Brilio.net - Kamu ingin memulai usaha barang atau jasa tapi binggung menentukan harga jualnya? Jika iya, maka kamu perlu mengetahui apa itu HPP dan bagaiaman cara menghitungnya. Pasalnya, memahami cara menghitung rumus HPP bisa membantu kamu agar tidak mengalami kerugian dan menentukan harga jual produkmu.
Rumus HPP adalah singkatan dari harga pokok penjualan yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan. Untuk menghitung harga pokok penjualan tidak terlalu rumit kok. Kamu hanya perlu memahami rumus HPP ini.
BACA JUGA :
Rumus perhitungan inflasi, lengkap dengan contoh soal dan jawabannya
Berikut ini, brilio.net sajikan ulasan lengkap tentang rumus HPP, mulai dari pengertian, bagaimana cara menghitungnya dan contoh soal serta pembahasan yang mudah dipahami, dihimpun dari berbagai sumber pada Jumat (13/10).
Pengertian HPP (Harga Pokok Penjualan)
foto: freepik.com
BACA JUGA :
13 Contoh soal fungsi permintaan dan penjelasan, mudah dipahami
HPP adalah singkatan dari "Harga Pokok Produksi." HPP adalah istilah yang digunakan dalam akuntansi dan manajemen keuangan untuk merujuk pada total biaya produksi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk menghasilkan suatu produk atau layanan.
HPP mencakup semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produksi.
HPP merupakan informasi yang sangat penting dalam pengelolaan bisnis karena dapat membantu perusahaan menentukan harga jual yang sesuai untuk produk atau layanan mereka. Dengan mengetahui HPP, perusahaan dapat menghitung margin keuntungan yang diinginkan dan mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.
Selain itu, HPP juga digunakan dalam laporan keuangan perusahaan untuk menghitung laba kotor. Rumus umum untuk menghitung HPP adalah:
HPP = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal - Persediaan Barang Akhir
Harga Pokok Produksi adalah biaya yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang digunakan untuk membuat produk. Persediaan Barang Awal adalah jumlah barang yang tersedia di awal periode akuntansi. Persediaan Barang Akhir adalah jumlah barang yang tersisa di akhir periode akuntansi.
Kenapa rumus HPP penting untuk dipelajari?
foto: freepik.com
Rumus HPP dapat memengaruhi beberapa hal, seperti:
1. Laba atau rugi perusahaan.
HPP merupakan salah satu komponen yang mengurangi pendapatan perusahaan dari penjualan produk atau jasa. Semakin besar HPP, semakin kecil laba perusahaan, dan sebaliknya.
2. Harga jual produk atau jasa.
HPP dapat menjadi acuan untuk menetapkan harga jual produk atau jasa yang sesuai dengan biaya produksi dan keuntungan yang diharapkan.
3. Pengendalian biaya produksi.
HPP dapat membantu pebisnis dalam mengidentifikasi biaya-biaya yang tidak efisien atau tidak perlu dalam proses produksi, sehingga dapat dilakukan penghematan atau pengurangan.
4. Perencanaan anggaran.
HPP dapat menjadi dasar untuk membuat anggaran produksi dan penjualan yang realistis dan terukur. Dengan mengetahui HPP, pebisnis dapat membuat keputusan yang tepat dan strategis untuk mengembangkan usaha mereka.
Komponen penentu HPP (Harga Pokok Penjualan)
foto: freepik.com
Terdapat tiga jenis komponen penentu HPP, yaitu:
1. Persediaan awal barang dagang, yaitu jumlah barang yang tersedia di awal periode akuntansi. Saldo persediaan awal barang ini bisa dilihat di neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan di tahun sebelumnya.
2. Persediaan akhir barang dagang, yaitu jumlah barang yang tersisa di akhir periode akuntansi. Saldo persediaan akhir barang ini bisa dilihat di data penyesuaian perusahaan di akhir periode.
3. Pembelian bersih, yaitu jumlah pembelian barang setelah dikurangi dengan retur, potongan, diskon, dan biaya pengiriman barang yang dibeli
Contoh soal dan cara menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan).
foto: freepik.com
Berikut ini adalah lima contoh soal tentang rumus HPP:
1. Sebuah perusahaan dagang menjual barang dengan harga Rp 100.000 per unit. Pada awal tahun 2023, persediaan awal barang dagang adalah Rp 50.000.000. Selama tahun 2023, perusahaan membeli barang dagang sebesar Rp 400.000.000 dan menjual barang dagang sebanyak 5.000 unit. Pada akhir tahun 2023, persediaan akhir barang dagang adalah Rp 60.000.000. Berapakah HPP perusahaan tersebut pada tahun 2023?
Jawaban:
HPP = Persediaan awal barang dagang + Pembelian bersih - Persediaan akhir barang dagang
HPP = Rp 50.000.000 + Rp 400.000.000 - Rp 60.000.000
HPP = Rp 390.000.000
2. Sebuah perusahaan manufaktur memproduksi sepatu dengan biaya bahan baku Rp 50.000 per pasang, biaya tenaga kerja langsung Rp 30.000 per pasang, dan biaya overhead pabrik Rp 20.000 per pasang. Pada awal tahun 2023, persediaan bahan baku adalah Rp 10.000.000, persediaan barang dalam proses adalah Rp 15.000.000, dan persediaan barang jadi adalah Rp 25.000.000. Selama tahun 2023, perusahaan membeli bahan baku sebesar Rp 200.000.000 dan memproduksi sebanyak 10.000 pasang sepatu. Pada akhir tahun 2023, persediaan bahan baku adalah Rp 12.000.000, persediaan barang dalam proses adalah Rp 18.000.000, dan persediaan barang jadi adalah Rp 30.000.000. Berapakah HPP perusahaan tersebut pada tahun 2023?
