksi betina yang melibatkan interaksi sperma dengan cairan tubuh betina.
2. Pergerakan sperma menuju sel telur
Setelah kapasitasi, sperma yang telah matang mulai bergerak menuju sel telur. Sperma menggunakan ekor flagellumnya untuk berenang lalu mencapai sel telur. Proses ini memerlukan koordinasi yang tepat dan sangat bergantung pada adanya sinyal kimia yang mengarahkan sperma ke arah sel telur.
Pada hewan dengan fertilisasi internal, seperti mamalia, sperma harus melintasi berbagai struktur dalam saluran reproduksi betina, termasuk serviks hingga rahim, untuk mencapai tuba falopi di mana sel telur biasanya berada. Pada fertilisasi eksternal, seperti pada ikan maupun amfibi, sperma dan telur dibebaskan ke lingkungan eksternal, di mana mereka bertemu secara langsung.
3. Penetrasi sel telur oleh sperma
Setelah sperma mencapai sel telur, tahap selanjutnya adalah penetrasi. Sel sperma harus menembus beberapa lapisan pelindung di sekitar sel telur. Pada mamalia, sel telur dilindungi oleh lapisan yang disebut zona pelusida.
Sperma mengeluarkan enzim dari akrosom (bagian kepala sperma) untuk melarutkan zona pelusida sekaligus memungkinkan sperma masuk ke dalam sel telur. Proses ini disebut sebagai reaksi akrosom. Setelah penetrasi, sperma berfusi dengan membran sel telur.
4. Reaksi akrosom
Reaksi akrosom merupakan proses di mana enzim dalam akrosom (bagian dari kepala sperma) dikeluarkan untuk membantu menembus lapisan luar sel telur. Enzim ini memecah lapisan zona pelusida, yang melindungi sel telur dari pembuahan oleh lebih dari satu sperma (polispermia).
Reaksi ini sangat penting untuk memastikan bahwa hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur serta mencegah terjadinya kelebihan sperma yang dapat menyebabkan kegagalan pembuahan.
5. Fusi membran dan aktivasi telur
Setelah sperma menembus membran sel telur, sperma dan sel telur mengalami fusi membran. Membran plasma sperma menyatu dengan membran plasma sel telur, memungkinkan inti sperma untuk memasuki sel telur.
Fusi ini memicu aktivasi telur, yaitu serangkaian perubahan biokimia yang mengaktifkan sel telur untuk memulai pembelahan sekaligus perkembangan lebih lanjut. Aktivasi telur juga mengubah struktur zona pelusida, sehingga mencegah masuknya sperma lain.
6. Fusi inti
Setelah fusi membran, inti sperma bergabung dengan inti sel telur, menghasilkan sebuah zigot yang memiliki jumlah kromosom yang lengkap (diploid). Fusi inti ini menjadi langkah kunci dalam fertilisasi karena menggabungkan materi genetik dari kedua induk, yang akan menentukan karakteristik genetik keturunan. Zigot yang terbentuk kemudian akan memulai serangkaian pembelahan sel untuk berkembang menjadi embrio.
7. Pembelahan sel dan perkembangan awal
Setelah pembentukan zigot, tahap berikutnya adalah pembelahan sel. Zigot mulai membelah secara mitosis, sehingga membentuk sel-sel yang lebih kecil yang disebut blastomer.
Pembelahan ini menyebabkan pembentukan blastula yakni struktur awal dari embrio yang kemudian akan berkembang menjadi lebih kompleks. Selama fase ini, sel-sel embrio mulai mengalami diferensiasi lalu menjadi berbagai tipe sel yang akan membentuk organ maupun jaringan tubuh.
8. Penanaman embrio (Implantasi)
Pada hewan dengan fertilisasi internal, setelah beberapa pembelahan sel, embrio yang disebut blastokista (pada mamalia) akan melakukan penanaman ke dinding rahim.
Proses ini dikenal sebagai implantasi dan merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa embrio mendapatkan nutrisi sekaligus dukungan dari ibu untuk perkembangan lebih lanjut.
Penanaman ini juga melibatkan interaksi antara sel-sel embrio dan sel-sel dinding rahim untuk memastikan hubungan yang stabil.
9. Perkembangan lanjutan
Setelah implantasi, embrio mulai berkembang lebih lanjut melalui proses organogenesis, di mana organ maupun sistem tubuh mulai terbentuk. Selama periode ini, embrio tumbuh dan berkembang menjadi fetus yang siap untuk dilahirkan setelah periode gestasi yang sesuai untuk spesies tersebut.
Setiap langkah dalam proses ini memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan pembentukan embrio hingga perkembangan individu yang sehat. Oleh sebab itu, pemahaman tentang peristiwa yang terjadi selama fertilisasi memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kehidupan baru dimulai serta bagaimana genetik diwariskan dari induk ke keturunannya.