1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
5 Februari 2024 23:59

Rukun aqiqah, pengertian, tata cara, syarat dan hukumnya dalam Islam

Aqiqah adalah ritual penyembelihan hewan untuk menyambut kelahiran anak. Muhamad Ikhlas Alfaridzi
sumber: Twitter/@kak_wari

Brilio.net - Memahami dan menjalankan berbagai ritual dalam ajaran Islam sangatlah penting. Ritual-ritual tersebut memiliki makna dan tujuan tertentu yang dapat memberikan manfaat spiritual dan keberkahan bagi bagi kehidupan. Selain itu, menjalankan ritual-ritual dalam ajaran Islam juga merupakan bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.

Salah satu contohnya, adalah ketika ada bayi yang baru dilahirkan. Dalam Islam, terdapat banyak ritual untuk menyambut kelahiran seorang bayi, salah satunya adalah aqiqah. Aqiqah adalah ritual penyembelihan hewan untuk menyambut kelahiran anak, dimana daging hewan tersebut didermakan kepada orang-orang yang membutuhkan.

BACA JUGA :
9 Momen Yeni Inka gelar aqiqah anak pertama, pesona sang adik bikin salah fokus


Ritual-ritual seperti aqiqah memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Selain sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak, juga sebagai bentuk pengorbanan dan solidaritas sosial. Dengan memahami dan menjalankan ritual-ritual ini, orang tua dapat mendapatkan keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT, serta memberikan contoh yang baik bagi anak-anak dalam menjalankan ajaran Islam.

Brilio.net merangkum dari berbagai sumber pada Senin (5/2), akan menyajikan dari mulai pengertian, sampai rukun aqiqah secara lengkap khusus untuk kamu. Simak selengkapnya!

BACA JUGA :
Aqiqah adalah : hukum, tujuan dan manfaatnya menurut syariat Islam



Pengertian aqiqah

foto: Twitter/@kak_wari

Aqiqah adalah suatu ibadah yang dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Aqiqah dilakukan dengan menyembelih hewan ternak, seperti kambing atau domba, dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin serta kerabat, tetangga, dan handai taulan. Tujuan dari aqiqah adalah untuk memberikan rezeki kepada orang-orang yang membutuhkan dan juga sebagai upaya untuk mempererat hubungan antar sesama umat Muslim.

Dalam Islam, aqiqah memiliki dasar yang kuat dari hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadits yang memperkuat penyelenggaraan aqiqah adalah hadits riwayat Tirmidzi yang artinya:

"Apa-apa yang disembelih untuk anak, maka dia terhindar dari azab ahli kubur sehingga hari kiamat." (Hadits Tirmidzi)

Makna hadits ini adalah, dengan melaksanakan aqiqah seseorang niscaya akan terhindar dari siksa kubur. Poin penting lainnya mengenai aqiqah adalah, bahwa aqiqah disunnahkan dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, namun boleh juga dilakukan pada hari ke-14, 21, atau 40 setelah kelahiran.

Aqiqah merupakan salah satu ibadah yang penting dalam Islam yang memiliki dasar yang kuat dari hadits Nabi Muhammad SAW. Melaksanakan aqiqah adalah cara untuk bersyukur atas kelahiran seorang anak, sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap sesama umat muslim yang membutuhkan.

Syarat sah aqiqah


foto: freepik.com

Syarat sah aqiqah menurut ajaran Islam harus dipenuhi sesuai dengan petunjuk yang ada. Pertama, aqiqah dilakukan setelah kelahiran anak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengucap syukur atas kelahiran anak dan mendapat pahala dari Allah.

Kedua, aqiqah harus dilakukan menggunakan hewan yang halal, seperti kambing, domba, atau hewan sembelihan lainnya yang biasa ada pada hari raya Idul Qurban. Selain itu, aqiqah juga harus disertai dengan niat untuk berkurban, sebagai bentuk pengorbanan atas kelahiran anak. Terakhir, aqiqah harus dilakukan oleh orang tua anak, sebagai bentuk tanggung jawab mereka dalam menjalankan ajaran Islam terkait dengan aqiqah.

Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, aqiqah akan dianggap sah dan sesuai dengan ajaran Islam. Dengan memenuhi syarat sah aqiqah, diharapkan bahwa pelaksanaan aqiqah ini dapat membawa kebahagiaan bagi keluarga, serta dapat menjadi upaya untuk mendapatkan keberkahan dari Allah. Dengan demikian, aqiqah bukan hanya sebagai bentuk tradisi, tetapi juga sebagai amal kebaikan yang akan memberikan manfaat baik di dunia maupun di akhirat.

Hukum aqiqah dalam Islam

foto: freepik.com

Hukum aqiqah dalam Islam adalah sunnah muakkad. Sunnah muakkad sendiri bermakna ibadah yang sangat dianjurkan bagi setiap orang tua ketika anaknya lahir. Hukum aqiqah ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang terdapat dalam kitab Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Rasulullah SAW pernah bersabda, yang artinya:

"Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, dan aqiqah adalah nama yang dipersembahkan sebagai penggantian anak yang tergadai," (Hadits Tirmidzi)

Dalam ajaran Islam, hukum aqiqah ini bahkan menjadi kewajiban bagi setiap orang tua yang mampu secara finansial. Aqiqah dilakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran anak untuk seorang laki-laki dan pada hari ke-14 untuk seorang perempuan. Proses aqiqah ini juga diikuti dengan pembagian daging kepada yang memerlukan serta berinfak kepada fakir miskin.

Rukun aqiqah dan tata cara melakukannya

foto: freepik.com

Rukun aqiqah adalah salah satu syariah dalam agama Islam yang dilakukan untuk menyambut kelahiran anak. Tata cara pelaksanaannya telah dijelaskan oleh para ulama berdasarkan Al-Quran dan hadits. Berikut adalah tata cara pelaksanaan aqiqah menurut ajaran Islam:

1. Persiapan hewan aqiqah yang akan dikurbankan, seperti kambing atau domba yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

2. Pemilihan dua ekor kambing/domba untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.

3. Mencukur rambut bayi dan memberikan nama sesuai dengan tuntunan agama Islam.

4. Memerintahkan membayar nazar atau memberi makanan kepada orang miskin setara dengan berat rambut yang dipotong.

Dengan mengikuti rukun aqiqah dan tata cara yang telah ditetapkan oleh para ulama Islam, pelaksanaan aqiqah akan menjadi sah dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Serta, dapat menjadi tindakan syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak yang dianugerahkan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags