false
  1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
15 Oktober 2024 09:10

Resolusi jihad Hari Santri, sejarah, faktor, dan dampak setelahnya

Resolusi ini menjadi titik balik penting dalam sejarah perjuangan bangsa, menandai peran aktif kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan. Muhamad Ikhlas Alfaridzi

Brilio.net - Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober di Indonesia memiliki sejarah yang sangat penting dalam perjalanan bangsa. Salah satu momen bersejarah yang melatarbelakangi peringatan ini adalah resolusi jihad yang dikeluarkan oleh para ulama pada 1945. Resolusi ini tidak hanya menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah, tetapi juga menegaskan peran penting santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Resolusi jihad merupakan seruan yang dikeluarkan oleh para ulama di bawah pimpinan KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pada 22 Oktober 1945. Seruan ini mengajak seluruh umat Islam, khususnya para santri, untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kembalinya penjajah Belanda yang berusaha merebut kembali kekuasaan setelah Proklamasi Kemerdekaan.

BACA JUGA :
Jangan dulu salahkan guru, begini peran orang tua dalam mencegah bullying di pesantren


Resolusi ini menjadi titik balik penting dalam sejarah perjuangan bangsa, menandai peran aktif kaum santri dalam mempertahankan kemerdekaan. Peringatan Hari Santri Nasional yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015, bertujuan untuk mengingatkan akan semangat perjuangan dan pengorbanan para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan.

Dengan memahami sejarah resolusi jihad, kita dapat lebih menghargai kontribusi besar yang telah diberikan oleh para santri dalam membangun dan mempertahankan negara ini. Mari telusuri lebih dalam mengenai sejarah, faktor penyebab, dan dampak dari resolusi jihad, seperti dirangkum brilio.net padaSelasa(15/10).

Sejarah resolusi jihad

BACA JUGA :
Kasus bully di pesantren kian marak, masihkah pendidikan berbasis agama jadi pilihan bagi anak?

foto: X/@RADENSA71855262

Resolusi jihad dikeluarkan pada saat situasi Indonesia sedang berada dalam kondisi yang sangat genting. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Belanda, dengan dukungan Sekutu, berusaha untuk kembali menguasai Indonesia. Pada saat itu, para pemimpin bangsa menyadari bahwa kemerdekaan yang baru saja diraih berada dalam ancaman serius. Dalam situasi inilah, KH. Hasyim Asy'ari dan para ulama lainnya merasa perlu untuk mengeluarkan seruan jihad sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah.

Pada 22 Oktober 1945, para ulama dari berbagai daerah berkumpul di Surabaya untuk merumuskan sikap terhadap ancaman tersebut. Pertemuan ini menghasilkan sebuah resolusi yang dikenal sebagai resolusi jihad. Resolusi ini menegaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan mereka yang gugur dalam perjuangan ini dianggap sebagai syuhada. Seruan ini berhasil membangkitkan semangat juang rakyat, khususnya di Jawa Timur, yang kemudian memicu pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945.

Pertempuran Surabaya menjadi salah satu pertempuran terbesar dan paling heroik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Semangat jihad yang ditiupkan oleh para ulama melalui resolusi jihad menjadi pendorong utama bagi para pejuang untuk melawan pasukan Sekutu yang jauh lebih kuat dan terlatih. Meskipun banyak korban yang berjatuhan, pertempuran ini menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia siap berjuang hingga titik darah penghabisan demi mempertahankan kemerdekaannya.

Faktor penyebab resolusi jihad

foto: X/@ZuhudRijal

Ada beberapa faktor yang mendorong dikeluarkannya resolusi jihad oleh para ulama. Pertama, ancaman nyata dari kembalinya penjajah Belanda yang ingin merebut kembali kekuasaan di Indonesia. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Belanda, dengan dukungan Sekutu, berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya di Indonesia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan para pemimpin bangsa, termasuk para ulama, yang merasa perlu untuk mengambil tindakan tegas.

Kedua, semangat nasionalisme yang tinggi di kalangan rakyat Indonesia. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, semangat untuk mempertahankan kemerdekaan menyebar luas di seluruh penjuru negeri. Para ulama melihat bahwa semangat ini perlu diarahkan dan dikoordinasikan agar dapat menjadi kekuatan yang efektif dalam melawan penjajah. Resolusi Jihad menjadi alat untuk menyatukan semangat juang rakyat dalam satu tujuan yang jelas.

Ketiga, peran penting ulama dan santri dalam masyarakat Indonesia. Sejak masa penjajahan, ulama dan santri telah menjadi bagian integral dari perjuangan melawan penjajah. Mereka tidak hanya berperan sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai pemimpin sosial dan politik. Dengan mengeluarkan resolusi jihad, para ulama menunjukkan bahwa mereka siap memimpin perjuangan fisik melawan penjajah, bukan hanya dalam ranah spiritual.

Keempat, keyakinan religius yang kuat di kalangan umat Islam. Resolusi jihad didasarkan pada keyakinan bahwa mempertahankan Tanah Air dari penjajah adalah bagian dari jihad fi sabilillah, atau perjuangan di jalan Allah. Keyakinan ini memberikan motivasi tambahan bagi para pejuang untuk berjuang dengan penuh semangat dan keberanian, karena mereka percaya bahwa perjuangan ini adalah bagian dari ibadah dan akan mendapatkan pahala di akhirat.

Dampak setelah resolusi jihad

foto: Instagram/@almunawwir_com

Dampak dari resolusi jihad sangat signifikan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pertama, resolusi ini berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Semangat jihad yang ditiupkan oleh para ulama menjadi pendorong utama bagi para pejuang untuk melawan pasukan Sekutu dalam Pertempuran Surabaya. Meskipun banyak korban yang berjatuhan, pertempuran ini menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia siap berjuang hingga titik darah penghabisan demi mempertahankan kemerdekaannya.

Kedua, resolusi jihad memperkuat posisi ulama dan santri dalam perjuangan kemerdekaan. Dengan mengeluarkan resolusi ini, para ulama menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berperan dalam ranah spiritual, tetapi juga siap memimpin perjuangan fisik melawan penjajah. Hal ini meningkatkan kepercayaan dan dukungan rakyat terhadap ulama dan santri sebagai pemimpin perjuangan.

Ketiga, resolusi jihad memberikan legitimasi religius bagi perjuangan kemerdekaan. Dengan menjadikan perjuangan melawan penjajah sebagai bagian dari jihad fi sabilillah, para ulama memberikan motivasi tambahan bagi para pejuang untuk berjuang dengan penuh semangat dan keberanian. Keyakinan bahwa perjuangan ini adalah bagian dari ibadah dan akan mendapatkan pahala di akhirat memberikan dorongan moral yang kuat bagi para pejuang.

Keempat, resolusi jihad menjadi salah satu faktor yang mendorong pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia. Pertempuran Surabaya yang dipicu oleh resolusi jihad menarik perhatian dunia internasional dan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki tekad yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaannya. Hal ini berkontribusi pada pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia, meskipun prosesnya memakan waktu yang cukup lama.

Dengan memahami sejarah, faktor penyebab, dan dampak dari resolusi jihad, kita dapat lebih menghargai peran penting yang dimainkan oleh para santri dan ulama dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Semangat perjuangan dan pengorbanan mereka menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah. Semoga peringatan Hari Santri Nasional dapat terus mengingatkan kita akan pentingnya peran santri dalam membangun dan mempertahankan negara ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags