Brilio.net - Dataran Tinggi Golan saat ini menjadi salah satu titik panas di Timur Tengah yang penuh dengan ketegangan dan konflik bersenjata. Kawasan ini terletak di perbatasan antara Israel dan Suriah dan telah menjadi sumber perselisihan sejak Perang Enam Hari tahun 1967.
Selama beberapa dekade terakhir, wilayah ini terus diperebutkan oleh kedua negara yang masing-masing mengklaim hak atas tanah tersebut. Dilansir brilio.net dari laporan terbaru dari BBC, Israel terus memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut untuk mempertahankan kontrol terhadap dataran tinggi ini. Sementara itu, Suriah, didukung oleh sekutunya seperti Iran dan kelompok Hizbullah, terus menuntut kembalinya wilayah ini ke dalam kedaulatannya.
BACA JUGA :
Contoh konflik sosial di sekolah dan penyelesaiannya
foto: freepik.com
Baru-baru ini serangan udara dan baku tembak antara pasukan Israel dan milisi pro-Suriah semakin meningkat, menciptakan ketegangan yang mengancam stabilitas kawasan yang lebih luas.
BACA JUGA :
5 Buku kisah konflik Afghanistan, tentang perang & ketakutan Taliban
Dilansir dari Al Jazeera, penggunaan drone dan senjata canggih lainnya dalam konflik ini menunjukkan eskalasi militer yang signifikan. Selain itu, keterlibatan aktor internasional dalam konflik ini menambah kompleksitas situasi, dengan beberapa negara besar berusaha memainkan peran dalam mediasi atau dukungan militer.
Dataran Tinggi Golan memiliki posisi strategis yang menjadikannya sangat penting dalam dinamika konflik di Timur Tengah. Terletak di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, dataran tinggi ini menawarkan keuntungan militer dalam hal pengawasan dan pertahanan. Menurut The Guardian, Israel menganggap wilayah ini sebagai benteng pertahanan yang vital, memberikan perlindungan terhadap serangan dari arah timur.
foto: freepik.com
Selain itu, Dataran Tinggi Golan memiliki sumber daya air yang berharga. Wilayah ini merupakan salah satu sumber utama air bersih bagi Israel, dengan beberapa mata air dan waduk yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan air negara tersebut. Water Resources Research mencatat, bahwa kontrol atas sumber daya air ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Israel sangat bersikeras mempertahankan kekuasaannya atas Golan.
Nah, mengetahui berbagai informasi terkini yang terjadi di Dataran Tinggi Golan, Seperti apa sih sejarah Dataran Tinggi Golan? Kamu perlu mengetahuinya lewat ulasan berikut ini. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (31/7), simak selengkapnya.
Sejarah Dataran Tinggi Golan
foto: freepik.com
1. Letak geografis Dataran Tinggi Golan
Secara geografis, Dataran Tinggi Golan terletak di barat daya Suriah dan timur laut Israel, membentang sekitar 1.800 kilometer persegi. Wilayah ini dikelilingi oleh Pegunungan Anti-Lebanon di utara, Laut Galilea di barat, dan Lembah Yordania di selatan. National Geographic mencatat bahwa dataran tinggi ini memiliki topografi yang beragam, termasuk pegunungan, lembah, dan dataran yang subur, menjadikannya daerah yang potensial untuk pertanian dan peternakan.
Keunikan geografis Dataran Tinggi Golan juga terletak pada bentang alam vulkaniknya, yang memberikan tanah subur dan pemandangan yang spektakuler. Kawasan ini juga memiliki iklim yang bervariasi, dengan musim dingin yang bersalju dan musim panas yang hangat dan kering, menjadikannya tempat yang ideal untuk pertanian buah-buahan dan anggur.
2. Sejarah masyarakat Dataran Tinggi Golan
Masyarakat di Dataran Tinggi Golan mencerminkan keragaman budaya dan konflik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Wilayah ini telah dihuni oleh berbagai kelompok etnis dan budaya sejak zaman kuno. Pada zaman Romawi, Golan dikenal sebagai bagian dari wilayah yang disebut Gaulanitis, yang menjadi tempat tinggal bagi komunitas Yahudi dan pagan. Menurut Jewish Virtual Library, keberadaan komunitas Yahudi di Golan telah ada sejak abad ke-2 SM.
Selama berabad-abad, wilayah ini berada di bawah kekuasaan berbagai kerajaan dan kekaisaran, termasuk Bizantium, Arab, dan Ottoman. Pada abad ke-20, setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman, Golan menjadi bagian dari Mandat Prancis atas Suriah dan Lebanon. Setelah Suriah meraih kemerdekaan pada tahun 1946, Dataran Tinggi Golan menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Suriah.
Namun, nasib masyarakat Golan berubah drastis setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel mengambil alih kontrol atas wilayah tersebut. Sejak itu, banyak penduduk Suriah yang terpaksa mengungsi, sementara Israel membangun pemukiman baru di wilayah ini. The Washington Institute mencatat bahwa kebijakan permukiman ini menjadi salah satu sumber utama ketegangan antara Israel dan komunitas internasional.
Pada tahun 1981, Israel secara sepihak mencaplok Dataran Tinggi Golan, meskipun langkah ini tidak diakui oleh komunitas internasional. Hingga saat ini, masyarakat Golan terdiri dari berbagai kelompok etnis, termasuk Druze, Yahudi, dan Arab, yang hidup berdampingan meskipun dalam kondisi politik yang tegang.
foto: freepik.com
3. Awal mula terjadinya konflik
Konflik di Dataran Tinggi Golan berakar dari ketegangan yang telah berlangsung lama antara Israel dan Suriah. Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel mengambil alih wilayah Golan dari Suriah, kedua negara secara teknis masih berada dalam keadaan perang. Council on Foreign Relations mencatat bahwa meskipun terdapat beberapa upaya untuk mencapai perdamaian, perundingan seringkali terhenti karena isu-isu mendasar seperti perbatasan dan pengakuan kedaulatan.
Pada tahun 1973, Suriah mencoba merebut kembali Dataran Tinggi Golan melalui Perang Yom Kippur, namun gagal meskipun mendapatkan dukungan dari negara-negara Arab lainnya. Sejak itu, Golan tetap berada di bawah kendali Israel, meskipun statusnya masih menjadi perdebatan di arena internasional.
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah yang memiliki sejarah panjang dan kompleks, dengan peran strategis yang signifikan dalam dinamika konflik di Timur Tengah. Letak geografisnya yang unik dan kekayaan sumber daya alamnya menjadikan kawasan ini pusat perhatian bagi banyak negara.
Memahami sejarah dan situasi terkini Golan penting untuk mengapresiasi tantangan yang dihadapi dalam mencari solusi damai bagi konflik yang telah berlangsung lama ini. Dengan terus memantau perkembangan di kawasan ini, kamu dapat lebih memahami dampak geopolitik yang lebih luas yang timbul dari sengketa atas Dataran Tinggi Golan.