Brilio.net - GDP (Gross domestic product) atau Produk Domestik Bruto adalah salah satu indikator untuk mengukur perekonomian suatu negara. Secara sederhana, rumus GDP adalah rumus untuk menghitung jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu.
Ada beberapa cara untuk menghitung GDP, seperti pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan produksi. Untuk membedah rumus GDP lebih lanjut, berikut brilio.net himpun dari berbagai sumber, Senin (30/10), ulasan lengkap tentang rumus GDP mulai dari pengertian, jenis, manfaat, dan contoh soal. Yuk simak di bawah ini!
BACA JUGA :
Rumus fungsi penawaran, beserta pengertian, macam, dan cara mengerjakan contoh soal
Pengertian GDP (Gross domestic product).
foto: freepik.com
GDP adalah singkatan dari Gross Domestic Product, atau dalam bahasa Indonesia disebut Produk Domestik Bruto (PDB). GDP adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu. GDP mencerminkan kinerja ekonomi dan kesejahteraan suatu negara.
BACA JUGA :
Rumus bunga tunggal, pahami konsep, manfaat, dan contoh soal
Berikut adalah beberapa pengertian GDP menurut ahli:
- Menurut Mankiw (2007), GDP adalah jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun.
- Menurut Sadono (2010), GDP merupakan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun).
- Menurut Prasetyo (2011), GDP adalah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi oleh seluruh warga masyarakat pada suatu wilayah negara yang bersangkutan (termasuk produksi warga negara asing di negara tersebut) dalam periode tertentu, biasanya dalam satu tahun.
- Menurut McEachern (2000), GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
- Menurut Herlambang dkk (2001), GDP adalah total pendapatan yang dihasilkan di dalam suatu negara, termasuk pendapatan orang asing yang bekerja di dalam suatu negara.
Rumus GDP (Gross domestic product).
foto: freepik.com
Umumnya, rumus GDP merupakan pendapatan dari seluruh produk yang dihasilkan oleh suatu negara. Baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Untuk mengetahui nilai GDP suatu negara dapat menggunakan beberapa rumus yaitu pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan produksi.
Adapun rumus umum GDP (Gross domestic product).
GDP = Pendapatan warga negara asli negara tersebut + Pendapatan warga negara asing yang berada di negara tersebut
Selain itu, rumus GDP lainnya sebagai berikut:
1. Pendekatan pendapatan.
GDP dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi, seperti upah, sewa, bunga, dan laba. Rumusnya adalah:
GDP = Upah + Sewa + Bunga + Laba
atau
GDP = w + r + i +
Keterangan:
w = upah
r = bunga
i = pendapatan sewa
= laba/profit
2. Pendekatan pengeluaran.
GDP dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pelaku ekonomi, seperti konsumen, investor, pemerintah, dan pedagang luar negeri. Rumus GDP-nya adalah:
GDP = C + I + G + (X M)
Keterangan:
C = konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
3. Pendekatan produksi.
GDP dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap sektor produksi, seperti pertanian, industri, dan jasa12. Rumus GDP adalah:
GDP = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (Pn x Qn)
Keterangan:
P1 = harga barang ke-1
Q1 = jumlah barang ke-1
Pn = harga barang ke-n
Qn = harga barang ke-n
Jenis-jenis GDP (Gross domestic product).
foto: freepik.com
1. GDP Nominal.
GDP nominal adalah ukuran GDP yang menghitung nilai seluruh barang dan jasa dalam mata uang negara yang bersangkutan pada saat pengukuran. Ini tidak memperhitungkan inflasi atau perubahan nilai mata uang. GDP nominal memberikan gambaran tentang seberapa besar perekonomian dalam mata uang aktualnya.
2. GDP riil.
GDP riil adalah ukuran GDP yang disesuaikan dengan inflasi atau deflasi. Ini menghitung nilai barang dan jasa dalam harga konstan (biasanya dalam harga tahun dasar) untuk menghilangkan efek perubahan harga dari tahun ke tahun. GDP riil memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi sebenarnya, karena tidak terpengaruh oleh perubahan harga.
3. GDP per kapita.
GDP per kapita adalah ukuran GDP per individu dalam populasi suatu negara. Ini dihitung dengan membagi GDP dengan jumlah penduduk. Ini memberikan gambaran tentang kesejahteraan rata-rata masyarakat suatu negara.
4. GDP pertumbuhan.
Persentase perubahan GDP dari tahun ke tahun. GDP pertumbuhan menunjukkan seberapa cepat atau lambat perekonomian suatu negara berkembang. Potensi GDP: nilai maksimum GDP yang dapat dicapai suatu negara jika semua sumber daya digunakan secara optimal. Potensi GDP menunjukkan kapasitas produksi suatu negara.
5. Purchasing power parity (PPP).
Nilai GDP yang disesuaikan dengan daya beli mata uang suatu negara. PPP membandingkan tingkat harga barang dan jasa antar negara. PPP dapat menunjukkan standar hidup penduduk suatu negara.
Manfaat mengetahui rumus GDP (Gross domestic product).
foto: freepik.com
Gross Domestic Product (GDP) memiliki manfaat yang signifikan dalam analisis ekonomi dan untuk pemantauan kesehatan ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan GDP:
1. Mengukur pertumbuhan ekonomi.
GDP digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara dari tahun ke tahun. Ini memungkinkan pemerintah dan analis ekonomi untuk melihat apakah ekonomi sedang tumbuh, stagnan, atau mengalami kontraksi.
