1. Home
  2. ยป
  3. Ragam
2 November 2023 23:45

Rumus bunga majemuk, beserta pengertian, periode, dan cara mudah menghitungnya

Rumus bunga majemuk juga dapat membantu merencanakan masa depan keuangan dengan lebih baik, Sri Jumiyarti Risno
foto: freepik.com

Brilio.net - Mungkin kamu pernah mendengar istilah bunga majemuk, tetapi apakah kamu tahu apa arti dari jenis bunga ini? Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal awal ditambah dengan bunga yang diperoleh pada periode sebelumnya.

Bunga majemuk biasanya diterapkan pada produk simpanan atau pinjaman yang memiliki jangka waktu lama. Bunga majemuk dapat membuat modal tumbuh lebih cepat daripada bunga sederhana, yang hanya dihitung berdasarkan modal awal saja.

BACA JUGA :
Rumus setengah bola, pengertian, contoh soal lengkap dengan cara menghitung luas dan volumenya


Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bunga majemuk merupakan salah satu konsep penting dalam bidang keuangan, terutama dalam hal investasi dan pinjaman. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari rumus bunga majemuk. Dengan memahami rumus bunga majemuk, kamu dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat dan tentu menguntungkan.

Selain itu, rumus bunga majemuk juga dapat membantu merencanakan masa depan keuangan dengan lebih baik, seperti mempersiapkan dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun, dan dana impian lainnya. Nah, supaya kamu lebih paham tentang rumus bunga majemuk ini, berikut brilio.net mengulik seputar rumus bunga majemuk mulai dari pengertian, periode, dan cara mudah menghitungnya, dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (2/11).

Definisi bunga majemuk.

BACA JUGA :
Rumus keliling setengah lingkaran, pengertian, contoh soal, dan trik mudah mengerjakannya

foto: freepik.com

Merujuk pada Investopedia, dapat dipahami bahwa definisi bunga majemuk adalah bunga yang dihitung pada prinsip awal, yang juga mencakup semua akumulasi bunga dari periode sebelumnya pada deposito atau pinjaman. Bunga majemuk dihitung dengan mengalihkan jumlah pokok awal dengan satu ditambah tingkat bunga tahunan dinaikkan ke jumlah periode majemuk dikurangi satu.

Sementara itu, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bunga majemuk adalah bunga yang dihitung atas jumlah pinjaman pokok ditambah bunga yang diperoleh sebelumnya. Misalnya, jika seseorang menyimpan uangnya di bank Rp 1.000,00 pada tingkat bunga 10% per tahun, pada akhir tahun pertama akan diperhitungkan menjadi Rp 1.100,00 dan pada akhir tahun ke-2 akan menjadi Rp 1.210,00 (compound interest).

Mendukung penjelasan tersebut, Rini Purnamawati, penulis e-Modul Matematika kelas IX terbitan Kemendikbud, juga berpendapat bahwa bunga majemuk adalah bunga yang diberikan tidak hanya berdasarkan pada uang yang ditabungkan, tetapi bunganya juga. Tak hanya produk simpanan, bunga majemuk juga diterapkan pada produk pinjaman.

Jadi, secara umum bunga majemuk adalah bunga yang diberikan setiap akhir jangka waktu tertentu berdasarkan modal awal. Bunga majemuk juga dapat dihitung atas jumlah pinjaman pokok dan bunga yang sebelumnya diperoleh. Bunga majemuk menjadi salah satu faktor penting dalam proses investasi, sebab terbukti dapat memberikan sejumlah keuntungan yang terus meningkat di masa mendatang.

Perbedaan bunga majemuk dan bunga tunggal.

foto: freepik.com

1. Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal awal ditambah dengan bunga yang diperoleh pada periode sebelumnya. Bunga majemuk biasanya diterapkan pada produk simpanan atau pinjaman yang memiliki jangka waktu lama. Bunga majemuk berbeda dengan bunga tunggal yang hanya dihitung berdasarkan modal awal saja.

2. Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal awal saja selama periode waktu tertentu. Bunga tunggal tidak mempengaruhi jumlah pokok pinjaman atau investasi. Bunga tunggal biasanya diterapkan pada produk simpanan atau pinjaman yang memiliki jangka waktu pendek.