Jawaban:
HPP = Harga pokok produksi + Persediaan awal barang jadi - Persediaan akhir barang jadi
Harga pokok produksi = Biaya bahan baku yang dipakai + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrik
Biaya bahan baku yang dipakai = Persediaan awal bahan baku + Pembelian bahan baku - Persediaan akhir bahan baku
Biaya bahan baku yang dipakai = Rp 10.000.000 + Rp 200.000.000 - Rp 12.000.000
Biaya bahan baku yang dipakai = Rp 198.000.000
Biaya tenaga kerja langsung = Biaya tenaga kerja langsung per pasang x Jumlah produksi
Biaya tenaga kerja langsung = Rp 30.000 x 10.000
Biaya tenaga kerja langsung = Rp 300.000.000
Biaya overhead pabrik = Biaya overhead pabrik per pasang x Jumlah produksi
Biaya overhead pabrik = Rp 20.000 x 10.000
Biaya overhead pabrik = Rp 200.000.000
Harga pokok produksi = Rp 198.0000 + Rp 3000 + Rp2000
Harga pokok produksi = Rp6980
HPP = Rp6980 + Rp2500 - Rp3000
HPP = RP6680
3. Sebuah toko buku menjual buku dengan harga rata-rata Rp75,00 per buah.
- Pada tanggal 1 Januari, toko buku memiliki persediaan awal sebanyak
500 buah buku dengan nilai total sebesar RP25,00.
- Selama bulan Januari, toko buku membeli buku sebanyak 1,500 buah dengan harga rata-rata RP50,00 per buah.
- Selama bulan Januari, toko buku menjual buku sebanyak 1,200 buah.
- Pada tanggal 31 Januari, toko buku melakukan stock opname dan menemukan bahwa persediaan akhirnya adalah sebanyak 800 buah buku.
Berapakah HPP toko buku selama bulan Januari?
Jawaban:
HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih - Persediaan akhir
HPP = (500 x RP50) + (1,500 x RP50) - (800 x RP50)
HPP = RP25,00 + RP75,00 - RP40,00
HPP = RP60,00
4. Sebuah perusahaan jasa menyediakan layanan konsultasi dengan tarif Rp 500.000 per jam. Pada bulan Februari, perusahaan tersebut melayani klien sebanyak 100 jam. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memberikan layanan konsultasi adalah sebagai berikut:
- Gaji konsultan: Rp 300.000 per jam
- Biaya transportasi: Rp 50.000 per jam
- Biaya sewa ruang: Rp 10.000.000 per bulan
- Biaya listrik, air, dan telepon: Rp 5.000.000 per bulan
Berapakah HPP perusahaan jasa tersebut pada bulan Februari?
Jawaban:
HPP = Biaya langsung + Biaya tidak langsung
Biaya langsung = Gaji konsultan + Biaya transportasi
Biaya langsung = (Rp 300.000 x 100) + (Rp 50.000 x 100)
Biaya langsung = Rp 35.000.000
Biaya tidak langsung = Biaya sewa ruang + Biaya listrik, air, dan telepon
Biaya tidak langsung = Rp 10.000.000 + Rp 5.000.000
Biaya tidak langsung = Rp 15.000.000
HPP = Rp 35.000.000 + Rp 15.000.000
HPP = Rp 50.000.000
5. Sebuah perusahaan catering menyediakan makanan untuk acara-acara dengan harga rata-rata Rp 100.000 per porsi. Pada bulan Maret, perusahaan tersebut menerima pesanan sebanyak
2,000 porsi.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyediakan makanan adalah sebagai berikut:
- Bahan baku: Rp 40.000 per porsi
- Tenaga kerja: Rp 20.000 per porsi
- Bahan bakar: Rp 5.000 per porsi
- Peralatan: Rp 10.000.000 (diasumsikan dapat digunakan untuk 10,000 porsi)
Berapakah HPP perusahaan catering tersebut pada bulan Maret?
Jawaban:
HPP = Biaya baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead
Biaya baku = Bahan baku x Jumlah pesanan
Biaya baku = Rp 40.000 x 2,000
Biaya baku = Rp 80.000.000
Biaya tenaga kerja = Tenaga kerja x Jumlah pesanan
Biaya tenaga kerja = Rp 20.000 x 2,000
Biaya tenaga kerja = Rp 40.000.000
Biaya overhead = Bahan bakar + Peralatan / Jumlah porsi yang dapat disediakan oleh peralatan
Biaya overhead = (Rp 5,00 x 2,00) + (Rp10,00 /10,00)
Biaya overhead = (Rp10,00) + (Rp1,00)
Biaya overhead = Rp11,00
HPP = Rp80,00 + Rp40,00 + Rp11,00
HPP = RP131,00