Sifat-sifat alkana.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Rumus empiris dalam kimia, pahami definisi, tahap, dan cara pengerjaan soalnya
Sifat-sifat alkana, kelompok senyawa hidrokarbon jenuh yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan tunggal, mencakup sifat fisik dan kimia yang khas. Berikut adalah beberapa sifat penting dari alkana:
1. Alkana bersifat nonpolar, sehingga tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, benzen, dan kloroform.
2. Alkana bersifat stabil dan kurang reaktif karena tidak memiliki ikatan rangkap atau gugus fungsi. Alkana hanya dapat bereaksi dengan halogen melalui reaksi substitusi atau dengan oksigen melalui reaksi pembakaran
BACA JUGA :
Rumus periode harmonik sederhana, beserta pengertian, sifat, dan contoh soal
3. Jenuh (sifat kovalen tunggal), Alkana adalah senyawa jenuh, yang berarti setiap atom karbon dalam molekul alkana dihubungkan dengan atom karbon atau atom hidrogen oleh ikatan kovalen tunggal. Tidak ada ikatan rangkap (ganda atau tiga kali) dalam struktur alkana.
4. Hidrofobik, alkana cenderung bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air karena kehadiran ikatan kovalen tunggal dan sifat nonpolar molekul alkana.
5. Sifat fisik berubah dengan ukuran rantai, sifat fisik alkana seperti titik didih dan kelarutan dalam pelarut organik cenderung meningkat dengan peningkatan jumlah atom karbon dalam rantai alkana. Alkana dengan rantai karbon yang lebih panjang memiliki titik didih yang lebih tinggi.
6. Titik didih dan pemadatan, alkana memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain yang memiliki jumlah atom karbon yang sama. Titik didih dan titik leleh alkana meningkat seiring dengan bertambahnya panjang rantai karbon.
Dengan kata lain, alkana memiliki titik didih dan pemadatan yang semakin tinggi seiring dengan peningkatan jumlah atom karbon dalam rantai mereka, karena ikatan kovalen tunggal yang kuat menyebabkan molekul alkana memiliki gaya Van der Waals yang lebih kuat antara molekul-molekulnya.
7. Kemampuan pembakaran, alkana adalah bahan bakar fosil yang penting. Mereka dapat terbakar dengan baik dalam kehadiran oksigen, menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) sebagai produk pembakaran.
8. Kemungkinan isomerisme, dalam alkana dengan lebih dari tiga atom karbon, terdapat potensi untuk isomerisme rantai. Artinya, alkana dengan jumlah atom karbon yang sama dapat memiliki isomer yang berbeda dengan susunan rantai yang berbeda.
9. Reaktivitas terbatas, alkana umumnya bersifat reaktif rendah. Karena ikatan kovalen tunggal yang kuat antara atom-atom karbon dalam rantai alkana, mereka cenderung tidak mudah terlibat dalam reaksi kimia.
10. Tidak bereaksi dengan asam atau basa kuat, alkana tidak bereaksi dengan asam atau basa kuat. Namun, mereka dapat mengalami reaksi oksidasi dengan bantuan katalis, seperti pembakaran.
11. Keberagaman Struktur, alkana dapat membentuk rantai rantai linear atau bercabang, dan jumlah atom karbon dalam rantai bisa bervariasi. Ini menghasilkan berbagai senyawa alkana dengan sifat yang berbeda.
Tata nama rumus alkana.
foto: freepik.com
Tata nama alkana adalah cara untuk memberikan nama pada senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan tunggal antara atom karbon. Tata nama alkana mengikuti aturan-aturan berikut:
1. Rantai utama diambil dari rantai karbon terpanjang yang ada dalam senyawa.
2. Rantai utama diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya, dengan menggunakan awalan seperti met-, et-, prop-, but-, dan seterusnya, dan diakhiri dengan akhiran -ana. Misalnya, CH4 dinamakan metana, C2H6 dinamakan etana, C3H8 dinamakan propana, dan seterusnya.
3. Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang atau gugus alkil. Gugus alkil adalah rantai karbon yang terikat pada rantai utama, yang diberi nama dengan mengganti akhiran -ana menjadi -il. Misalnya, -CH3 dinamakan metil, -C2H5 dinamakan etil, -C3H7 dinamakan propil, dan seterusnya.
4. Nama dan posisi gugus alkil ditulis di depan nama rantai utama, dipisahkan dengan tanda hubung (-). Jika ada lebih dari satu gugus alkil yang sama, maka diberi awalan seperti di-, tri-, tetra-, dan seterusnya, untuk menunjukkan jumlahnya. Jika ada lebih dari satu jenis gugus alkil, maka ditulis sesuai urutan abjad. Misalnya, CH3-CH(CH3)-CH2-CH3 dinamakan 2-metil-butana, CH3-CH(CH3)-CH(CH3)-CH3 dinamakan 2,4-dimetil-pentana, CH3-CH(CH2-CH3)-CH2-CH3 dinamakan 2-etil-butana.
5. Jika rantai utama membentuk lingkaran atau siklus, maka diberi awalan siklo- di depan nama rantai utama. Jika ada gugus alkil yang melekat pada siklus, maka diberi nomor sesuai dengan urutan abjad. Misalnya, C5H10 dinamakan siklo-pentana, C5H10-CH2-CH3 dinamakan 1-etil-siklo-pentana.