3. Perbedaan utama dari kedua jenis bunga ini terletak pada cara perhitungan dan besaran bunganya. Bunga majemuk dapat membuat modal tumbuh lebih cepat daripada bunga tunggal, karena bunga pada periode sebelumnya akan ditambahkan ke modal dan menghasilkan bunga yang lebih besar pada periode selanjutnya.

4. Bunga majemuk juga disebut sebagai "bunga berbunga" karena besaran bunganya terus bertambah dan beranak. Bunga tunggal lebih sederhana dan tidak memberatkan peminjam atau investor, karena besaran bunganya tetap sama dari periode ke periode.

Rumus bunga majemuk.

foto: freepik.com

Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal awal ditambah dengan bunga yang diperoleh pada periode sebelumnya. Bunga majemuk biasanya diterapkan pada produk simpanan atau pinjaman yang memiliki jangka waktu lama. Bunga majemuk berbeda dengan bunga tunggal yang hanya dihitung berdasarkan modal awal saja.

Untuk menghitung bunga majemuk, ada rumus matematika yang dapat digunakan, yaitu:

Rumus bunga majemuk:

Na = M (1 + i)^n

Keterangan:

Na: nilai akhir

M: modal awal

i: besar bunga yang ditulis secara desimal (misal 5% = 0,05)

n: jangka waktu

Rumus bunga majemuk berdasarkan periode.

foto: freepik.com

Periode bunga majemuk adalah interval waktu antara dua kali pembayaran bunga atau penambahan bunga ke modal pokok. Periode bunga majemuk dapat dinyatakan dalam tahun, semester, bulan, minggu, atau hari, tergantung pada kesepakatan antara pihak yang memberi dan menerima bunga.

Periode bunga majemuk mempengaruhi besaran bunga yang harus dibayar atau diterima, karena semakin sering periode bunga majemuk, semakin besar pula akumulasi bunga yang terjadi. Untuk menghitung bunga majemuk, kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk berdasarka periode berikut:

Mn = M0 (1 + i)^n

Keterangan:

Mn: nilai akhir

M0: modal awal

i: tingkat bunga per periode

n: jumlah periode

Tingkat bunga per periode harus disesuaikan dengan periode bunga majemuk. Misalnya, jika periode bunga majemuk adalah per bulan, maka tingkat bunga per tahun harus dibagi dengan 12 untuk mendapatkan tingkat bunga per bulan. Demikian pula, jika periode bunga majemuk adalah per semester, maka tingkat bunga per tahun harus dibagi dengan 2 untuk mendapatkan tingkat bunga per semester.

Contoh soal rumus bunga majemuk.

foto: freepik.com

1. Pak Budi menabung Rp 5.000.000 di bank dengan bunga majemuk 12% per tahun. Berapa uang Pak Budi setelah 2 tahun?

Pembahasan:

Diketahui:

M = 5.000.000

i = 12% = 0,12

n = 2

Ditanya:

Mn = ?

Jawab:

Mn = M (1 + i)^n

Mn = 5.000.000 (1 + 0,12)^2

Mn = 5.000.000 (1,12)^2

Mn = 5.000.000 x 1,2544

Mn = 6.272.000

Jadi, uang Pak Budi setelah 2 tahun adalah Rp 6.272.000.

2. Ibu Rina meminjam uang Rp 10.000.000 dari bank dengan bunga majemuk 15% per tahun. Berapa uang yang harus dibayar Ibu Rina setelah 3 tahun?

Pembahasan:

Diketahui:

M = 10.000.000

i = 15% = 0,15

n = 3

Ditanya:

Mn = ?

Jawab:

Mn = M (1 + i)^n

Mn = 10.000.000 (1 + 0,15)^3

Mn = 10.000.000 (1,15)^3

Mn = 10.000.000 x 1,520875

Mn = 15.208.750

Jadi, uang yang harus dibayar Ibu Rina setelah 3 tahun adalah Rp 15.208.750.

3. Pak Andi menginvestasikan uangnya sebesar Rp 20.000.000 di reksa dana dengan bunga majemuk 10% per tahun. Berapa nilai investasi Pak Andi setelah 5 tahun?

Pembahasan:

Diketahui:

M = 20.000.000

i = 10% = 0,1

n = 5

Ditanya:

Mn = ?