2. Membandingkan negara.
GDP memungkinkan perbandingan kesejahteraan ekonomi antara negara-negara. Dengan menggunakan GDP per kapita (GDP per individu), dapat membandingkan tingkat kesejahteraan individu di berbagai negara.
3. Mengidentifikasi tren ekonomi.
GDP membantu dalam mengidentifikasi tren ekonomi jangka panjang dan pendek. Ini dapat membantu pemerintah dan pelaku pasar untuk merencanakan dan membuat keputusan ekonomi yang lebih baik.
4. Mengukur produktivitas.
Pertumbuhan GDP dapat mencerminkan peningkatan produktivitas suatu negara. Peningkatan produktivitas berkontribusi pada peningkatan standar hidup dan kesejahteraan.
5. Pemantauan kinerja pemerintah.
Pemerintah menggunakan GDP sebagai alat untuk mengukur efektivitas kebijakan ekonomi dan program-program pemerintah. Hal ini membantu mereka dalam mengidentifikasi bidang yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
6. Perencanaan bisnis.
Perusahaan dan investor menggunakan informasi GDP untuk merencanakan bisnis dan investasi mereka. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat mengindikasikan peluang bisnis yang baik.
7. Mengukur inflasi.
Kenaikan tiba-tiba dalam GDP yang melebihi pertumbuhan alami ekonomi dapat menunjukkan adanya inflasi yang mungkin perlu diatasi oleh bank sentral.
8. Mengukur ketimpangan ekonomi
GDP dapat membantu dalam mengidentifikasi ketimpangan ekonomi di dalam suatu negara. Pemahaman ketimpangan ini penting untuk mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif.
9. Perencanaan anggaran pemerintah.
Pemerintah menggunakan perkiraan GDP untuk merencanakan anggaran dan alokasi sumber daya. Selain itu, GDP digunakan untuk mengukur dampak peristiwa ekonomi seperti resesi, krisis keuangan, atau perubahan kebijakan pemerintah terhadap ekonomi.
Contoh soal seputar rumus GDP (gross domestic product).
foto: freepik.com
1. Jika suatu negara memiliki pendapatan WNI dalam negeri sebesar Rp 500 triliun, pendapatan WNI luar negeri sebesar Rp 50 triliun, dan pendapatan WNA dalam negeri sebesar Rp 25 triliun, maka GDP dan GNP negara tersebut adalah:
a. GDP = Rp 525 triliun, GNP = Rp 550 triliun
b. GDP = Rp 525 triliun, GNP = Rp 500 triliun
c. GDP = Rp 500 triliun, GNP = Rp 525 triliun
d. GDP = Rp 500 triliun, GNP = Rp 550 triliun
Jawaban: a
Pembahasan:
GDP dihitung dengan menjumlahkan pendapatan WNI dalam negeri dan pendapatan WNA dalam negeri, sedangkan GNP dihitung dengan menjumlahkan pendapatan WNI dalam negeri dan pendapatan WNI luar negeri.
GDP = Pendapatan WNI Dalam Negeri + Pendapatan WNA Dalam Negeri
GDP = 500 + 25 = 525 triliun rupiah
GNP = Pendapatan WNI Dalam Negeri + Pendapatan WNI Luar Negeri
GNP = 500 + 50 = 550 triliun rupiah
2. Jika suatu negara memiliki konsumsi sebesar Rp 300 triliun, investasi sebesar Rp 100 triliun, pengeluaran pemerintah sebesar Rp 150 triliun, ekspor sebesar Rp 50 triliun, dan impor sebesar Rp 75 triliun, maka GDP negara tersebut adalah:
a. GDP = Rp 625 triliun
b. GDP = Rp 600 triliun
c. GDP = Rp 575 triliun
d. GDP = Rp 550 triliun
Jawaban: c
Pembahasan:
GDP dihitung dengan menjumlahkan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan selisih antara ekspor dan impor.
GDP = C + I + G + (X M)
GDP = 300 + 100 + 150 + (5075)
GDP = 575 triliun rupiah
3. Jika suatu negara memiliki upah sebesar Rp 200 triliun, sewa sebesar Rp 100 triliun, bunga sebesar Rp 50 triliun, dan laba sebesar Rp 150 triliun, maka GDP negara tersebut adalah:
a. GDP = Rp 500 triliun
b. GDP = Rp 450 triliun
c. GDP = Rp 400 triliun
d. GDP = Rp 350 triliun
Jawaban: a
Pembahasan:
GDP dihitung dengan menjumlahkan upah, sewa, bunga, dan laba yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi.
GDP = Upah + Sewa + Bunga + Laba
GDP = 200 + 100 + 50 + 150
GDP = 500 triliun rupiah
4. Jika suatu negara memiliki GDP sebesar Rp 600 triliun, pendapatan WNI luar negeri sebesar Rp 40 triliun, dan pendapatan WNA dalam negeri sebesar Rp 20 triliun, maka GNP negara tersebut adalah:
a. GNP = Rp 620 triliun
b. GNP = Rp 600 triliun
c. GNP = Rp 580 triliun
d. GNP = Rp 560 triliun
Jawaban: a
Pembahasan:
GNP dihitung dengan menambahkan GDP dengan pendapatan WNI luar negeri dan mengurangi pendapatan WNA dalam negeri.
GNP = GDP + (PFLN PFDN)
Keterangan:
PFLN = pendapatan faktor luar negeri
PFDN = pendapatan faktor dalam negeri.
GNP = 600 + (40 20)
GNP = 620 triliun rupiah