Jawab:

Mn = M (1 + i)^n

Mn = 20.000.000 (1 + 0,1)^5

Mn = 20.000.000 (1,1)^5

Mn = 20.000.000 x 1,61051

Mn = 32.210.200

Jadi, nilai investasi Pak Andi setelah 5 tahun adalah Rp 32.210.200.

4. Bu Ani menabung uangnya sebesar Rp 50 juta di bank dengan bunga majemuk sebesar i per tahun selama n tahun dan mendapatkan uang sebesar Rp100 juta pada akhir periode tabungan tersebut.
Tentukan nilai i dan n!

Pembahasan:

Diketahui:

M0 = 50 juta
Mn = 100 juta
i = ?
n = ?

Ditanya:

i dan n

Jawab:

Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk sebagai berikut:

Mn = M0(1 + i)^n

100 = 50(1 + i)^n

2 = (1 + i)^n

Logaritma kedua ruas:

Log2 = log(1 + i)^n

Log2 = nlog(1 + i)

Log(1 + i) = log2/n

Gunakan kalkulator untuk mencari nilai i dan n yang memenuhi persamaan di atas.

Salah satu kemungkinan solusi adalah i = 0,14 dan n = 6. Artinya, bunga majemuk per tahun adalah sebesar 14% dan lama tabungan adalah 6 tahun.

5. Seorang investor membeli obligasi senilai Rp 100 juta dengan kupon bunga majemuk sebesar 8% per tahun yang dibayarkan setiap 6 bulan selama 4 tahun. Berapa nilai kupon bunga yang diterima investor setiap kali pembayaran?

Pembahasan:

Diketahui:

Nilai obligasi: Rp100 juta

Kupon bunga: 8% per tahun

Frekuensi pembayaran: 6 bulan

Lama obligasi: 4 tahun

Ditanya:

Nilai kupon bunga per pembayaran

Jawab:

Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung nilai kupon bunga per pembayaran:

Nilai kupon bunga = Nilai obligasi x Kupon bunga / Frekuensi pembayaran

Nilai kupon bunga = 100.000.000 x 0,08 / 2

Nilai kupon bunga = 4.000.000

Jadi, nilai kupon bunga yang diterima investor setiap kali pembayaran adalah Rp 4.000.000.

6. Seorang mahasiswa meminjam uang sebesar Rp 5 juta dari bank dengan bunga majemuk sebesar 1,5% per bulan untuk membayar biaya kuliahnya. Jika mahasiswa tersebut membayar kembali pinjamannya setelah 2 tahun, berapa jumlah uang yang harus dibayarnya?

Pembahasan:

Diketahui:

Pinjaman: Rp 5 juta

Bunga majemuk: 1,5% per bulan

Lama pinjaman: 2 tahun

Ditanya:

Jumlah uang yang harus dibayar

Jawab:

Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk sebagai berikut untuk menghitung jumlah uang yang harus dibayar:

Jumlah uang = Pinjaman x (1 + Bunga majemuk)^Lama pinjaman

Jumlah uang = 5.000.000 x (1 + 0,015)^24

Jumlah uang = 5.000.000 x (1,015)^24

Jumlah uang = 5.000.000 x 1,4428

Jumlah uang = 7.214.000

Jadi, jumlah uang yang harus dibayar oleh mahasiswa tersebut adalah Rp 7.214.000.

7. Seorang pedagang membeli barang dagangan senilai Rp 10 juta dengan bunga majemuk sebesar 2% per bulan dari pemasoknya. Jika pedagang tersebut menjual barang dagangan tersebut setelah 3 bulan dengan harga Rp 12 juta, berapa keuntungan bersih yang didapatnya?

Pembahasan:

Diketahui:

Harga beli: Rp 10 juta

Bunga majemuk: 2% per bulan

Lama menyimpan: 3 bulan

Harga jual: Rp 12 juta

Ditanya:

Keuntungan bersih

Jawab:

Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk sebagai berikut untuk menghitung harga beli setelah ditambah bunga:

Harga beli setelah bunga = Harga beli x (1 + Bunga majemuk)^Lama menyimpan

Harga beli setelah bunga = 10.000.000 x (1 + 0,02)^3

Harga beli setelah bunga = 10.000.000 x (1,02)^3

Harga beli setelah bunga = 10.000.000 x 1,061208

Harga beli setelah bunga = 10.612.080

Kemudian, kita dapat menghitung keuntungan bersih sebagai berikut:

Keuntungan bersih = Harga jual - Harga beli setelah bunga

Keuntungan bersih = 12.000.000 - 10.612.080

Keuntungan bersih = 1.387.920

Jadi, keuntungan bersih yang didapat oleh pedagang tersebut adalah Rp 1.387.920.

8. Seorang ibu rumah tangga menabung uangnya sebesar Rp 15 juta di bank dengan bunga majemuk sebesar 6% per tahun selama 5 tahun. Berapa nilai tabungan ibu tersebut pada akhir periode?

Pembahasan:

Diketahui:

Tabungan awal: Rp 15 juta Bunga majemuk: 6% per tahun Lama menabung: 5 tahun

Ditanya: Nilai tabungan akhir Jawab: Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk sebagai berikut untuk menghitung nilai tabungan akhir:

Nilai tabungan akhir = Tabungan awal x (1 + Bunga majemuk)^Lama menabung

Nilai tabungan akhir = 15.000.000 x (1 + 0,06)^5

Nilai tabungan akhir = 15.000.000 x (1,06)^5

Nilai tabungan akhir = 15.000.000 x 1,3382256

Nilai tabungan akhir = 20.073.384

Jadi, nilai tabungan ibu tersebut pada akhir periode adalah Rp 20.073.384.

9. Seorang siswa membeli buku senilai Rp 50 ribu dengan bunga majemuk sebesar 3% per bulan dari toko buku online. Jika siswa tersebut membayar bukunya setelah 4 bulan, berapa jumlah uang yang harus dibayarnya?

Pembahasan:

Diketahui:

Harga buku: Rp 50 ribu

Bunga majemuk: 3% per bulan

Lama pembayaran: 4 bulan

Ditanya: Jumlah uang yang harus dibayar Jawab: Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk sebagai berikut untuk menghitung jumlah uang yang harus dibayar:

Jumlah uang = Harga buku x (1 + Bunga majemuk)^Lama pembayaran Jumlah uang = 50.000 x (1 + 0,03)^4

Jumlah uang = 50.000 x (1,03)^4

Jumlah uang = 50.000 x 1,125509 Jumlah uang = 56.275

Jadi, jumlah uang yang harus dibayar oleh siswa tersebut adalah Rp 56.275.

10. Seorang karyawan menginvestasikan gajinya sebesar Rp 3 juta di saham dengan bunga majemuk sebesar 12% per tahun. Berapa nilai investasi karyawan tersebut setelah 10 tahun?

Pembahasan:

Diketahui:

Investasi awal: Rp 3 juta Bunga majemuk: 12% per tahun Lama investasi: 10 tahun

Ditanya: Nilai investasi akhir Jawab: Kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk sebagai berikut untuk menghitung nilai investasi akhir:

Nilai investasi akhir = Investasi awal x (1 + Bunga majemuk)^Lama investasi

Nilai investasi akhir = 3.000.000 x (1 + 0,12)^10

Nilai investasi akhir = 3.000.000 x (1,12)^10

Nilai investasi akhir = 3.000.000 x 3,105848

Nilai investasi akhir = 9.317.544

Jadi, nilai investasi karyawan tersebut setelah 10 tahun adalah Rp 9.317.544.

11. Jika seseorang menabung Rp 10 juta di bank dengan bunga majemuk 4% per tahun selama 5 tahun, maka nilai akhir tabungannya adalah:

Pembahasan:

Na = 10.000.000 (1 + 0,04)^5

Na = 10.000.000 (1,04)^5

Na = 10.000.000 x 1,2166529

Na = 12.166.529

Jadi, setelah 5 tahun, tabungannya menjadi Rp 12.166.529.

12. Jika seseorang menabung Rp 10 juta di bank dengan bunga majemuk 12% per tahun dan periode bunga majemuk adalah per bulan, maka nilai akhir tabungannya setelah 2 tahun adalah:

Pembahasan:

Mn = M0 (1 + i)^n

Mn = 10.000.000 (1 + 0,12/12)^24

Mn = 10.000.000 (1 + 0,01)^24

Mn = 10.000.000 (1,01)^24

Mn = 10.000.000 x 1,2682418

Mn = 12.682.418

Jadi, nilai akhir tabungannya setelah 2 tahun adalah Rp 12.682.418.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags